Penangkapan Sindikat Pemalsu Surat Sehat
Penumpang yang Pakai Surat Palsu Bebas Covid-19 di Bandara Soekarno-Hatta Mulai Dipanggil Polisi
Polresta Bandara Soekarno-Hatta mulai memanggil dan memeriksa penumpang yang menggunakan surat bebas Covid-19 palsu untuk terbang menggunakan Pesawat.
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Satreskrim Polresta Bandara Soekarno-Hatta mulai memanggil dan memeriksa penumpang yang menggunakan surat bebas Covid-19 palsu untuk terbang menggunakan Pesawat.
Seperti diketahui, diperkirakan ada ratusan hingga ribuan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta yang menggunakan rapid test antigen atau swab PCR palsu sejak Oktober 2020.
Surat palsu tersebut didapatkan dari sindikat pemalsu surat bebas Covid-19 yang dibongkar modusnya oleh Polresta Bandara Soekarno-Hatta pada Januari 2021.
Kasatreskrim Polresta Bandara Soekarno-Hatta, Kompol Alexander Yurikho mengatakan kalau pihaknya sudah melempar surat pemanggilan kepada sejumlah penumpang yang diduga menggunakan surat bebas Covid-19 palsu.
"Mulai pemeriksaan, penyidik sudah kirim surat pemanggilan," singkat Alexander sata dikonfirmasi, Rabu (20/1/2021).
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus menjelaskan, sekira ada 213 penumpang telah menggunakan surat keterangan tes Covid-19 palsu.
Surat palsu tersebut digunakan untuk terbang melalui Bandara Soekarno-Hatta.
Baca juga: Kunjungi Posko Terpadu, Jokowi: Apresiasi Setinggi-tingginya untuk Tim SAR Gabungan Sriwijaya Air
"Ada 213, masih didata penumpang yang lain, bagaimana ke depan akan kita lakukan pemanggilan kepada yang bersangkutan," ujar Yusri di Mapolresta Bandara Soekarno-Hatta, Senin (18/1/2021).
"Harusya, hampir semua penumpang tahu kalau suratnya palsu karena kan enggak ada uji tes (Covid-19)," tambah dia.
Diberitakan sebelumnya, sindikat pemalsu surat bebas Covid-19 di Bandara Soekarno-Hatta menawarkan jasanya secara langsung kepada para penumpang pesawat terbang.
Tidak menggunakan cara lama seperti melalui media sosial, Yusri Yunus menjelaskan kalau komplotan tersebut menawarkan secara langsung.
"Beda sama kasus yang kami ungkap di Polda tiga orang itu menawarkan lewat media sosial, tapi ditawarkan langsung dan ada yang berperan cari pelanggan," terang Yusri.
Sebab, 15 tersangka yang diamankan semuanya pernah dan memang masih aktif bekerja di Bandara Soekarno-Hatta.
Jadi, lanjut Yusri, mereka menawarkan secara langsung kepada penumpang yang sedang antre untuk melakukan rapid test antigen atau swab test PCR.