Ada Public Figur Pasien Klinik Kecantikan Ilegal, Sejumlah Wanita Bibir dan Payudaranya Membengkak
Terungkap, ada public figur jadi pasien klinik kecantikan ilegal. Sejumlah wanita di klinik ini, bibir dan payudaranya membengkak.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Terungkap, ada public figur jadi pasien klinik kecantikan ilegal. Sejumlah wanita di klinik ini, bibir dan payudaranya membengkak.
Zevmine Skincare kini menjadi sorotan karena klinik kecantikan yang berlokasi di Lantai 2 Ruko Zam-Zam, Jalan TB Simatupang, ini membuka praktik ilegal.
Klinik kecantikan ini sudah beroperasi sejak tahun 2017.
Terungkap sosok wanita berinisial SW alias Y yang membuat sejumlah wanita pasien di klinik kecantikan itu sampai mengalami bibir dan payudara membesar.
"Dia juga yang melakukan praktik dokter kecantikan," ucap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus saat merilis kasus ini di Polda Metro Jaya, Selasa (23/2/2021).
Baca juga: Putri Sulungnya Tewas Dihantam Bus Agra Mas Naik Motor Pinjam Tetangga, Keluarga Devina Kebingungan
Menurut Yusri, penyelidikan kasus ini berbekal laporan masyarakat pada 15 Februari 2021 lalu.
Untuk membongkar kasus ini, seorang polwan diterjunkan menyamar sebagai pasien.
"Dari hasil undercover, berhasil diamankan satu tersangka," sambung Yusri.
Polisi memastikan tersangka SW alias Y tidak memiliki keahlian sebagai dokter.
Baca juga: Kartu Prakerja Gelombang 12 Telah Dibuka, Begini Cara Atasi Gagal Unggah Foto KTP di prakerja.go.id
Baca juga: Dokter Klinik Ilegal Sudah Dikenal hingga Aceh, Pasang Tarif Tinggi: Korban Bengkak di Payudara
Baca juga: Aksi Biadab Preman Tak Diberi Uang Pungli, Serang Warung dengan Petasan Sampai Pemilik Luka Bakar
Pelaku memang pernah bekerja sebagai perawat di salah satu klinik kecantikan.
Akibatnya, banyak pasien wanita di klinik tersebut mengalami pembengkakan setelah operasi.
Tindakan medis di klinik ini antara lain suntik injeksi botox, filler dan tanam benang.
Baca juga: Jadi Trending di Twitter, Apa Arti Gelay? Nissa Sabyan Ucapkan dengan Nada Manja
"Korbannya ada yang alami pembengkakan payudara dan bibir. Itu hasil tindakan tersangka," kata Yusri.
Tersangka SW alias Y pernah mematok tarif termahalnya mencapai Rp 9,5 juta.
Polisi masih menghitung total keuntungan yang didapat tersangka selama empat tahun membuka praktik.
Meski bukan dokter kecantikan, pelaku SW alias Y menerima order tak hanya di Jakarta tapi sampai luar kota.
Ia memanfaatkan media sosial untuk menawarkan perawatan kecantikan kepada calon pasien.
"Dia sampaikan melalui Instagram, yang mau silakan hubungi WhatsApp-nya."
"Nanti akan dia datangi langsung ke rumah para konsumen," terang Yusri.
Dokter gadungan ini menerima orderan hingga ke Jawa Barat, Sumatera, dan Aceh.
"Bukan cuma di Jakarta saja, tapi sampai ke Sumatera, Aceh."
"Tapi lebih sering di daerah Jawa Barat, di Bandung," ujar Yusri.
Baca juga: Sebelum Jadi Tempat Pemeliharaan Ikan Air Tawar, Selokan di Koja Ini Kotor dan Penuh Sampah
Zevmine Skincare sebagai klinik kecantikan tidak terdaftar di Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Klinik ini melayani 100 pasien setiap bulannya sebelum pandemi Covid-19.
Di masa pandemi, menurut pengakuan tersangka, jumlah pasiennya mengalami penurunan.
"Pengakuannya hanya sekitar 30 orang," tutur Yusri.
Berdasarkan hasil penyelidikan, sejumlah publik figur juga turut menjadi korban.
