Virus Coron di Indonesia

Tepat Setahun Silam, Ini Cerita Pasien 01 Covid-19 Asal Depok: Semua Bingung

Maria Darmaningsih serta dua putrinya, Sita Tyasutami dan Ratri Anindyajati adalah pasien pertama, kedua dan ketiga Covid-19 di Indonesia.

Penulis: Dwi Putra Kesuma | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Dwi Putra Kesuma
Sita Tyasutami (pasien 01/kanan), Maria Darmaningsih (pasien 02/tengah), dan Ratri Anindyajati (pasien 03/kiri), tiga pasien yang sudah sembuh dari Covid-19 alias corona saat dijumpai wartawan di kediamannya, Kamis (19/3/2020). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma

TRIBUNJAKARTA.COM, PANCORAN MAS – Tepat setahun silam, Maria Darmaningsih serta dua putrinya, Sita Tyasutami dan Ratri Anindyajati, diumumkan menjadi pasien Covid-19 pertama di Indonesia.

Masih kuat ingatan Maria, kala setahun lalu dirinya dihadapkan dengan kondisi terberat dalam hidupnya.

Kepada wartawan, Maria senang hati berbagi kisah perjuangannya menjadi penyintas Covid-19 setahun belakangan ini.

“Dulu kan heboh banget, kita semua enggak mengerti itu apa, dan itu luar biasa hebohnya. Kami kan awalnya karena ngotot melapor, tapi saat melapor semuanya masih bingung menghadapi. Kami sebagai pasien tidak diberi tahu atau apa, tiba-tiba ada pengumuman (positif Covid-19),” ujar Maria dikonfirmasi wartawan, Selasa (2/3/2021).

Maria mengakui bahwa kabar dirinya yang positif terpapar Covid-19 ini menggegerkan masyarakat Indonesia.

Baca juga: Dandim Jaksel Kolonel Ucu Yustiana Imbau Warga Tak Takut Divaksin Covid-19: Aman Sekali

“Itu kan bikin heboh seluruh Indonesia. Jadi orang-orang yang satu kompleks dengan saya saat itu juga disuruh pulang, yang kerja dan sekolah dengan saya disuruh pulang dan enggak boleh kerja atau sekolah lagi. Pengaruhnya terhadap yang satu kompleks itu luar biasa stigmanya,” timpalnya.

Sempat dirinya mendapat kabar bahwa perkiraan pandmei Covid-19 akan berakhir pada Agustus 2020 silam.

“Saya ingat banget, waktu itu bulan Mei (2020), saya dapat Whatsapp bahwa ada perkiraan Agustus 2020 kemungkinan baru ditemukan. Aku bilang masak sih sampai Agustus.Tahu-tahu,  Agustus lewat begitu saja, September juga kok terus aja. Enggak terbayang aku bahwa akan begini lama, sungguh.” tuturnya.

Baca juga: Vaksinasi Massal Prajurit TNI Digelar di GOR Basket Bekasi

Melihat kondisi terkini, Maria cukup kecewa pada temuan warga yang merahasiakan bahwa ia telah terpapar Covid-19.

“Saya masih baca di koran bahwa sekarang yang sakit (Covid-19) masih suka diam-diam karena banyak yang tidak membantu. Itu menyedihkan buat saya, karena seharusnya orang sudah belajar, bahwa kita tuh bisa menangani dengan bersama-sama, kalau bisa saling bantu,” imbuhnya.

“Saya tidak bisa mengerti bahwa kemanusiaan kita malah hilang dengan Covid-19. Harusnya kan malah semakin tinggi tingkat kemanusiaannya. Saya pikir, apa ini pendidikan kita yang kurang atau apa? Belum lagi yang di-bully,” sambungnya.

Perundungan, kecaman, dan stigma negatif pun tak luput menghampiri Maria dan kedua putrinya. Ia mengaku bahwa dirinya bisa kehilangan akal sehat bila terus meladeni bully-an tersebut.

“Ketika kena Covid-19 apa sih yang salah, kok di-bully habis-habisan, memang apa sih yang bikin kita sakit? Memang kita yang minta? Saya enggak paham. Orang-orang yang sakit dan sampai tidak mau bilang ke tetangga karena nanti stigma, tidak dibantu, yang begitu-begitu nggak masuk di hati saya. Saya nggak ngerti sampai sekarang,” bebernya.

Maria sangat mensyukuri dirinya bisa sembuh dari virus mematikan dan masih bisa bernapas hingga saat ini.

Baca juga: Wulan Guritno akan Menjanda Lagi? Cantiknya Istri Adilla Dimitri Meski Sudah Berusia 40: Kayak ABG

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved