Penerima Bantuan Sosial Tunai di Bekasi Dipotong Rp 100 Ribu oleh Pengurus RW
Sekretaris RW01 Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medan Satria, Edi Hidayat membenarkan adanya 'pungutan' Rp100.000 dari warga penerima BST
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Muhammad Zulfikar
Alasannya, bansos berbentuk sembako kala itu dibagi secara rata. Warga yang terdata mendapat jatah giliran dengan yang tidak terdata.
"Waktu pas sembako juga gitu, saya enggak setiap bulan dapat, sekarang pas berbentuk uang diminta Rp100.000 buat yang enggak terdata," terang dia.
Menanggapi hal itu, Sekretaris RW01 Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medan Satria, Edi Hidayat membenarkan adanya 'pungutan' Rp100.000 dari warga penerima BST.
Kebijakan itu kata dia, diputuskan atas rapat bersama ketua RT yang diprakarsai pimpinan RW. Alasanya, banyak warga tidak terdata dan merasa kecewa.
"Nah hasil berembuk bersama. Masing-masing RT paling 30 persen (terdata BST) dapatnya, mangkanya yang mendapatkan bantuan kita tarik 100 untuk yang tidak menerima bantuan," terang dia.
Baca juga: Keluarga Co-Polit Sriwijaya Air SJ182 Diego Mamahit Gelar Ibadah Penguatan di Bekasi
Baca juga: Perjuangan Seorang Wanita Melahirkan di Jembatan Penyebrangan
Baca juga: Beri Kepastian pada Keluarga Korban, Tim DVI Lakukan Pemeriksaan Sampai Tak Ada yang Bisa Diperiksa
Penarikan Rp100 ribu itu kata dia tidak bersifat wajib, warga penerima BST bisa menolak jika tidak berkenan.
"Itu pun kita nariknya seikhlasnya, kalau orangnya tidak ikhlas ya tidak kita mintain," tegasnya.
Dia menjelaskan, skema penarikan Rp100.000 bagi penerima BST sudah berjalan di RT01 RW01, di lingkungan tersebut ada 144 KK dan yang terdata menerima BST hanya sebanyak 87 KK.
Dari warga yang sudah menerima BST, mereka yang sudah menyetorkan uang Rp100.000 sebanyak 49 KK hingga terkumpul dana Rp5.200.000.
Uang itu selanjutnya dibagikan ke 26 KK yang tidak terdata sebagai penerima BST di lingkungan RT01, masing-masing diberikan sebanyak Rp200.000.
"Di sini kampung, bukan komplek (perumahan). Kalau kampung sangat riskan, cemburu sosialnya tinggi. Ada yang kebagian komplainnya ke kita RT/RW, makanya kita bagi rata," tegas dia.