Reaksi Anies dan Ganjar Soal Banjir di Wilayahnya, Gubernur Jawa Tengah Pilih Salahkan Dirinya

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo buka suara terkait banjir yang terjadi di Kota Semarang. Ia memilih menyalahkan dirinya soal banjir di Semarang.

KOMPAS/ANDREAS LUKAS/HUMAS PEMPROV JATENG
Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo juga buka suara terkait banjir yang terjadi di ibu kota Jawa Tengah yakni Kota Semarang. 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Sebagian DKI Jakarta dan Jawa Tengah dilanda banjir akibat hujan lebat yang terus mengguyur wilayah tersebut.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan banjir yang melanda sejumlah wilayah ibu kota merupakan kiriman dari Kota Depok dan Bogor, Jawa Barat.

Pernyataan Anies Baswedan itu direspon Plh Wali Kota Depok Sri Utomo dan Wali Kota Bogor Bima Arya.

Di tempat terpisah, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo juga buka suara terkait banjir yang terjadi di ibu kota Jawa Tengah yakni Kota Semarang.

Ganjar Pranowo menegaskan orang yang paling bersalah atas insiden banjir di sejumlah titik kota Semarang adalah dirinya sendiri.

Ucapan itu dikatakan Ganjar Pranowo melalui akun twitter pribadinya.

Cuitan itu berawal saat Ganjar Pranowo mengunggah video yang memperlihatkan stasiun Pompa Kalibiru, Semarang.

Video tersebut kemudian mendapatkan komentar warganet yakni akun bernama @aditya180204.

Akun tersebut meilai Ganjar bisa menyalahkan walikota atau air kiriman dari Ungaran terkait dengan terjadinya banjir di Kota Semarang.

"Padahal kalau mau pak @ganjarpranowo bisa menyalahkan walikota lalu salahkan air kiriman Ungaran," tulis akun @aditya180204.

Cuitan tersebut langsung mendapatkan respon dari Ganjar Pranowo.

Ganjar mengatakan bahwa dirinya yang bersalah terkait banjir yang merendam Semarang.

"Saya yg salah," balas Ganjar Pranowo.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo berpose usai wawancara khusus dengan Tribun Network di kantor Tribun Network, Jakarta Pusat, Rabu (12/8/2020).
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo berpose usai wawancara khusus dengan Tribun Network di kantor Tribun Network, Jakarta Pusat, Rabu (12/8/2020). (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Namun kini cuitan akun @aditya180204 telah hilang.

Anies Sebut Banjir Jakarta dari Depok dan Bogor

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui banjir yang menerjang ibu kota tak bisa surut dalam waktu enam jam.

Ia menyebut hujan deras yang mengguyur sejak Jumat (19/2/2021) malam sudah reda.

Namun, air kiriman dari wilayah hulu terus mengalir menuju Jakarta.

"Yang terjadi (saat ini) adalah hujannya berhenti, tapi aliran dari hulu masih jalan terus. Sehingga di situlah menjadi kendala tersendiri," ucapnya, Sabtu (20/2/2021).

Air kiriman ini yang kemudian disebut Anies sulit dikendalikan, sehingga air meluap hingga merendam pemukiman warga di bantaran kali.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan berbincang dengan anggota Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Selatan di Jalan Taman Kemang, Pela Mampang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan pada Sabtu (21/2/2021) sore.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan berbincang dengan anggota Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Selatan di Jalan Taman Kemang, Pela Mampang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan pada Sabtu (21/2/2021) sore. (KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO)

Untuk itu, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menyebut, banjir masih tetap akan terjadi jika penangan banjir di kawasan hulu, seperti di Bogor dan Depok tidak dilakukan.

"Satu sisi adalah alirannya limpahan, karena kalau teman-teman lihat di bawah, catatan bahwa air kiriman dari kawasan hulu, dan dari kawasan tengah, kawasan hulu di Bogor, kawasan tengah itu kawasan Depok," ujarnya di Pintu Air Manggarai.

"Nah, itu sekarang dalam perjalanan ke Jakarta. Dalam perjalanan ke Jakarta itu tentu berdampak pada kawasan yang ada di sekitarnya," tambahnya menjelaskan.

Bila penanganan sudah dilakukan sejak kawasan hulu, Anies yakin, banjir bisa dikurangi.

Kalau banjir melanda, air yang menggenang pun bisa surut kurang dari enam jam.

"Jadi (hitungan) kita enam jam itu sesudah airnya surut di sungai, kembali normal, atau enam jam sesudah hujan berhenti," tuturnya.

Respon Plh Wali Kota Depok

Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok, Sri Utomo, saat dijumpai di Balai Kota Depok, Senin (12/10/2020
Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok, Sri Utomo, saat dijumpai di Balai Kota Depok, Senin (12/10/2020 (TribunJakarta/Dwi Putra Kesuma)

Plh Wali Kota Depok, Sri Utomo, tak menyangkal apa yang diucapkan oleh orang nomor satu di DKI Jakarta ini.

Dia menilai ucapan Anies tak ada yang salah.

"Terkait statement itu ya wajar, karena memang air itu qadarullah. Air selalu dari atas ke bawah," ujar Sri kepada TribunJakarta.com, Minggu (21/1/2021).

"Air itu dari Puncak, Bogor, Depok, dan semuanya akan turun ke Jakarta dan itu terjadi," imbuh Sri.

"Kalau disana Puncak, Bogor itu besar hujannya, ya potensi melalui Sungai Ciliwung atau pun Pesanggrahan ya akan turun (air) ke Jakarta. Nah inilah yang memang menjadi catatan bagi kita semua. Nah ini yang terjadi,"

Lanjut Sri, kondisi topografi DKI Jakarta memang berada di bawah Kota Depok.

"Ya memang dari atas turun terus ke Cibinong, terus turun ke Depok, turun ke Condet, dan masuk ke Jakarta."

"Artinya ya memang seperti itu air turun dari atas ke bawah," bebenrya.

Menilai topografi Jakarta di bawah Depok, risikonya akan mendapat air kiriman.

"Memang kondisi topografi DKI Jakarta itu posisinya ada di bawah, memang risikonya itu."

Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama semua pihak menghadapi cuaca ekstrem seperti saat ini.

"Harus siap-siaplah menjaga, gimana caranya umpama kalau air kelebihan banyak ya cepat menyurutkan saja," ucap dia.

Tanggapan Wali Kota Bogor

Wali Kota Bogor Bima Arya - Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Nasional menetapkan Kota Bogor masuk ke dalam kategori zona merah.
Wali Kota Bogor Bima Arya - Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Nasional menetapkan Kota Bogor masuk ke dalam kategori zona merah. (TribunnewsBogor.com/Lingga Arvian Nugroho)

Menanggapi hal ini, Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan bahwa banjir Jakarta disebabkan berbagai faktor dan tidak melulu dari kiriman dari hulunya yakni Bogor.

Sebab, saat banjir di Jakarta terjadi baru-baru ini, Tinggi Muka Air (TMA) Sungai Ciliwung di Bendung Katulampa Bogor tidak mengalami kenaikan signifikan.

"Banjir di Jakarta itu kan banyak hal ya, betul bahwa ada yang dari hulu. Tetapi catatannya adalah di Katulampa paling tinggi siaga 3. Jakarta biasanya banjir di siaga 1," kata Bima Arya kepada wartawan, Minggu (21/2/2021).

Namun, kata Bima, ketika di TMA di Bandung Katulampa siaga 3, Jakarta tetap banjir.

"Nah ketika (Bendung Katulampa) siaga 3 sudah banjir di Jakarta, berarti volume di Jakartanya yang tinggi," kata Bima.

Baca juga: Seorang Ibu Korban Mafia Tanah Mengadu ke Polda Metro Jaya, Mengaku Dikasih Cek Fiktif Oleh Pelaku

Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem BMKG Besok, 25 Februari 2021: DKI Jakarta Waspada Hujan Lebat

Baca juga: Emak-emak di Tangerang Tewas Dibegal, Motor Tabrak Tembok: Pelaku Cuma Untung Rp2 Juta

Selain itu, Bima menjelaskan bahwa ketika bicara soal banjir Jakarta, bukan hanya sekedar kiriman dari Bogor atau Puncak tapi juga Daerah Aliran Sungai (DAS) menuju ke hilirnya.

Bima mengaku bahwa beberapa waktu lalu dirinya sudah menyurati Gubernur DKI terkait temuan dari ekspedisi Sungai Ciliwung yang mana harus jadi perhatian bersama karena banyak ditemukan rumah liar, banyak limbah dan lain-lain

"Jadi persoalan banjir ini sekali lagi tidak bisa dadakan, tidak bisa ditangani ketika musim hujan saja. Harus terintegrasi semua dari hulu ke hilir. Itu persoalannya," pungkas Bima. (TribunJakarta.com/TribunPalu)

Artikel ini telah tayang di Tribunpalu.com dengan judul Tak Ingin Salahkan Siapa Pun Soal Banjir di Semarang, Ganjar Pranowo: Saya yang Salah,

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved