Jhoni Allen Gelagapan Ditanya soal Kader Diimingi Rp100 Juta untuk Kudeta AHY, Najwa Shihab Bereaksi

Jhoni Allen Marbun terlihat gelagapan saat dicecar mengenai pengakuan kader yang diimingi uang besar untuk kudeta AHY.

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Siti Nawiroh
YouTube/Najwa Shihab
Jhoni Allen Marbun. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Mantan kader Demokrat, Jhoni Allen Marbun tampak gelagapan saat ditanya Najwa Shihab mengenai adanya pengakuan kader pada AHY soal diimingi uang untuk melakukan kudeta.

Hal itu terlihat dalam tayangan YouTube Mata Najwa Trans 7 dilansir TribunJakarta pada Kamis (4/3).

Saat itu tayangan Mata Najwa tengah membahas isu kudeta dan permasalahan Partai Demokrat yang mencuat ke publik.

TONTON JUGA:

Salah satu pembahasan yang didiskusikan di Mata Najwa mengenai kabar kader Partai Demokrat yang diimingi uang besar untuk kudeta.

Najwa Shihab pun mempertanyakan kabar tersebut kepada Jhoni Allen Marbun.

Baca juga: Cerita Gede Pasek di Balik KLB Demokrat Bali 2013, Kerelaan Anas Urbaningrum & Ungkit Janji SBY

"Bang Jhoni, anda mengiimingi-imingi uang pada kader di DPC supaya mereka mau menjatuhkan kepemimpinan AHY?" tanya Najwa Shihab.

Sebagai penggagas Kongres Luar Biasa (KLB), Jhoni Allen mengaku tak ada iming-iming uang.

FOLLOW JUGA:

Meski demikian, Jhoni tak membantah adanya biaya yang diperlukan untuk menjalankan KLB.

"Tidak pernah ada karena iming-iming Partai Demokrat untuk menjagokan ketua umumnya menjadi menang. Itu bisa dibuktikan pada KLB Bandung," papar Jhoni Allen.

Mendengar hal tersebut, Najwa Shihab pun lantas bereaksi.

Baca juga: Link Baca Manga One Piece Chapter 1006, Kematian Guru Monkey D Luffy di Onigashima?

"Saya belum mau masuk ke situ, kita fokus kepada hal ini. Ini matching dengan pernyataan SBY yang bilang Demokrat for sale. Apakah anda berusaha menjual Partai Demokrat?" cecar Najwa Shihab.

"Tak ada buktinya, itu kan kader kita. Dia datang menyampaikan keluhan dan mencari solusi, tentunya ada biaya operasioanl. Tiketnya kita kasih, hotelnya juga," ucap Jhoni Allen.

Jhoni Allen Marbun usai diperiksa penyidik di Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta Selatan, Selasa (7/1/2014). Jhoni Allen Marbun kini dipecat oleh DPP Partai Demokrat karena terlibat upaya kudeta terhadap kepemimpinan AHY.
Jhoni Allen Marbun usai diperiksa penyidik di Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta Selatan, Selasa (7/1/2014). Jhoni Allen Marbun kini dipecat oleh DPP Partai Demokrat karena terlibat upaya kudeta terhadap kepemimpinan AHY. (Tribunnews/HERUDIN)

"Jadi iya, anda mengimingi uang?" kata Najwa Shihab.

"Untuk kader sendiri merupakan hal biasa, ada Rp10 juta dan sebagainya. Tergantung jaraknya," papar Jhoni Allen.

Mengenai iming-iming uang besar Rp100 juta, Jhoni Allen tak menjawabnya secara pasti. Ia terlihat sedikit gelagapan.

"Kalian saja bisa iming-iming, ini kan faktanya kita kasih. Tak ada iming-iming, itu biaya operasional untuk datang dan menyelesaikan persoalan."

Baca juga: Gilang Fetish Kain Jarik Divonis 5 Tahun Bui, Begini Siasat Liciknya Perdaya 25 Korban: Tak Berkutik

"Saya tak pernah mau berdosa, pihak eksternal tak ada satu rupiah pun dan itu tak akan laku. Dari pihak kita perlu biaya operasional," beber Jhoni Allen.

Sebagaimana diketahui, isu gerakan perebutan kekuasaan atau makar di tubuh Partai Demokrat belum juga selesai.

Isu tersebut pertama kali disampaikan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam konfrensi pers yang dilakukan Senin (1/2/2021).

AHY menuding ada pihak-pihak yang berupaya untuk mengangkat sosok baru menjadi Ketua Umum Partai Demokrat dengan mengadakan Kongres Luar Biasa (KLB).

Pada perkembangannya, tokoh-tokoh yang diduga menjadi dalang perebutan kekuasaan itu adalah Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko, Marzuki Alie, Muhammad Nazaruddin, Darmizal dan Johni Allen Marbun.

Baca juga: Iis Dahlia Buka Suara Kedekatan Ayus dan Nissa Sabyan, Celetukannya soal Kesetiaan Jadi Viral

Menanggapi isu tersebut, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya turut membuat pernyataan.

SBY menegaskan bahwa Partai Demokrat tidak diperjualbelikan untuk pihak-pihak yang ingin melakukan upaya perebutan kekuasaan.

"Bagi orang luar yang punya ambisi untuk merebut dan membeli Partai Demokrat, saya katakana dengan tegas dan jelas, Partai Demokrat not for sale, partai kami bukan untuk diperjualbelikan," kata SBY pada video yang dirilis Rabu (24/2/2021).

Ia juga menyebut bahwa jika partai berlogo mercy itu berhasil dikudeta, maka demokrasi berada pada masa krisis.

Presiden RI Ke 6 itu meyakini bahwa Presiden Joko Widodo tidak mengetahui keterlibatan Moeldoko dalam upaya perebutan kekuasaan itu.

Baca juga: Ucapan Terima Kasih Nagita pada Eks Raffi, Terkuak Panggilan Khususnya untuk Laudya Cynthia Bella

Selain itu, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan banyak kader Demokrat yang dipaksa untuk mengukudeta dirinya.

Ajakan kudeta dirinya tersebut didapatkan kader lewat telpon ataupun pertemuan langsung.

Hal ini ini menjadi perhatian bagi dirinya dan juga kader internal partainya.

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama pengurus DPP Demokrat
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama pengurus DPP Demokrat (Istimewa)

AHY berujar, kudeta dirinya dari posisi Ketua Umum Partai Demokrat lewat adanya Kongres Luar Biasa (KLB).

Sehingga hal ini yang membuat dirinya dan kader untuk menyelamatkan kepemimpinan Demokrat ini.

Baca juga: Banjir Air Mata, Teddy Syach Cerita Sikap Rina Gunawan Sebelum Kenakan Ventilator: Dia Bilang Dadah

AHY mengatakan, bahwa oknum yang ingin mengkudetanya menargetkan 360 pemegang suara KLB dengan sejumlah imbalan uang. Sehingga cara-cara kotor ini tidak bisa dianggap remeh.

“Para pemegang suara diajak dan dipengaruhi dengan imbalaun uang dalam jumlah yang besar,” jelas AHY.

Adapun Politikus Partai Demokrat, Rachland Nashidik menyebut ada imbalan Rp100 juta untuk pimpinan di daerah.

Masing-masing akan diberi uang muka Rp25 juta hingga Rp30 juta bila mau memberikan dukungan. Sisanya dibayar setelah KLB selesai.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved