Sosok Kecil di Ruang Autopsi, Cerita Dokter Forensik Ungkap Kasus Istri Hamil Tua Dibunuh Suami Siri

Ada sosok kecil di ruang autopsi, cerita dokter forensik Kombes Pol. Dr.dr. Sumy Hastry Purwanti, Sp.F ungkap kasus istri hamil tua dibunuh suami siri

Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Elga H Putra
TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA
Hendra Supriyatna alias Indra (kanan) dan Muhammad Qhairul Fauzi alias Unyil (kiri) saat dihadirkan di Mapolsek Makasar, Jakarta Timur Rabu (16/12/2020). 

Dari keterangan Unyil, polisi mendapatkan informasi tentang Indra yang kini sudah beralih menjadi sopir truk ekspedisi.

Dua hari kemudian, jajaran Unit Reskrim Polsek Makasar meringkus Indra di Kecamatan Harjosari, Semarang, Jawa Tengah.

Baca juga: Bermodalkan 2 Galon Kosong, Pria Ini Nekat Berenang di Lautan dari Balikpapan ke Malang

Dipacari Sejak Gadis Hingga Hamil

Indra sudah berkeluarga dan memiliki anak ketika memacari Hilda yang saat itu masih gadis. 

Hendra Supriyatna alias Indra (kiri) dan Muhammad Khairul Fauzi alias Unyil (kanan) saat dihadirkan di Mapolsek Makasar, Jakarta Timur, Rabu (16/12/2020).
Hendra Supriyatna alias Indra (kiri) dan Muhammad Khairul Fauzi alias Unyil (kanan) saat dihadirkan di Mapolsek Makasar, Jakarta Timur, Rabu (16/12/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

Status Indra sebagai suami orang membuat Hilda dilarang keluarga untuk meneruskan hubungannya.

Diam-diam keduanya tetap berhubungan lalu lalu menikah siri pada Desember 2018. Setelah itu, Hilda tak lagi berkirim kabar ke keluarganya.

Hilda dicarikan kontrakan di daerah Cikarang, sementara Indra tinggal bersama keluarganya. Sesekali ia datang menjenguk istri mudanya itu. 

Hubungan Hendra berlangsung hingga Hilda hamil sampai sembilan bulan.

Di usia kehamilannya memasuki lima bulan, Hilda sempat menuntut agar dinikahi secara sah di depan KUA tapi Indra menolak.

Di situlah pangkal kekesalan Indra terhadap Hilda.

Puncaknya pada 3 April 2019, Indra membunuh Hilda menggunakan balok kayu pengganjal pintu bus karena terus merengek minta dinikahi secara sah.

Indra mengaku menyesal telah menghabisi nyawa Hilda yang tengah mengandung anak mereka.

Anies Baswedan: Kalau Mau Bebas Macet Jalan Lah Jam 2 Pagi

"Dari hati yang paling dalam saya mohon maaf, sudah lama saya menyesal," ucap Indra yang juga sudah ditahan di Mapolsek Makasar.

"Untuk keluarga Hilda Hidayah, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Maafin saya," sambung Indra.

Muhammad Qhairul Fauzi alias Unyil (20) saat digelandang ke Mapolsek Makasar, Jakarta Timur, Rabu (14/12/2020).
Muhammad Khairul Fauzi alias Unyil (20) saat digelandang ke Mapolsek Makasar, Jakarta Timur, Rabu (14/12/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

Ia berdalih ingin menyerahkan diri ke polisi, tapi tak berani karena harus kerja menghidupi keluarganya.

Tak terpikirkan sama sekali olehnya untuk melenyapkan Hilda dari hidupnya selama-lamanya.

Tapi, karena terus merengek minta dinikahi secara sah, Indra kesal.

"Pas membunuh itu saya tahu dia sudah hamil, karena dia minta tanggung jawab. Dia sering marah-marah ke saya karena itu," sambung dia.

Ia mengakui menguburkan hanya setengah mayat Hilda di taman kota Tol Jagorawi karena takut ketahuan.

"Enggak terkubur sepenuhnya karena waktu itu buru-buru, sudah malam."

"Kalau bekas injakan di punggung itu enggak sengaja, pas mau bawa dari Cikarang ke lokasi jasadnya mau jatuh ke tangga (bus), jadi ditahan (diinjak)," ujar dia lagi.

Penyidik berencana menjerat Indra sebagai pelaku utama dengan pasal berlapis guna memperberat masa hukumannya.

Suami siri dan kernet bus Unyil disangka pembunuhan berencana dan terancam hukuman mati.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved