Bantu Sopir Buang Jasad Istri Siri, Kernet Bus Ungkap Cara Korban Dikuburkan: Saya Pegang Tangannya
Hampir 2 tahun berlalu, kasus penemuan mayat perempuan hamil di taman kota Tol Jagorawi Kelurahan Kebon Pala, Makasar, Jakarta Timur akhirnya terungka
Penulis: Muji Lestari | Editor: Kurniawati Hasjanah
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Hampir 2 tahun berlalu, kasus penemuan mayat perempuan hamil di taman kota Tol Jagorawi Kelurahan Kebon Pala, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur akhirnya terungkap.
Jasad perempuan itu bernama Hilda Hidayah (22), korban pembunuhan yang dilakukan oleh suami sirinya Hendra Supriyatnya alias Indra (38).
Ironisnya saat tewas, korban tengah hamil 9 bulan.
Diketahui Hilda Hidayah merupakan istri muda Indra yang dinikahi secara siri.
Seusai menghabisi nyawa istri sirinya yang sedang hamil tua, Indra yang saat itu bekerja sebagai sopir bus meminta bantuan sang kernet, Muhammad Qhairul Fauzi alias Unyil (20) untuk membuang jasad korban.
Sopir bus Mayasari itu mengaku membunuh Hilda pada 3 April 2019 malam, lalu membuang jasadnya di taman kota Tol Jagorawi, Kecamatan Makasar.
Baca juga: Detik-detik Ibu Hamil Dibunuh Suami Siri dalam Bus, Berawal saat Korban Datangi Pelaku di Terminal
Jasad Hilda yang saat kejadian hamil sembilan bulan anak hasil hubungannya dengan Indra ditemukan warga pada Minggu 7 April 2020.
Sejak membantu Indra melakukan aksi keji tersebut, kehidupan Unyil tak lagi tenang.
Kematian Hilda, istri muda Indra jadi mimpi buruk bagi Unyil setiap hari.
Selama ini Unyil menyimpan rapat rahasia bagaimana temannya Indra membunuh istri sirinya menggunakan balok kayu pengganjal pintu bus.
Baca juga: Keluarga Korban Pembunuhan Ibu Hamil: Kalau Ada yang Lebih Berat dari Hukuman Mati Kami Ajukan
Baca juga: Tanggapi Rencana FPI Gelar Aksi 1812, Refly Harun Ingatkan Agar Hati-hati Terhadap Penyusup
Baca juga: Disebut Teddy Ikut Campur Soal Konflik Warisan, Sule Membantah: Sebagai Orangtua Perlu Tahu Dong
Kernet Bus Bantu Kuburkan Jasad Korban
Malam itu Unyil tak bisa menolak ketika diajak Indra untuk membantu menguburkan mayat korban ala kadarnya di taman kota Tol Jagorawi.
Indra memilih menguburkan mayat Hilda di taman kota Tol Jagorawi, Kelurahan Kebon Pala, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, karena area sekitar sepi dan jauh dari permukiman warga.
Terus menyembunyikan aksi kejinya, Unyil mengaku stres. Tapi, ia tak berani menyerahkan diri ke polisi.

"Saya enggak kuat, stres. Tapi mau nyerahin diri juga enggak berani, takut dipenjara," ujar Unyil saat dihadirkan di Mapolsek Makasar, Jakarta Timur, Rabu (14/12/2020).
Unyil juga mengaku selama ini terus dihantui oleh arwah korban.
"Saya dihantui terus sama arwah korban. Saya minta maaf sama korban," imbuh dia.
Baca juga: Umumkan Kehamilan Dinda Hauw, Rey Mbayang Pajang Hasil USG di Instagram: Aku Mau Jadi Ayah Guys!
Sehari-hari, Unyil menjadi kernet bus angkutan umum berpelat B 7069 IV rute Kampung Rambutan-Cikarang yang disopiri oleh Indra.
Unyil ikut membantu mengangkat mayat korban saat hendak dikuburkan.
"Saya pegang tangannya. Tapi yang menggali tanah untuk lokasi nguburnya, si Indra. (Korban Hilda, red) Dikubur malam-malam," terang Unyil.
Dibunuh di dalam bus
Sebuah bus Mayasari P9BC rute Kampung Rambutan-Cikarang berpelat B 7069 jadi satu barang bukti dalam kasus pembunuhan Hilda Hidayah.
Kapolsek Makasar Kompol Saiful Anwar mengatakan dalam bus tersebut lah Hilda dibunuh suami sirinya sendiri, Indra .
"Dalam bus tersebut pelaku memukul kepala korban menggunakan balok kayu pengganjal pintu bus hingga korban tewas," kata Saiful

Petaka berawal saat Hilda yang saat kejadian hamil sembilan bulan anak hasil hubungannya dengan Indra mendatangi pelaku di Terminal Cikarang.
Tepatnya pada Rabu (3/4/2019) pukul 21.00 WIB kala Hilda hendak meminta Indra meresmikan hubungan pernikahan mereka secara hukum negara.
"Korban meminta pertanggungjawaban pelaku sejak hamil lima bulan. Tapi pelaku selalu menolak karena sudah berkeluarga, dalam bus mereka bertengkar sampai pelaku membunuh korban," ujarnya.
Tak hanya memukul dengan balok pengganjal pintu bus, dari hasil pemeriksaan Saiful menuturkan Indra sempat mencekik Hilda sekitar 5 menit.
Baca juga: Akankah Stimulus Token Listrik Gratis Diperpanjang Sampai 2021? Berikut Penjelasan dari Pihak PLN
Tujuannya memastikan Hilda yang dikenal Indra karena bekerja jadi pegawai satu rumah makan di Terminal Kampung Rambutan sepenuhnya tewas.
"Setelah memastikan korban tewas pelaku turun dari bus memanggil Muhammad Qhairul Fauzi alias Unyil (20) yang merupakan kernetnya saat menjadi sopir bus Mayasari," tuturnya.
Ditemukan warga
Pencari love bird pertama kali menemukan mayat Hilda karena kakinya menyembul. Setelah melapor polisi, barulah tampak kondisi mayat hampir membusuk pada Minggu (7/4/2019).
Identitas korban saat itu berstatus Mrs X, karena polisi sama sekali tak menemukan identitas padanya.

Polisi sulit mengungkap siapa gerangan Mrs X itu karena tak ada CCTV di lokasi. Ciri-ciri fisik korban yang disebar pun tak membuahkan hasil.
Identifikasi lewat sidik jari gagal karena Hilda belum melakukan perekaman pembuatan KTP elektronik.
Berbilang hari, bulan, hingga tahun, lantaran terus dihantui sosok Hilda, Unyil menceritakan keterlibatan dirinya dalam pembunuhan istri siri Indra ke warga.
Baca juga: Diduga Ilegal Menerima Pasien OTG, Irwandi Segel Hotel Alvin Oyo TownHouse di Sawah Besar
Belakangan warga tadi melapor pada Senin (14/12/2020) lalu Unit Reskrim Makasar langsung mencari keberadaan Unyil.
Pertama kali polisi mendatangi pihak keluarga dan menyodorkan pakaian yang terakhir kali dipakai korban.
Sehari-hari korban menjadi pegawai rumah makan di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur.
"Pihak keluarga langsung menangis dan membenarkan," ucap Kanit Reskrim Polsek Makasar Iptu Mochamad Zen.
Selanjutnya, polisi melanjutkan penyelidikan untuk membuat kasus ini terungkap dan terang siapa pelakunya.