Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

Detik-detik Keluarga Tahu Pramugari Isti Yudha Prastika Jadi Korban Kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182

Sehari sebelum peristiwa nahas tersebut, tepatnya Jumat (8/1/2021) malam, Isti sempat berkomunikasi dengan ibundanya melalui video call.

Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNJAKARTA.COM/ANNAS FURQON HAKIM
Kakak kedua pramugari Nam Air Isti Yudha Prastika, Irfan Defrizon, memegang foto adiknya saat ditemui di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan. Isti adalah satu dari 62 penumpang Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di Kepulauan Seribu. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

TRIBUNJAKARTA.COM, PAMULANG - Pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak dinyatakan jatuh di Pulau Laki, kawasan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021).

62 penumpang berada di dalam pesawat tersebut, termasuk pramugrari Nam Air Isti Yudha Prastika (35).

Isti, anak terakhir dari tiga bersaudara, seharusnya tidak berada di pesawat Sriwijaya Air SJ182.

Statusnya hanya sebagai eksta kru. Ia menggantikan tugas rekannya untuk rute Pontianak-Jakarta.

"Tadinya kan memang baru pulang paginya, ternyata dia menggantikan temannya untuk rute Pontianak-Jakarta," kata kakak kedua Isti, Irfan Defrizon (37), saat ditemui TribunJakarta.com di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan, Minggu (10/1/2021).

"Jadi dia numpang ke pesawat yang rute Jakarta-Pontianak. Sriwijaya sama Nam Air kan satu grup," tambahnya.

Sehari sebelum peristiwa nahas tersebut, tepatnya Jumat (8/1/2021) malam, Isti sempat berkomunikasi dengan ibundanya melalui video call.

Isti menghubungi sang ibu dari rumahnya di kawasan Tangerang. Saat itu Isti baru saja pulang bertugas.

"Malam kemarinnya itu baru kontek-kontekan video call sama ibu saya, sepupu, sama istri saya juga bareng-bareng," kata kakak kedua Isti, Irfan Defrizon, saat ditemui di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan, Minggu (10/1/2021).

Namun, Irfan tidak menjelaskan secara detail percakapan Isti, sang ibu, dan dua anggota keluarga lainnya.

"Memang biasa mereka sesama cewek, ngobrol-ngobrol," ujar dia.

Keesokan harinya setelah percakapan video call, sekitar pukul 15.00, terdengar kabar bahwa pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dilaporkan hilang kontak.

Saat itu juga ibunda Isti mencoba menghubungi putri terakhirnya. Namun tidak ada jawaban.

"Orangtua saya lihat berita ada Sriwijaya jatuh, langsung telepon. Tapi nggak diangkat," tutur Irfan.

Hanya saja, lanjut Irfan, sang ibu tidak memiliki firasat buruk apa pun ketika Isti tak merespon panggilan telepon.

"Dikiranya mungkin lagi istirahat kali. Tahunya kan dia lagi lepas shift," kata dia.

Sekitar pukul 17.00, keluarga baru mendapat kabar Isti berada di dalam pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Kabar itu disampaikan langsung oleh suami Isti.

"Saya disuruh datang ke sini (rumah orangtua) sama abang saya. Adik sudah nggak ada, katanya. Rumah saya di Depok, saya langsung ke sini," tutur Irfan.

Orangtua, suami, dan kakak pertama Isti telah berangkat menuju Bandara Soekarno-Hatta untuk menantikan kabar dari pihak terkait.

Isti Yudha Prastika tergolong pramugari senior di Sriwijaya Air Group. Ia sudah bekerja sebagai pramugari di Sriwijaya Air Group selama 19 tahun.

Menurut Irfan, Isti pernah diminta berhenti menjadi pramugari dan mendapat tawaran sebagai staf di Sriwijaya Air Group.

Namun, Isti tak berminat atas tawaran tersebut. Ia lebih memilih untuk tetap menjadi pramugari.

"Memang sudah ada tawaran jadi staf, tapi dia maunya tetap terbang. Pas covid sudah dirumahkan. Terus dia diterima lagi di Nam Air," ujar dia.

"Di Nam Air dari 2019, baru setahun. Tapi memang impian dia jadi pramugrari," tambahnya.

Saat ini pihak keluarga masih terus memantau proses pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di Kepulauan Seribu.

Irfan pun masih memiliki keyakinan sang adik bisa selamat dari kecelakaan tersebut.

"Ya kita sih berharap masih bisa diselamatkan. Ibaratnya ada kuasa Tuhan, kuasa Allah, ada keajaiban bahwa ada beberapa orang yang bisa diselamatkan. Salah satunya adik saya," kata Irfan.

Baca juga: Tiga Kantong Jenazah Korban Sriwijaya Air SJ-182 Tiba di RS Polri

Baca juga: Isti Yudha Prastika Korban Kecelakaan Sriwijaya Air Mencintai Profesi Sebagai Pramugari

Baca juga: Menhub Sampaikan Duka Mendalam Atas Jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182

Namun, jika yang terjadi sebaliknya, Irfan berharap tim penyelamat bisa menemukan jasad adiknya.

Dengan begitu, lanjut Irfan, setidaknya keluarga dapat berziarah ke makam Isti.

"Paling tidak, ditemukan lah mayatnya supaya kita bisa lihat kuburannya. Jadi kita bisa ziarah setiap tahun, jangan hilang di laut," ujar dia.

Di mata Irfan, Isti adalah sosok wanita yang baik. Tidak hanya kepada keluarga, tetapi juga teman dan tetangga sekitar.

"Dia baik banget. Baik banget lah orangnya sama keluarga, sama saudara, sama tetangga," ucap dia.

Selain itu, Irfan mengungkapkan bahwa Isti adalah orang yang rajin beribadah. Kepribadiannya juga menyenangkan karena kerap melempar canda.

"Nggak ngomong kasar, salatnya rajin, puasanya rajin. Orangnya humoris juga," ujar dia.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved