Produsen Tahu Tempe Pertanyakan Langkah Pemerintah Turunkan Harga Kedelai
Kenaikan harga tersebut kesepakatan para produsen tempe tahu setelah aksi mogok produksi yang dilakukan mereka pada tanggal 1-3 Januari 2021
Penulis: Bima Putra | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, CIPAYUNG - Produsen tahu tempe masih kewalahan menghadapi kenaikan harga kedelai yang jadi bahan baku produksi karena belum ada pertanda turun.
Indah, satu produsen tempe tahu di Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur mengatakan hingga kini harga kedelai berkisar Rp 9.200 per kilogram.
"Belum turun, masih tinggi. Makanya setelah mogok produksi tiga hari kemarin sekarang harga dinaikkan 20 persen," kata Indah di Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (7/1/2021).
Kenaikan harga tersebut kesepakatan para produsen tempe tahu setelah aksi mogok produksi yang dilakukan mereka pada tanggal 1-3 Januari 2021.
Menurutnya selain menaikkan harga sejumlah produsen tempe tahu memilih memperkecil ukuran produksinya, tergantung pilihan masing-masing.
"Kalau saya sih produksi tetap, enggak merubah ukuran. Hanya harganya saja dinaikkan, buat menutup ongkos produksi. Maunya sih pemerintah bisa menurunkan harga kedelai," ujarnya.
Ketua Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta, Sutaryo menuturkan kenaikan harga tempe berkisar dari Rp 5 ribu ke Rp 6 ribu per papan.
Para produsen sepakat kenaikan harga jual hingga maksimal 30 persen dari harga sebelumnya saat kedelai di pasaran Rp 7.200 ribu per kilogram.
"Kalau stok kedelai di pasaran memang dari awal tidak langka, stoknya ada. Tapi harganya naik, naik dalam waktu singkat. Stok kedelai di pasaran sekarang masih hasil impor dari Amerika," tutur Sutaryo.
Baca juga: AC Milan vs Juventus: Noda Pertama Rossoneri hingga Stefano Pioli Sebut Menyakitkan
Baca juga: Simak Kebijakan Privasi Baru WhatsApp, Ini Akibatnya Bila Kamu Tak Setujui Kebijakan Baru
Baca juga: Kabupaten Tangerang Tunggu Keputusan Gubernur Banten Soal Pengetatan PSBB
Persoalannya kenaikan harga imbas China meningkatkan impor ke Amerika diprediksi terus berlanjut karena baru pada awal Maret 2021 kontrak dagang berakhir.
Sementara Amerika merupakan satu dari empat negara penghasil kedelai terbesar di dunia, kualitas kedelainya pun cocok untuk dijadikan bahan baku tempe.
"Kalau enggak dikunci harganya (dibuat stabil), sekian hari, minggu ke depan naik lagi kita goncang juga. Karena prediksinya harga terus naik sampai akhir Februari (2021). Kalau naik kan harus merubah harga lagi," lanjut dia.