Disindir Najwa Shihab Karena Minta Prabowo Mundur Jadi Menhan, Arief Poyuono: Saya Nunggu Dipecat

Arief Poyuono mendapatkan sindiran telak dari jurnalis Najwa Shihab karena permintaannya agar Pravowo Subianto mundur menjadi Menteri Pertahanan.

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Siti Nawiroh
YouTube/Najwa Shihab
Arief Poyuono kena sindiran Najwa Shihab. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Politisi Partai Gerindra Arief Poyuono mendapatkan sindiran telak dari jurnalis Najwa Shihab karena permintaannya agar Prabowo Subianto mundur menjadi Menteri Pertahanan.

Hal ini terjadi ketika Arief Poyuono berbincang bersama Najwa Shihab dilansir dari Mata Najwa pada Kamis (24/12).

Mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini mengaku teguh pendiriannya yang meminta sang bos Prabowo mundur setelah Edhy Prabowo terciduk KPK dengan dugaan kasus korupsi ekspor benur.

TONTON JUGA:

"Saya masih sebagai anggota partai Gerindra. Saya menyarankan kepada Prabowo, dengan adanya kejadian OTT KPK terhadap Edhy Prabowo merupakan tampana dan ini sebuah kritik otokritik yang harus dilakukan di partai. Salah satunya Prabowo memang harus mundur," ujar Arief.

Menanggapi pernyataan Arief, Najwa Shihab memberikan reaksinya.

Baca juga: Analisa Rocky Gerung ketika Sandiaga Prabowo Jadi Menteri Jokowi: Kabinet Kelurahan Sejahtera

"Ini bukan karena sekarang mas Arief gak lagi dapet jabatan di partai Gerindra kan? karena udah gak jadi Wakil Ketua Umum," sindir Najwa Shihab.

Meski demikian, Arief mengklaim dirinya tak diundang dalam kongres partainya sehingga tak mungkin bisa menjabat lagi.

FOLLOW JUGA:

"Bagaimana mau jadi Wakil Ketua Umum lagi, orang kongres aja gak diundang," tegas Arief.

Mendengar hal tersebut, Najwa menyatakan jika Arief telah menjadi orang asing di partainya.

"Berarti betul-betul udah jadi outsider (orang asing) ini Arief Poyuono," aku Najwa Shihab.

Baca juga: Begini Cara Hitung Pencairan Dana PNS di Tapera.go.id

Bahkan Najwa menyatakan ada kemungkinan Arief akan dipecat oleh Prabowo Subianto imbas permintaannya itu.

"Apalagi sekarang sudah minta pak Prabowo mundur, mungkin sebentar lagi anda dipecat," imbuh Najwa.

Politisi Arief Poyuono saat menjadi narasumber di acara Mata Najwa, Rabu (23/12/2020).
Politisi Arief Poyuono saat menjadi narasumber di acara Mata Najwa, Rabu (23/12/2020). (Youtube Najwa Shihab)

"Belum dipecat aja, nunggu pemecatan dari Prabowo," jawab Arief.

Arief Poyuono lantas menjelaskan, alasan dirinya ngotot meminta Prabowo untuk mundur.

Arief menilai, seharusnya Prabowo selaku Ketua Umum Gerindra menegur para bawahannya soal izin ekspor benur lobster.

Baca juga: Kata Rizky Billar soal Kabar Pengajian Digelar Besok di Rumah Lesty Kejora: Doain Aja

"Kenapa saya meminta dia mundur, pertama, kan tahu di media massa di mana pun, yang mendapatkan izin ekspor benur lobster itu kan orang Gerindra paling banyak."

"Ya harusnya kan pak Prabowo menegur, kalau dia ingin mengabdi benar dengan pak Jokowi dan mengikuti kata pak Jokowi 'jangan korupsi!' lah dia harus bisa dong memberesi barisan partainya, partai saya sendiri," tegas Arief.

Untuk itu, Arief Poyuono menilai Prabowo gagal dan menurutnya keputusan terbaik yang bisa diambil Prabowo saat ini adalah mundur dari Menteri Pertahanan.

"Artinya dia gagal, kalau gagal ya jalan terakhir ya harus mundur, malu lo ya istilahnya, kita cuman punya dua menteri, yang satu kena KPK. lah Prabowo nanti kalau rapat kabinet apa gak malu ditanya pak Jokowi, misalnya ditanya begini, 'Mas Bowo piye itu mas Edhy kok iso ngono' lah kan malu, kalau saya sih malu, pasti Prabowo juga gak bisa jawab," terang Arief.

Sebelumnya,  Arief Poyuono mengapresiasi kinerja KPK yang menangkap Edhy. 

Baca juga: Punya Suami Konglomerat, Begini Pengorbanan Nia Ramadhani Jadi Penari Kostum Boneka Demi Mikhayla

"Edhy Prabowo ditangkap KPK semua ini membuktikan kalau KPK betul betul engine penangkap koruptor yang paling terbaik di indonesia. Semua masyarakat harus mendukung KPK terkait penangkapan kader Gerindra terbaik dan sangat dekat dengan Prabowo Subianto," katanya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (25/11).

Menurutnya, ini pelajaran sekaligus tamparan keras bagi Prabowo sebagai bos besar Edhy Prabowo. Ternyata, ujar Arief, mulut Prabowo Subianto yang sudah berbusa-busa mengatakan korupsi di Indonesia sudah stadium empat malah bertolak belakang.

"Ternyata justru Edhy Prabowo anak buahnya dan asli didikan Prabowo sendiri justru menjadi menteri pertama di era Jokowi yang terkena operasi tangkap tangan," terangnya.

Arief menuturkan, harusnya sejak awal Prabowo Subianto yang menginginkan Indonesia bersih dari KKN, agar mengingatkan dan melarang para kadernya serta keluarganya tidak memanfaatkan kekuasaan untuk berbisnis.

"Contoh saja izin ekspor lobster banyak yang diberi izin kepada perusahaan perusahaan yang berkaitan dengan kader Gerindra dan keluarga. Tapi nyata justru mendiamkan saja dan bisu seribu bahasa," tegasnya.

Dengan ditangkapnya Edhy prabowo, kata Arief, sudah tamat cita-cita Prabowo jadi Presiden Indonesia. Serta akan berpengaruh terhadap elektabilitas partai Gerindra.

Dengan itu, Prabowo Subianto harus bertanggung jawab kepada masyarakat pemilih Gerindra atas ketidakmampuan menjaga disiplin para kadernya. Hingga berpotensi besar menghancurkan marwah partai.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved