Polri Pastikan Simulasi Penanganan Teroris di Stasiun MRT Tidak Terkait Natal dan Tahun Baru
Menurut dia, penanganan ancaman bom dan teroris ini adalah bentuk kolaborasi antara kepolisian dan MRT.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN LAMA - Komandan Satuan Bantek Gegana Korps Brimob Polri Kombes Dadang Rahardja memastikan simulasi penanganan ancaman bom dan teroris di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, tak terkait perayaan Natal dan Tahun Baru 2021.
Menurut dia, penanganan ancaman bom dan teroris ini adalah bentuk kolaborasi antara kepolisian dan MRT.
"Sebenarnya tidak (terkait Natal dan Tahun Baru). Tidak dalam rangka pengamanan operasi lilin, sandi kepolisian. Saat ini merupakan antisipasi ancaman yang mungkin terjadi di MRT," kata Dadang di lokasi, Rabu (16/12/2020) malam.

"Kegiatan sinergi antara kami di korps Brimob pasukan Gegana dengan satuan kewilayahan termasuk MRT sebagai pemilik objek vital ini," tambahnya.
Sebanyak 200 personel gabungan yang terdiri dari Brimob Polri, satuan kewilayahan Polres Metro Jakarta Selatan, dan keamanan internal MRT diikutsertakan dalam simulasi ini.
"Ada tiga adegan, artinya kita menghadapi satu terhadap ancaman bom, ancaman teror, dan anacaman kima, biologi, radioaktif," terang Dadang.
Alasan Brimob gelar simulasi di stasiun MRT
Tim Gegana Korps Brimob Mabes Polri menggelar simulasi penanganan ancaman bom dan teroris di Stasiun MRT Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (16/12/2020) malam.
Simulasi ini sengaja digelar di stasiun MRT karena dianggap salah satu objek vital di Jakarta.
Hal itu dikatakan Dansat Bantek Gegana Korps Brimob Polri, Kombes Dadang Rahardja yang memimpin simulasi ini.
"Karena MRT merupakan objek vital, merupakan angkutan massal buat masyarakat khususnya Jakarta, sehingga perlu antisipasi terhadap ancaman yang mungkin terjadi dengan adanya MRT yang ada di Jakarta," kata Dadang di lokasi.
Dadang menjelaskan, simulasi tersebut meliputi penanganan ancaman kimia, biologi, teror, dan bom.
"Sehingga Kepolisian Satuan Brimob siap untuk melakukan pengamanan mapping ancaman yang mungkin terjadi pada objek vital MRT," ujar dia.
Sebanyak 200 personel gabungan yang terdiri dari Brimob Polri, satuan kewilayahan Polres Metro Jakarta Selatan, dan keamanan internal MRT diikutsertakan dalam simulasi ini.