Yusri memastikan SY alias Y memiliki cukup banyak pasien.
"Ada beberapa publik figur pernah jadi pasien yang bersangkutan," kata Yusri lagi.
Ia tidak menjelaskan identitas publik figur yang pernah menjalani perawatan kecantikan di klinik ilegal tersebut.
Jajaran Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya telah menangkap SW selaku pemilik Zevmine Skincare.
Tersangka dijerat Pasal 77 jo Pasal 73 Ayat (1) dan atau Pasal 78 jo Pasal 73 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara.
Kata Dokter Jika Sering Suntik Filler
Bibir yang tampak penuh dan wajah bebas keriput setelah suntik filler mungkin tampak cantik, namun efeknya dalam jangka panjang tidak menyenangkan.
Hasilnya yang instan membuat orang sering lupa pada efek sampingnya. Lama kelamaan, filler yang umumnya berisi asam hialuronat akan meregang dan membuat kulit turun.
Ini berarti kita butuh suntikan filler lagi agar kulit tetap kencang dan kemudian setelah beberapa waktu kulit dan jaringan akan meregang lagi.
Menurut dokter bedah plastik Andrew Jacono, setelah beberapa lama filler akan menarik jaringan di bawah kulit sehingga proses penuaan akan terlihat lebih cepat.
"Karena jaringan kulit tidak akan kembali sama seperti saat kita masih muda," kata Jacono seperti dilansir Kompas.com.
Dijelaskan oleh dokter bedah plastik Michelle Yagoda, saat filler sudah hilang (entah karena diserap tubuh atau disedot lagi oleh dokter) akan meninggalkan ruang yang lebar di bawah kulit sehingga butuh suntikan untuk mengisinya.
"Tiap kali filler ditambah, kantungnya akan makin lebar dan menjadi besar, sehingga butuh filler lebih banyak lagi," kata Yagonda.
Pada bagian bibir, jika kita tidak menambah filler agar bentuknya tetap sesuai keinginan, hasilnya adalah kulit menjadi turun, berkerut, bahkan bentuknya tidak beraturan.
Kondisi ini terkadang membutuhkan perbaikan oleh dokter bedah.
"Ini seperti kulit perut wanita setelah melahirkan dan kendur. Demikian juga bibir kita yang disuntik filler, nantinya akan ada kelebihan kulit yang harus diangkat," kata Jacono.
Cairan filler, menurut Yagoda, bisa saja berpindah setelah disuntikkan sehingga bagian bibir menjadi kendur.
Menurut Yagoda, seharusnya bagian bibir yang berwarna merah muda tidak disuntik karena itu adalah area berbahaya.
"Sebuah kesalahan jika menyuntik bagian pink dari bibir karena itu adalah otot bibir. Filler lama-lama akan menggumpal dan mengubah bentuk bibir. Ini terjadi jika kita melakukan filler lebih dari sekali," katanya.
Hal serupa juga bisa terjadi pada bagian wajah yang sudah sering disuntik filler. Karena pengaruh gravitasi, cairan filler bisa turun sehingga kulit menjadi lebih kendur.
"Karena tidak mendapat efek seperti satu atau dua kali filler sebelumnya, mereka akan mengisi bagian wajah yang kendur itu dengan filler agar lebih 'naik', tapi wajah akan tampak lebar dan tak berbentuk," kata Jacono.
Walau filler adalah pilihan terapi antipenuaan yang tetap bagi sebagian orang, tapi ini bukan untuk semua orang.
"Filler tidak menghentikan kulit kendur. Menyuntikkan filler terlalu banyak ke wajah untuk menghentikan proses penuaan akan membuat wajah seseorang tidak seperti dirinya lagi," ujarnya.
Efek ketahanan filler berbeda-beda pada setiap orang, tergantung usianya. Pada orang yang berusia lebih muda dan kulitnya masih elastis, efek filler akan bertahan lebih lama.
"Tapi untuk orang berusia lebih dari 40 atau 50-an, mungkin bisa memakai filler tak lebih dari 5 tahun," kata Jacono.
Setelah periode tersebut, kulit akan tetap tertarik dan kendur. Itu sebabnya, konsultasikan dengan dokter yang kompeten sebelum melakukan filler.