Kasus Korupsi
Ketua RW Sebut Penghuni Rumah di Cipayung yang Digeledah KPK Pribadi Tertutup
Pada Selasa (12/1/2021), pelaksana tugas juru bicara KPK Ali Fikri mengatakan ada dua rumah yang digeledah terkait kasus dugaan korupsi bansos Covid
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Muhammad Zulfikar
Mirisnya, Maah mengatakan bila Juru Pemantau Jentik (Jumantik) yang sempat masuk ke rumah tersebut dilaporkan kepada pihak kelurahan oleh penghuni rumah.
Kala itu, kata dia, sejumlah kader Jumantik datang untuk memeriksa jentik nyamuk saat kasus demam berdarah dengue (DBD) tinggi di wilayah tersebut.
Usai dibukakan pintu gerbang dan berizin, kader Jumantik segera memeriksa jentik yang ada.
Naas, selanjutnya mereka justru dilaporkan ke pihak kelurahan dengan tuduhan perbuatan tak menyenangkan.
"Karena pada saat itu kasus sangat tinggi sekali demam berdarah rumah tersebut kita di bukain pintu. Saya tidak ikut hanya di depan doang. Tapi yang punya rumah keberatan, akhirnya kita dilaporin ke kelurahan bahwa di sini ada penggerebegan dari warga yang jatuhnya perbuatan tidak menyenangkan," ujar Maah.
Maah yang sudah pasang badan segera menjelaskan kepada pihak kelurahan bila kedatangannya saat itu untuk memeriksa jentik nyamuk.
Baca juga: Aziz Yanuar Tegaskan Tak Perlu Beberkan Rekam Medis Muhammad Rizieq Shihab
Baca juga: Tiba di Dermaga JICT II, Black Box FDR Sriwijaya Air SJ-182 Langsung Diserahkan ke KNKT
Baca juga: Kepala BNPB: Adanya Vaksin Jangan Sampai Membuat Kita Kendor
Sejumlah jentik pun ditemukan oleh para kadernya.
"Dengan Pak Lurah kami jelaskan, kami membantu pemerintah ah daerah dan ini adalah petugas-petugas kami dan kami resmi. Kemudian dibukakan gerbang, kalau tidak dipersilakan oleh satpam maka kami tidak masuk karena gerbang yang tinggi ada CCTV juga. Tapi saat itu kami dipersilakan masuk," jelasnya
"Kader jumantik di mana gitu ngecek satu persatu karena rumahnya sangat besar, tamannya luas tidak bisa hanya satu dua petugas. Saat itu sekurang-kurangnya 5 sampai 10 petugas menyebar, dari situ ditemukan jentik nyamuk itu ada," tambahnya.
Selepas kejadian itu, pihaknya tak penah lagi masuk ke dalam rumah tersebut.
"Tidak ada komunikasi lagi dengan penghuni rumah. Untuk data (kependudukan) ada di Pak RT, mungkin di Pak RT lama karena yang ini baru menjabat setahun lalu. Kemudian ada data yang diperbaharui dari Pemda DKI yang dibantu oleh petugas dasawisma oleh ibu-ibu," ujarnya.
"Nah ibu-ibu itu mendata siapa kepala rumah tangganya, kemudian sampai sertifikat PBB, surat nikahnya lengkap semua dimintain, tapi khusus rumah itu sampai saat ini tidak ada karena tidak bisa masuk. Jadi ke pihak RT dan RW tertutup," jelasnya.
Maah menambahkan bila di rumah tersebut ada kegiatan seperti santunan, penghuni rumah sudah membawa anak yatim dari luar yang didatangkan ke rumah tersebut saja.
Sehingga warga sekitaran tak tahu apapun dan hanya tahu bahwa rumah tersebut sedang mengadakan acara ramainya tamu yang datang ketika gerbang dibuka.