Kisah keluarga 30 Tahun di Jakarta Tak Punya Identitas: Istri Meninggal Pendarahan usai Melahirkan
Kisah ironi dialami satu keluarga yang telah 30 tahun tinggal di Jakarta namun tak juga memiliki kartu identitas.
TRIBUNJAKARTA.COM, TAMANSARI - Kisah ironi dialami satu keluarga yang telah 30 tahun tinggal di Jakarta namun tak juga memiliki kartu identitas. Puncaknya, sang istri meninggal karena kekurangan darah usai melahirkan.
Keluarga Arif Santoso memang kerap kesulitan mendapatkan pelayanan dari pemerintah karena tak memiliki identitas.
Salah satunya saat berurusan dengan rumah sakit.
Tak ada biaya, satu keluarga yang dikategorikan berasal dari ekonomi lemah ini kelabakan saat sang istri hendak melahirkan.
Meski akhirnya sang istri berhasil melahirkan buah hatinya di rumah sakit, namun nyawa sang ibu meninggal dunia karena kekurangan darah.
Kasus yang dialami keluarga Arief Santoso yang tinggal di kawasan Maphar, Tamansari, Jakarta Barat ini didengar oleh Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP, Ima Mahdiah.
Baca juga: 2 Prajurit TNI Gugur di Papua, Ini Daftar Anggota TNI-Polri yang Tewas Melawan KKB Sejak 2020
Ima mengetahui permasalahan di keluarga ini setelah mendapat informasi dari tetangga Arif.
Ima jugalah yang berusaha membantu Herlina, istri Arif, agar biaya persalinannya di Rumah Sakit Tarakan bisa tercover BPJS dengan status masyarakat tidak mampu mengingat Arif hanya bekerja sebagai kuli panggul.
"Alhamdulillah bisa dapat gratis selama persalinan, tetapi beberapa hari setelah melahirkan, Ibu bayi meninggal dunia dikarenakan kekurangan darah," kata Ima kepada TribunJakarta.com, Senin (25/1/2021).
Lantaran sang ibu meninggal, maka bayi perempuan itu dirawat oleh ayah dan neneknya.
Baca juga: Moncernya Kepala BNN Komjen Petrus Golose: Bekuk Dr Azhari, Selevel Idham Azis & Tito Karnavian
Baca juga: Komjen Petrus Golose Dilantik Jadi Kepala BNN, Togar Situmorang: Berantas Hingga ke Produsen
Baca juga: Deretan Foto Fenomena Langka Gurun Sahara dan Arab Saudi Diselimuti Salju, Suhu -3 Derajat Celcius
Ternyata ada 6 KK Tanpa Identitas
Didampingi Lurah Maphar, Suku Dinas Sosial Jakarta Barat, dan Puskesmas Kecamatan Tamansari, Ima kemudian mendatangi tempat tinggal Arid untuk mengetahui lebih detil permasalahan yang terjadi.
Ternyata, keluarga tersebut yang telah merantau ke Jakarta sejak 1989 atau lebih dari 30 tahun silam.
Selama itu pula mereka tak juga punya identitas Jakarta.
"Bapak Arif ini juga ada ibunya yang punya enam anak dan semuanya tinggal disitu hanya dua dari keluarga itu yang punya identitas," ucapnya.
Ima menuturkan, dari pengakuan Arif, 10 tahun lalu mereka telah mencabut identitas mereka dari Surabaya untuk pindah domisili ke Jakarta.
Namun saat itu Surat Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) milik Arif sebagai syarat pindah domisili ternyata sudah tak berlaku.
"Sementara keluarga ini sudah tidak bisa pulang ke Surabaya karena tak punya uang," ujar Ima.

Selain itu, tempat tinggal semi permanen yang ditinggali keluarga Arif di bawah Stasiun Sawah Besar yang berbatasan dengan Jakarta Pusat juga sempat kebakaran sehingga berkas-berkasnya ludes dilalap si jago merah.
Untuk itu, Ima berkoordinasi dengan Dukcapil untuk membantu proses pembuatan identitas keluarga Arif.
"Sementara Puskesmas Kecamatan Taman Sari juga bantu memastikan kondisi gizi, imunisasi, vitamin dan asupan susu si bayi kedepannya."
"Sedangkan Suku Dinas Sosial Jakbar membantu berupa perlengkapan bayi dan kasur untuk keluarga karena sudah tidak layak," papar Ima.
Baca juga: Jaga Ekosistem, Anggota DPRD DKI Ima Mahdiah Tebar Ribuan Bibit Ikan di Waduk Grogol
Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta ini mengupayakan setelah keluarga Arif memiliki identitas maka mereka bisa mendapatkan bantuan dari program pemerintah, seperti bantuan sosial, Kartu Jakarta Pintar, Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan lainnya.
"Apalagi ada juga anggota keluarganya sudah 10 tahun belum sekolah karena tidak punya identitas," ujar Ima.
Ima meyakini kasus serupa dengan yang dialami Arif banyak terjadi di Jakarta.
"Saya rasa kasus ini banyak terjadi di Jakarta, harapan saya kedepan jika menemukan ada tetangga/warga seperti ini bisa langsung melapor ke kelurahan setempat atau kontak ke nomor wa saya," ujarnya.