Polisi Gerebek Tempat Latihan Teroris JI di Jawa Tengah, Rekrut Santri di Sejumlah Pondok Pesantren

Sasana berbentuk villa yang diduga menjadi tempat latihan militer kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) berhasil dibongkar polisi di Jawa Tengah

Editor: Wahyu Septiana
Shutterstock via Kompas
Ilustrasi. Sasana berbentuk villa yang diduga menjadi tempat latihan militer kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) berhasil dibongkar polisi di Jawa Tengah 

"Habis mereka makan baru ngomong soal kotak amal. "Kotak amal ini kita bawa ya'. Kata polisinya begitu," ucap AM.

"Saya tanya, bapak dari mana? 'Dari Mabes Polri, ini ada hubungannya sama teroris', kata dia begitu," tambahnya.

Pemilik Warung Soto Bang Ali, Ana Mathovani, saat ditemui pada Rabu (16/12/2020). Salah satu kotak amal yang diduga sebagai sumber pendanaan teroris Jamaah Islamiyah berada di rumah makan ini.
Pemilik Warung Soto Bang Ali, Ana Mathovani, saat ditemui pada Rabu (16/12/2020). Salah satu kotak amal yang diduga sebagai sumber pendanaan teroris Jamaah Islamiyah berada di rumah makan ini. (TribunJakarta.com/Annas Furqon Hakim)

Begitu tahu orang yang ingin menyita kotak amal itu adalah polisi, AM pasrah dan tidak menghalangi pihak yang berwenang.

AM mengungkapkan, mulanya pelaku merupakan salah satu pembeli di warung soto miliknya.

Pelaku bahkan sudah menjadi pelanggan setia di rumah makan tersebut.

Sekira September hingga November 2020, pelaku sering membeli makanan di warung soto tersebut.

Baca juga: Perintah Luhut Langsung Direspon Pemprov DKI, WFH Bagi ASN Hingga Rapid Test Antigen Masuk Ibu Kota

"Seminggu itu bisa empat sampai lima kali dia beli makan di sini, dan belinya tuh banyak," kata AM saat ditemui di lokasi, Rabu (16/12/2020).

Sekali beli, jelas AM, pelaku bisa memborong hingga sembilan porsi soto.

"Dia nggak makan di sini, selalu dibungkus," ujar dia.

Menurut AM, pelaku juga memintanya untuk menyediakan mangkuk khusus dengan alasan di kantornya tidak ada peralatan makan.

AM dan suaminya menyetujui permintaan pelaku. Yang jadi pertimbangan, pelaku merupakan pelanggan setia.

"Ya karena dia sering beli di sini, beli banyak juga, ya akhirnya kita sediakan mangkuk plastik. Tapi bukan sterofoam ya, karena takut mengubah rasanya kan," tutur AM.

Baca juga: Rekonstruksi Kasus Mutilasi di Bekasi, Seluruh Adegan Diperagakan Pemeran Pengganti

Setelah hampir tiga bulan menjadi pelanggan, baru lah pelaku mengutarakan niatnya untuk menitipkan kotak amal.

"Dia bilang, 'bu saya titip kotak amal ya di sini'. Saya sempat mau tolak karena di sini kan sudah banyak kotak amal. Sudah ada tiga," kata dia.

Namun, pada akhirnya AM tetap mengizinkan pelaku untuk menitipkan kotak amalnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved