Antisipasi Virus Corona di DKI
Respons Pedagang Pasar Tanah Abang saat Ditawarkan Vaksin Covid-19: Saya Khawatir Ada Efek Samping
Sejumlah pedagang pun menyampaikan pendapatnya kepada TribunJakarta.com ihwal vaksin Covid-19 yang bakal diterima.
Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Wahyu Septiana
Politisi Gerindra ini memastikan, pihaknya melalui Dinas Kesehatan telah melakukan persiapan jelang vaksinasi tahap kedua ini, mulai dari fasilitas kesehatan, vaksinator, hingga dosis vaksin yang dibutuhkan.
Baca juga: Banjir Kepung Tangerang Imbas Hujan Deras, Pemerintah: Hanya Genangan
"Kami menunggu saja sesuai dengan aturan dan ketentuannya, tahapan demi tahapan, kemudian juga pendataannya," ujarnya di Balai Kota.
Dikutip dari Kontan.co.id, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, vaksinasi tahap kedua yang menyasar petugas pelayanan publik dan kelompok masyarakat usia lanjut (lansia) secara umum akan dimulai pada minggu depan.
Namun, sebagai pilot project pada Rabu, 17 Februari 2021 akan mulai dilakukan vaksinasi pertama kepada pedagang pasar yang ada di Tanah Abang, Jakarta.
"Petugas pemberi layanan publik akan kita mulai secara umum itu minggu depan tapi besok (Rabu) itu mulai pemberian ke pedagang pasar," kata Nadia saat Konferensi Pers Daring pada Senin (15/2).
Pedagang pasar menjadi prioritas lantaran, pasar menjadi lokasi dengan interaksi dan mobilitas orang yang sangat besar.
Oleh karenanya pedagang pasar ditunjuk menjadi prioritas tanpa memperhatikan kedudukan tempat tinggalnya dan kewilayahannya.
Lebih lanjut, biasanya penentuan vaksinasi berdasarkan kewilayahan misalnya di mana dia tinggal sehingga dilakukan vaksinasi.
Tak hanya di lingkup pasar, nantinya prioritas vaksinasi tahap kedua juga menyasar tempat-tempat pariwisata.
"Kita kelompokkan misalnya bahwa klaster pasar Tanah Abang semua kita lakukan vaksinasi karena sebagian besar aktivitas daripada masyarakat itu akan berada di pasar Tanah Abang. Jadi interaksinya akan terjadi banyak di pasar tersebut itulah pendekatan klaster dalam hal ini yang berbeda dengan pendekatan yang biasanya kita lakukan," jelasnya.
Vaksinasi bagi petugas pelayanan publik akan dikonsentrasikan 70% di Jawa-Bali.
Dimana akan dimulai dengan Ibukota Provinsi dan Kabupaten/Kota yang merupakan penyangga Provinsi.
Hal tersebut karena kasus paling banyak dan mobilitas paling banyak terjadi.
"Yang kita tahu secara epidemiologi penyakit Covid-19 ini paling cepat penularannya akibat karena mobilitas. Ini yang kita maksud sebagai pendekatan klaster atau pendekatan secara memperhatikan zona risiko," kata Nadia.
Adapun untuk vaksinasi kepada lansia, Nadia mengungkapkan beberapa provinsi sudah melakukan vaksinasi namun baru ditujukan kepada lansia di atas 60 tahun yang menjadi petugas kesehatan.