Natal dan Tahun Baru 2020
Libur Natal dan Tahun Baru, Polisi Bakal Rapid Test Antigen Acak di Rest Area Mulai Banten-Cikampek
Korlantas Polri menggelar Operasi Lilin 2020 mulai 21 Desember 2020-4 Januari 2021 dan melakukan rapid test antigen acak di 70 rest area.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Korlantas Polri menggelar Operasi Lilin 2020 mulai 21 Desember 2020-4 Januari 2021 untuk mengamankan libur Natal dan Tahun 2021.
Polri bakal melakukan rapid test antigen secara acak bagi pengendara mobil yang akan pergi atau keluar daerah.
Dalam Operasi Lilin 2020, polisi mendapat tugas baru untuk bertanggung jawab atas kontrol pengawasan penerapan protokol kesehatan Covid-19 di Rest Area.
Tercatat sekitar 70 rest area yang ada dari Banten hingga Cikampek.
Operasi Lilin 2020 memang berbeda dari tahun sebelumnya yang digelar untuk kelancaran lalu lintas.
Di masa pandemi Covid-19 tahun ini, operasi lebih difokuskan pada masalah ketertiban protokol kesehatan terkait perjalanan liburan.

Untuk pelaksanaan random cek rapid test antigen yang akan dihelat jajaran Korlantas, nantinya akan berpusat di ruas jalan tol yang menjadi akses utama untuk ke luar kota.
"Mulai Banten hingga Cikampek, ada sekitar 70 titik rest area, nantinya kita akan gelar random cek khusus menggunakan swab antigen bagi pengunjung yang melanggar protokol kesehatan,” kata Kakorlantas Polri Irjen Pol Istiono dilansir dari NTMC Polri, Jumat (18/12/2020).
Istiono mengatakan, pada Operasi Lilin Tahun 2020, Polri akan menyiagakan 123.451 personel di seluruh Indonesia.
Target utamanya adalah memutus mata rantai penyebaran Covid-19 serta terjadinya kerumunan massa.
"Mewujudkan Kamtibmas yang mantap dan kondusif dalam pelaksanaan ibadah Natal serta Tahun Baru, dan terciptanya Kamseltibcarlantas demi menurunkan jumlah fatalitas korban kecelakaan," ucap Istiono.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, sudah menetapkan selain penumpang transportasi umum, pihaknya akan mengerahkan petugas untuk melakukan random rapid test antigen bagi pengendara mobil pribadi.
Lokasi dan teksnisnya sampai saat ini masih didiskusikan dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), namun Riza memastikan bila hal tersebut berlaku bagi pengguna mobil pribadi yang ingin masuk atau keluar dari Jakarta.
"Terkait perjalanan darat, dari luar kota ke Bandung dan sebagainya itu nanti kami sedang koordinasi dengan Kemenhub. Rapid test antigen akan dilakuan secara random, teknisnya sedan diatur," kata Riza.
Rapit Test Antigen Bagi Pengendara Kendaraan Pribadi

Tak hanya penumpang transportasi umum, aturan wajib rapid test antigen bagi masyarakat yang akan keluar-masuk Jakarta juga akan berlaku bagi pengguna kendaraan pribadi.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta saat ini sedang melakukan koordinasi terkait pelaksanaannya dengan Kementerian Perhubungan (Kemenub). Untuk prosesnya sendiri akan dilakukan secara acak atau random.
"Terkait perjalanan darat, dari luar kota ke Bandung dan sebagainya itu nanti kami sedang koordinasi dengan Kemenhub. Rapid test antigen akan dilakukan secara random, teknisnya sedan diatur," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (17/12/2020).
Menurut Riza, pengecekan secara acak atau random rapid test antigen dilakukan lantaran tidak mungkin untuk melakukan pengecekan secara menyeluruh.
Hal tersebut lantaran adanya mobilitas masyarakat yang datang ke Jakarta untuk bekerja.
Sementara untuk pelaksanaanya sendiri nantinya akan secara cuma-cuma atau gratis. Artinya, pengendara dan penumpang mobil pribadi yang saat keluar atau masuk Jakarta dites tak harus mengeluarkan biaya apapun.
"Tidak semuanya yang lewat darat itu dites, melalui Bogor, Jagorawi, Cikampek. Karena banyak yang bolak-balik hari-hari kerja di Jakarta. Dinas Perhubungan (Dishub) nanti yang akan menjaga titik-titik perbatasan jelang libur Natal dan tahun baru," kata Riza.
Saat mengkonfirmasikan hal tersebut, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan, bila random rapid test antigen memang akan dilakukan bagi masyarakat yang akan berpergian menggunakan mobil pribadi.
Baca juga: Kisah Mursih dan Narun Tinggal di Rumah Reyot, Menderita Sakit Keras hingga Tak Tersentuh Bantuan
Baca juga: The Jakmania Ulang Tahun, Anies Baswedan Puji Kontribusi Nyata Suporter Setia Persija Jakarta
Baca juga: Promo Giant di Akhir Pekan 18-23 Desember 2020, Beragam Produk Diskon Nugget Hingga Ayam
Untuk Kemenhub sendiri nanti fokusnya akan lebih ke rest area yang ada dijalan tol.
Namun untuk teknis masih didiskusikan sampai saat ini.
"Iya kita akan lakukan secara random, jadi acak saja nanti dan itu gratis bagi pengendara mobil pribadi dan penumpang yang melakukan perjalanan liburan atau pulang kampung di libur panjang," ujar Budi kepada Kompas.com, Kamis (17/12/2020)
"Metodenya kami di jalan tol, seperti rest area, baik yang arah Bandung atau Trans Jawa. Tapi itu (pelaksanaannya) tidak di setiap rest area ada, karena random hanya ambil sample saja secara acak dan gratis," kata dia.
Pakar Imunisasi Jelaskan Kesiapan Distribusi Vaksin Covid-19

Masyarakat perlu untuk mengetahui, bahwa vaksin merupakan produk biologis yang memiliki kerentanan pada perubahan suhu.
Oleh karena itu, umumnya vaksin perlu tersimpan pada suhu 2-8 derajat celcius, dan suhu ini harus terjaga dari pabrik sampai ke puskesmas.
Proses menjaga suhu vaksin di kondisi ideal dari awal sampai akhir inilah yang disebut cold chain (rantai dingin).
Dengan begitu masyarakat menjadi tahu bahwa vaksin terjaga kualitasnya sejak awal sampai ke pemberian vaksinasi.
Dokter Elizabeth Jane Soepardi, MPH, Pakar Imunisasi menjelaskan, Darimana pun asal vaksinnya itu nanti, akan melalui pabrik vaksin di PT Bio Farma.
"Mereka sudah mempunyai armada untuk menerima dan mendistribusikan vaksin. Jadi kita sudah punya depo-depo vaksin. Kemudian Provinsi sudah memiliki cold room, atau lemari penyimpanan khusus”, tuturnya di acara Keterangan Pers Juru Bicara Penangan COVID -19 yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), belum lama ini.
Indonesia telah memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam melaksanakan program vaksinasi.
Proses distribusi vaksin di Indonesia bisa dilakukan dari Aceh sampai Papua dan sudah menggunakan sistem cold chain yang baik, hingga ke pelosok negeri.
Lemari penyimpan berpendingin khusus yang ada di Provinsi, bisa menyimpan vaksin untuk jangka waktu 3-6 bulan dengan suhu terjaga di angka 2-8 derajat celcius.
Pengiriman ini kemudian dilakukan secara bertahap ke level Kabupaten/Kota hingga ke rumah sakit dan puskesmas.
Saat keluar dari cold room, vaksin pun harus cepat dimasukkan ke kotak sementara yang dirancang khusus untuk menjaga temperaturnya dalam perjalanan.
Mengingat vaksinasi harus dilakukan dengan teratur agar terjaga kualitasnya, lebih lanjut lagi dr. Elizabeth menerangkan bahwa Idealnya pemberian vaksin itu harus terjadwal, pada tanggal berapa, jam berapa, dan di mana lokasinya.
"Baik petugas yang memberi pelayanan maupun masyarakat harus tahu, sehingga pada waktunya nanti pemberi pelayanan dan yang dilayani bertemu dengan teratur.
Dengan menyusun jadwal jauh-jauh hari sebelumnya, diharapkan proses pelayanan berlangsung dengan lebih cepat. Maksimum satu orang hanya memerlukan 10 menit untuk dilayani dari pendaftaran hingga vaksinasi”, tutur dr. Elizabeth.
Pada kesempatan yang sama Erlang Purbaya, Penyintas Covid-19 menjelaskan masyarakat jangan skeptis terhadap Covid-19 karena penyakit ini benar-benar menular dengan gejala yang sangat minim, sehingga tanpa sadar seseorang menjadi postif terjangkit COVID-19.
Awal kecurigaan Erlang saat dirinya terjangkit Covid-19 karena merasakan indra penciumannya tidak berfungsi. “Gejala yang saya rasakan Cuma kehilangan penciuman saja. Waktu itu juga saya daftar tes swab, hasilnya positif”, terang Erlang.
Sama seperti Erlang Purbaya, rekan kerjanya Erra Anggoro juga merasakan hal serupa. Namun selain kehilangan penciuman, ia juga merasakan sesak nafas hingga perlu diisolasi di Rumah Sakit Khusus Rujukan Covid-19 di Wisma Atlit, Jakarta Pusat.
Erra pun berpesan kepada masyarakat lainnya agar tetap menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker dengan patuh agar terhindar dari Covid-19 yang berbahaya ini.
“Untuk warga lainnya, belajar dari pengalaman saya dan Erra, tetaplah mematuhi protokol Kesehatan 3M. Kalau tidak perlu untuk ke luar dan hanya untuk nongkrong, lebih baik diam di rumah saja”, tutup Erlang.
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Pakar imunisasi beberkan kesiapan distribusi vaksin Covid-19 hingga ke pelosok
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Liburan, Mobil Pribadi Jadi Sasaran Rapid Test Antigen", .
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Selama Liburan, Random Rapid Test Antigen Bergulir di 70 Rest Area",