Calon Kapolri

Makna Rabu Pon di Balik Rencana Jokowi Lantik Calon Kapolri Komjen Listyo Sigit Prabowo

Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo bakal dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Kapolri, Rabu (27/1/2021). Dilantik pada Rabu Pon.

Tribunnews/HO/Humas DPR RI
Calon Kapolri, Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo mengikuti fit and proper test atau uji kelayakan dan kepatutan calon Kapolri di Komisi III DPR RI, Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (20/1/2021). Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo bakal dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Kapolri di Istana Negara, Rabu (27/1/2021) mendatang. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo bakal dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Kapolri, Rabu (27/1/2021).

Pelantikan Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri menggantikan Jenderal Idham Azis digelar di Istana Negara, Rabu (27/1/2021) mendatang.

Pelantikan Kapolri tersebut merupakan weton Rabu Pon dalam penanggalan masyarakat Jawa.

Presiden Joko Widodo ternyata kerap menggelar keputusan penting pada hari lahirnya itu.

Semisal, reshuffle kabinet yang kerap dilakukan pada Rabu Pon.

Kini, Presiden Joko Widodo melantik Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo pada Rabu Pon.

Lalu, apa istimewa Rabu Pon dalam penanggalan masyarakat Jawa.

Makna Rabu Pon

Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo menjalani fit and proper test di Komisi III DPR, Rabu (20/1/2021)
Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo menjalani fit and proper test di Komisi III DPR, Rabu (20/1/2021) (Istimewa)

Dikutip dari Kompas.TV, Pon adalah salah satu dari lima hari pasaran Jawa, yaitu, Kliwon, Legi, Pahing, Pon, dan Wage.

Pon berasal dari kata panyorote dino atau sinar yang menerangi hari.

Rabu Pon memiliki neptu berjumlah 14, sehingga dipercaya orang yang lahir pada weton ini memiliki sifat seperti rembulan, yakni bisa menjadi penerang dan menentramkan hati orang lain.

Sisi positifnya, orang yang berada di bawah naungan Rabu Pon selalu merencanakan tindakan dengan hati-hati, tidak mudah putus asa, dan terbuka terhadap peluang baru.

Sementara sisi negatif, identik dengan suka pamer.

Direktur Lembaga Cahaya Nusanatara (Yantra), Hangno Hartono, menuturkan weton Jawa menunjukkan hidup menurut orang Jawa bisa dihitung atau diukur, sebagaimana perhitungan dalam tradisi orang Cina.

Suratan manusia ditentukan oleh perhitungan yang berkaitan dengan keberadaan alam semesta.

“Misal, petani melihat panen dengan berpatokan pada bintang, demikian juga pelayaran,” ujarnya, Selasa (22/12/2020).

Kepercayaan Jawa meyakini manusia bagian dari kosmos atau alam semesta, sehingga hal-hal yang terjadi di alam semesta bisa dihitung secara matematis.

Hangno mengatakan raja-raja di Jawa juga selalu memperhatikan perhitungan weton dalam mengambil keputusan besar.

Setiap kerajaan memiliki ahli nujum yang membantu raja membuat keputusan berdasarkan perhitungan.

Nujum yang dimaksud adalah ilmu perbintangan yang sangat kompleks, sehingga tidak hanya melihat rasi bintang, melainkan juga hal-hal lainnya yang ada di alam semesta.

Perhitungan weton juga bisa dipelajari orang awam karena sudah ada di primbon.

Salah satunya kitab betaljemur adammakna.

Hangno mengatakan dalam dunia wayang yang menjadi representasi kehidupan manusia, ahli nujum kerap digambarkan sebagai penasihat spritual.

Durna, misalnya, menjadi contoh penasihat spiritual.

Baca juga: Alat Deteksi Covid-19 GeNose Mulai Digunakan Bulan Depan, Segini Biayanya untuk Sekali Tes

Baca juga: Putar Otak Tekan Angka Kematian Covid-19, Dinkes DKI Bakal Tambah Kapasitas RS Rujukan

Baca juga: Billy Syahputra Disebut Kena Covid-19, Ini Kata Ibunda Amanda Manopo: Semoga Bisa Melewatinya

Rencana Pelantikan Kapolri

Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Argo Yuwono
Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Argo Yuwono (ISTIMEWA)

Rencananya, Komjen Listyo Sigit Prabowo juga akan mendapatkan kenaikan pangkat dari jenderal bintang tiga menjadi jenderal bintang empat.

"Iya (Komjen Listyo dilantik pada hari Rabu)," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono kepada wartawan, Senin (25/1/2021).

Namun demikian, Argo menyatakan pelantikan tersebut tidak sekaligus penunjukkan jabatan Kabareskrim Polri baru yang ditinggalkan oleh Listyo.

Nantinya, kata dia, penunjukkan Kabareskrim baru akan ditentukan oleh Komjen Listyo usai menjabat sebagai Kapolri.

"Itu kewenangan Kapolri (penunjukkan Kabareskrim, Red). Sementara kan ada Wakabareskrim, tetap jalan juga," ujarnya.

Tak Ada Tradisi Khusus

Kepolisian RI memastikan tidak ada tradisi khusus yang dilakukan internalnya menjelang pergantian Kapolri Jenderal Idham Azis kepada Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri baru.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono menyampaikan kinerja Kepolisian RI juga akan berjalan seperti biasa.

Sebaliknya, prosesi resmi hanya akan dilakukan saat serah terima jabatan usai pelantikan.

"Tetap ada proses pergantian Kapolri serah terima jabatan itu ada tapi semua dilakukan dengan disesuaikan dengan situasi pandemi, seperti itu," kata Rusdi dalam keterangannya, Jumat (22/1/2021).

Sebaliknya, ia memastikan prosesi serah terima jabatan tetap digelar dengan mentaati protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19.

"Ya kan seperti biasa, serah terima jabatan terus penyerahan, itu tradisi saja di internal. Seperti itu saja serah terima jabatan antara Kapolri lama dengan Kapolri yang baru itu ada prosesi itu. Tapi sekarang karena masanya pandemi, semua dilakukan dengan mentaati protokol COVID-19," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.TV dengan judul Di Balik Rabu Pon, Hari Favorit Reshuffle Menteri Jokowi

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Polri Sebut Tak Ada Tradisi Khusus Menjelang Pelantikan Komjen Listyo Sebagai Kapolri Baru, .

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 27 Januari Komjen Listyo Sigit Prabowo akan Dilantik Menjadi Kapolri

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved