Pedagang Jualan Lagi Pasca-Mogok 3 Hari, Harga Daging di Pasar Kranji Baru Bekasi Naik

Pedagang daging sapi di Pasar Kranji Baru Kota Bekasi mulai beraktivitas jual beli hari ini, Sabtu (22/1/2021).

Istimewa/Pasar Kranji Baru
Aktivitas pedagang daging sapi di Pasar Kranji Baru Bekasi mulai beroperasi hari ini setelah mogok jualan, Sabtu (23/1/2021). 

Lampu kios pedagang daging tetap dihidupkan, tetapi tidak ada pelaku usaha yang berjaga di kios miliknya.

Meja lapak jualan daging yang biasanya dipenuhi degangan kosong, hanya tersisa bantalan kayu yang kerap digunakan untuk memotong daging.

Lemari es di tiap-tiap lapak penjual daging dikunci rapat, pedagang memasang rantai yang digembok mengitari pintu untuk membuka tempat penyimpanan daging tersebut.

Rudi (34) pedagang daging sapi di Pasar Kranji Baru mengaku bersama puluhan pedagang mogok jualan sebagai bentuk solideritas Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Jabodetabek.

"Mulai hari ini enggak jualan, saya sekarang cuma mampir ke pasar aja lihat kios," kata Rudy saat dijumpai.

Sementara itu, hal yang sama juga dilakukan pedagang daging sapi di Pasar Baru Bekasi Timur. Hal ini disampaikan Tim Monitoring Suhaimi.

"Hari ini tidak jualan (pedagang daging sapi) tutup total, mereka menyampaikan aspirasi minta dinormalkan kembali harga dari pemotongan hewan," tegasnya.

Harga Jual Sulit Untung

Mogok dagang dilakukan pedagang daging sapi di wilayah Kota Bekasi, seperti yang terjadi di Pasar Kranji Baru, Jalan Patriot, Kecamatan Bekasi Barat, Rabu (20/1/2021).

Rudi (34), pedagang daging sapi di Pasar Kranji Baru mengatakan, mogok dagang dilakukan lantaran harga jual yang sulit untung.

"Sekarang karkasnya naik sudah Rp90.000-an per kilogram, kalau dari karkas paling dagingnya sekian persentasenya enggak masuk," kata Rudi di kiosnya.

Karkas daging sapi merupakan satuan yang biasa digunakan pedagang pasar ketika membeli dari rumah pemotongan hewan (RPH).

Rudi menjelaskan, dalam satu kilo karkas, persentase daging utuhnya hanya sekitar 40 persen dengan selebihnya berupa tulang, tetelan dan sebagainya.

"Kan dipecah ada tulang iga, ada sumsum ada tetelan, ada dagingnya berapa kilo, nah kalau harga jual per kilo daging Rp120.000 kita susah untungnya," terang dia.

Baca juga: Viral Wanita Disebut Istri Syekh Ali Jaber, Adik Sang Ulama Bantah: Bukan Ummu Nadia atau Ummu Fahad

Baca juga: 3 Tuntutan Gubernur Anies ke Pemerintah Pusat Soal Penanganan Covid-19 di Jabodetabek

Baca juga: Jaga Ekosistem, Anggota DPRD DKI Ima Mahdiah Tebar Ribuan Bibit Ikan di Waduk Grogol

Kenaikan harga karkas daging sapi kata dia, sudah mulau mengalami kenaikan cukup lama sejak momentum Natal 25 Desember 2020 lalu.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved