Polisi Grebek 4 PSK Saat Sibuk Layani Pelanggan di Megamendung Puncak, PSK Asal Maroko Paling Mahal
Polres Bogor menangkap 4 PSK yang sedang melayani pria hidung belang di Vila Megamendung, Kabupaten Bogor. PSK asal Maroko masih jadi fovorit
TRIBUNJAKARTA.COM, BOGOR - Kasus prostitusi di Puncak, Bogor kembali dibongkar aparat kepolisian.
Sebuah villa di Megamendung, Kabupaten Bogor, digerebek oleh jajaran Sat Reskrim Polres Bogor pada Jumat (22/1/2021).
Kapolres Bogor AKBP Harun mengatakan, vila ini digerebek karena menjadi sarang praktik prostitusi.
“Kami mengamankan 2 orang tersangka dan 4 pekerja seks komersial ( PSK) yang merupakan korban dan dijadikan sebagai saksi,” kata Harun di Cibinong, Jumat (22/1/2020).
Saat polisi melakukan penggebrekan, 4 orang PSK didapati tengah melayani pria hidung belang di masing-masing kamar.
“Usia mereka bervariasi. Tetapi satu dari mereka ada yang masih berusia 17 tahun,” paparnya.
Dalam pemeriksaan, polisi menemukan fakta bahwa praktik prostitusi ini melibatkan penjaga vila.
“LS (33),Baca juga: Gerebek Vila di Puncak Bogor, 4 PSK Usia Muda Kepergok Sedang Layani Pria Hidung Belang di Kamar penjaga vila, berperan menawarkan layanan PSK kepada tamu vila dan disambungkan kepada tersangka NO (35) selaku mucikari,” ungkap Harun.
Baca juga: Tewas saat Akan Berhubungan Badan dengan PSK, Pria Paruh Baya Tiba-tiba Mendengkur Keras
Dari keterangan para saksi, lanjut dia, NO dan LS mendapatkan keuntungan dari setiap korban Rp 100 ribu.
“Korban (PSK) dibayar Rp 300 ribu setiap transaksi. Jadi total (tarif kencan) Rp 500 ribu," katanya.
Polisi menyita 2 unit ponsel, uang tunai Rp 2 juta dan 2 alat kontrasepsi sebagai barang bukti.
Para pelaku ini merupakan warga Bogor dan Cianjur. Mereka telah melakukan praktik ini setahun terakhir.
"Para pelaku kita kenakan pasal 296 KUHP junto pasal 506 KUHP dengan ancamanan hukuman 1 tahun, 4 bulan penjara,” jelas Harun.
“Kami juga jerat mereka dengan pasal berlapis dengan UU TPPO nomor 21 tahun 2007 tentang TPPO dengan ancaman minimal 3 tahun, maksimal 15 tahun penjara," pungkasnya
Sejarah Prostitusi di Megamendung
Pada tahun 90-an lokalisasi PSK Gang Semen, Cibogo, Megamendung, menjadi tenar. Disebut Gang Semen lantaran jalan masuknya tersebut terbuat pluran semen.
Ada juga yang menyebutkan di kawasan tersebut dulunya ada pabrik semen merah, sehingga dinamai Gang Semen.
Komplek Gang Semen tersebut merupakan bangunan rumah tinggal yang dibuat bertingkat dan berdempetan dan berhadapan.
Bila diibaratkan seperti komplek ruko. Bagi pendatang baru untuk masuk ke lokalisasi tersebut agak ribet.
Sebab, penjaga keamanan berpakaian preman dengan garang menanyakan keperluan pengunjung. Maklum takut ada petugas yang menyamar.
Baca juga: Gerebek Vila di Puncak Bogor, 4 PSK Usia Muda Kepergok Sedang Layani Pria Hidung Belang di Kamar
Berbeda dengan pelanggan. Mereka dapat langsung masuk dan disambut para PSK yang rata-rata sudah berdiri di tempat mereka bekerja.
Para PSK tersebut berasal dari Cianjur, Sukabumi, Kuningan dan Indramayu. Ada yang berusia remaja, muda sekira 20 tahunan ke atas dan berumur 30 tahunan.
Jika tidak salah tarif PSK tersebut berkisar minimal Rp 500.000 lebih. Nilainya cukup besar pada tahun 90-an hingga tahun 2000-an.
Di lokaslisasi terbesar di Kabupaten Bogor itu juga terdapat sejumlah hotel yang dipergunakan untuk melampiaskan hawa nafsu.
Pada tahun 2009 lokalisasi Gang Semen ditutup oleh Bupati Bogor, Rachmat Yasin.
Meski demikian disebutkan bahwa para PSK tersebut ada yang pindah ke Gang Sempit dan Gang Bengkel.
Selain itu ada juga yang bekerja sendiri dengan memanfaatkan warga setempat mencarikan pelanggan.
Kembali Ditangkap
Penangkapan PSK di kawasan Puncak sering dilakukan. Baik itu dari Polres Bogor dan Satpol PP Kabupaten Bogor.
Baru-baru ini Polres Bogor menangkap 4 PSK yang sedang melayani pria hidung belang di Vila Megamendung, Kabupaten Bogor.
Dalam penggerebekan di Vila RMI ke 4 PSK tersebut adalah LL (17 ), SH (24 ), R (20 ), IM (21), dan DPS (31).
Kemudian mucikari beinisial NO (35 ) dan penjaga vila berinisial LS (33).
Untuk short time, tarif PSK tersebut Rp 500.000
Sedangkan NO dan LS masing-masing mendapat keuntungan Rp 100.000,- dari setiap orangnya. Sementara PSK mendapat Rp 300.000.
“Pelaku NO sebagai mucikari mendapat pesanan dari LS sebagai karyawan penginapan tersebut. LS sendiri menawarkan kepada penyewa vila yang memesan kamar mengunakan aplikasi Red Doorz,” kata Kapolres Bogor, AKBP Harun.
Paket Kawin Kontrak
Pelayanan jasa seks komersial di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor mengalami inovasi. Para mucikari yang disebut mamih mempekerjakan anak asuhnya atau PSK dengan layanan paket.
Layanan paket tersebut mulai berkembang di tahun 2014. Layanan paket itu berupa paket kawin kontrak selama sepekan atau lebih dan short time.
Untuk paket kawin kontrak tarifnya di atas 5 juta. Sedangkan short time Rp 500.000.
PSK yang mendapatkan paket kawin kontrak dapat dibawa atau diberikan tempat menetap.
Jika pelanggan menyukai wanitanya, maka durasi kontraknya bisa lama. Ada yang dibelikan motor dan perhiasan.
Asal Timur Tengah
PSK di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, tidak hanya dari Cianjur, Sukabumi, Kuningan, dan Indramayu, melainkan ada juga dari Timur Tengah.
Mereka itu disebut PSK dari Maroko.
Usianya juga muda. Dari usia 20 tahun hingga 30 tahun.

Tapi, tarifnya sangat mahal. Sekitar Rp 5-Rp 6 juta per malam.
Tarifnya mahal dinilai wajar lantaran parasnya yang cantik.
Mereka umum melayani wisatawan asing yang datang ke Puncak.
Tentunya juga untuk dapat merasakan layanan PSK asal Maroko tidaklah mudah.
Sebab, banyak pintu yang harus dilalui. (WartaKota/Dodi Hasanuddin)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Beragam Fakta PSK di Puncak Bogor, Mulai Lokasi, Usia Remaja, Asal Timur Tengah, dan Bayarannya
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Duh, di Tengah Imbauan Jaga Jarak, Sejumlah Pria Hidung Belang Malah Ngamar dengan PSK di Puncak