Kedelai Meroket, Pelaku Usaha Tempe di Ciputat Sepakat Naikan Harga Jual Pada Senin

Kenaikan harga kedelai memukul para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) yang memproduksi tempe di Kampung Tempe, Jalan Wahid, Ciputat, Tangsel.

Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Wahyu Septiana
TribunJakarta.com/Jaisy Rahman Tohir
Produksi tempe di Kampung Tempe, Ciputat, Tangsel, Sabtu (2/1/2021). Kenaikan harga kedelai memukul para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) yang memproduksi tempe di Kampung Tempe, Jalan Wahid, Ciputat, Tangsel. 

Sementara, untung tidak seberapa untuk menafkahi keluarga di rumah.

"Cukup memukul pengusaha, karena kita ini kan banyak pembiayaan, ada bagian kita nyuruh orang kerja, pasti kan nguliin orang kerja juga, itu juga harus digaji. Kita kan berusaha memajukan anak-anak yang nganggur juga kan," ujarnya.

Upaya mogok selama tiga hari juga tidak menunjukkan hasil.

Saat Ade belanja kedelai untuk memulai produksinya lagi hari ini, harga tak kunjung turun.

"Pas saya belanja, 'yang jelas gimana ya saya bingung ngomonmgnya' katanya, kalau harga kacang sih enggak mungkin turun. Jadi tetap bertahan di situ, sudah sebisa kamu saja jualnya, mau Rp 6.000 mau berapa," ujarnya. 

Baca juga: Janji Belikan Ponsel, Ayah di Kendal Jadikan Putri Kandung Pelampiasan Nafsu Bejat Sejak Tahun 2015

Ade dan sesama pelaku usaha tempe lainnya bersepakat menaikkan harga mulai Senin (4/1/2021). Ukuran tempe pun akan kembali seperti semula.

"Kalau mulai Senin besik Rp 6 ribu, jadi kita normalin lagi bungkusannya," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved