Sisi Lain Metropolitan
Bikin Usaha Makanan Sendiri, Korban PHK di Cipete Ini Banjir Pesanan Usai Didatangi Food Vlogger
Kehadiran food vlogger di tengah pandemi menjadi angin segar bagi penjual makanan. Semenjak disambangi food vlogger, Widodo langsung banjir pesananan
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Septiana
Semenjak membuka usaha makanan, Nurul menjadi salah satu langganan Widodo. Karena sering beli, mereka menjadi akrab.
Baca juga: Wagub DKI Ariza Pamer Angka Kesembuhan Covid-19 di Jakarta: Kita Bisa Mengendalikan
Widodo bercerita alasannya membuka usaha makanan kepada Nurul.
"Ibu Nurul kemudian memberi tahu temannya, Ibu Mawar yang punya kenalan food vlogger. Saya kemudian menghubungi Ibu Mawar. Hari Jumatnya, koh Felix datang ke sini," ceritanya.
Cerita Widodo, Bangkit usai Kena PHK
Diberhentikan dari restoran imbas pandemi Covid-19, tak membuat Widodo (40) bertopang dagu berlarut-larut.
Mantan juru masak masakan Meksiko itu mengambil hikmah dari masa suram yang menerpanya.

Lewat keahlian memasak bertahun-tahun, ia tengah merintis usaha makanan di rumah kontrakan sederhananya di Kawasan Cipete Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan.
Tak jauh memasuki Gang Melinjo di Jalan Asem II, Kelurahan Cipete Selatan, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, sebuah spanduk bertuliskan "Pawon D'Mlinjo" terpampang di sebuah rumah berukuran sekira 3 x 12 meter.
Rumah kontrakan yang dihuni Widodo, istri, anak dan saudaranya itu disulap menjadi restoran pesan antar.
Ditemui TribunJakarta.com, Widodo bercerita bahwa usaha ini merupakan buah hasil bersiasat di tengah kabut kelam pandemi Covid-19.
Baca juga: Wagub DKI Ariza Pamer Angka Kesembuhan Covid-19 di Jakarta: Kita Bisa Mengendalikan
Cerita itu bermula tatkala ditemukan kasus Covid-19 di Restoran Amigos di kawasan Kemang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, tempatnya bekerja sekira bulan Maret 2020.
Penemuan kasus Covid-19 di sana cukup menggemparkan seluruh Indonesia. Sebab, kasus tersebut menjadi yang pertama dipublikasikan pemerintah.
Saat kejadian itu, Widodo mendadak syok. Ia cukup stres dan terpukul mendengar kabar itu. Pekerjaan pun menjadi taruhannya.
Di bulan April, pihak pemilik akhirnya mengumumkan menutup restoran.
Sekira 40-an karyawan yang menggantungkan hidup di restoran itu terpaksa menganggur.