Jika Benar Pegawai Kedubes Jerman Datang Markas FPI Agen Intelijen, Hikmahanto Juwana: Insiden Besar
Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana, angkat suara terkait ppegawai Kedubes Jerman yang menyambangi Markas FPI
Penulis: Dwi Putra Kesuma | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma
TRIBUNJAKARTA.COM, PANCORAN MAS – Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana, angkat suara terkait pernyataan Komisi 1 DPR-RI Muhammad Farhan, yang menyebut bahwa pegawai Kedubes Jerman yang menyambangi Markas FPI di Petamburan adalah agen intelijen.
Menurut Hikmahanto, apabila pernyataan tersebut benar, maka merupakan sebuah insiden besar dalam hubungan antara Jerman dan Indonesia.
“Kegiatan intelijen yang dilakukan oleh suatu negara seharusnya tidak terungkap oleh pemerintah setempat. Bila terungkap maka negara setempat akan melakukan tindakan yang tegas terhadap negara yang melakukan mata-mata,” kata Hikmahanto dalam keterangan resminya, Senin (28/12/2020).
Hikmahanto mengatakan, tindakan yang dilakukan tak cukup hanya dengan memulangkan agen tersebut.
“Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) tidak seharusnya menerima alasan Dubes ad interim secara naif. Kemenlu harus melakukan protes keras bila perlu Dubes Jerman diusir (persona non grata) dari Indonesia,” tuturnya.
“Kemenlu dibawah pemerintahan Jokowi jangan sampai dipersepsi oleh publik tidak setegas ketika Kemenlu berada dibawah pemerintahan SBY (Susilo Bambang Yudhoyono),” timpalnya lagi.
Hikmahanto menjelaskan, pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, terjadi dugaan mata-mata Australia yang melakukan penyadapan para pejabat tinggi.
Atas hal itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memanggil pulang Dubes Indonesia untuk Australia dan membekukan sejumlah kerjasama Indonesia-Australia.
“Ketegasan Kemenlu perlu dilakukan untuk menunjukkan bahwa Indonesia tidak akan pernah berkompromi dengan tindakan mata-mata oleh negara asing yang terkuak,” ungkapnya.
Hikmahanto menambahkan, hal ini juga menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia akan menolak campur tangan negara lain dalam urusan domestik Indonesia.
“Bagi masyarakat Indonesia kewaspadaan perlu ditingkatkan agar bangsa ini tidak mudah di adu domba dan terbelah oleh tangan-tangan asing,” ujarnya.
Klarifikasi
Kedutaan Besar (Kedubes) Jerman mengklarifikasi kedatangan salah seorang stafnya ke markas Front Pembela Islam (FPI) di Petamburan, Jakarta Pusat.
Dalam keterangan tertulis dari Kedubes Jerman, pihaknya menyatakan penyesalan atas kesan yang ditimbulkan dari kunjungan staf mereka ke markas FPI.