Partai Demokrat Digoyang Konflik, Ruhut Sitompul Beri Peringatan: Jangan Saling Tembak Nanti Stres

Sindiran Ruhut Sitompul soal konflik Partai Demokrat, jangan saling tembak nanti stres.

Editor: Elga H Putra
TANGKAPAN LAYAR Kompas.TV
SBY saat konferensi pers menanggapi KLB Partai Demokrat, Jumat (5/3/2021). Partai Demokrat digoyang konflik, mantan juru bicara Partai Demokrat, Ruhut Sitompul memberi peringatan keras: jangan saling tembak nanti stres. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Sindiran bernada peringatan disampaikan Ruhut Sitompul soal konflik Partai Demokrat, jangan saling tembak nanti stres.

Kudeta Partai Demokrat sangat mewarnai politik termutakhir Indonesia, di mana Kubu AHY mendapat rongrongan dari kubu Moeldoko.

Pasalnya, Moeldoko didapuk sebagai Ketua Umum Partai Demokrat hasil KLB Deliserdang, Sumatera Utara.

Setelah terpilih, Kubu Moeldoko terbaru mengajukan nama kepengurusan ke Kementerian Hukum dan HAM pada Senin (8/3/2021).

Sementara itu, Kubu AHY direncanakan akan menggeruduk Kantor Kemenkumham.

Baca juga: Mahfud MD Ungkap Cara Pemerintah Selesaikan Konflik Partai Demokrat

AHY didampingi 34 perwakilan Partai Demokrat seluruh Indonesia.

Dalam kunjungannya, AHY akan memberikan seluruh bukti KLB Deliserdang yang digelar pada Jumat (5/3/2021) adalah tidak sah.

Dalam kesempatan itu Partai Demokrat ingin menunjukkan kepada Kemenkumham bahwa KLB Deliserdang abal-abal dan melanggar konstitusi Partai Demokrat.

Sebelumnya, kader Partai Demokrat kubu AHY menyematkan cap jempol darah di Sekretariat DPD Partai Demokrat DKI Jakarta, Cipayung, Jakarta Timur, Minggu (7/3/2021).

Satu per satu kader DPD Partai Demokrat DKI Jakarta antre melakukan aksi cap jempol darah di spanduk yang telah disiapkan.

Baca juga: Ramai KLB untuk Kudeta AHY, Apa yang Memicu Api Konflik di Partai Demokrat?

Baca juga: Partai Demokrat Kubu Moeldoko Daftar Kemenkumham, Ferdinand Hutahaean: Gong Pembuka Perang

Baca juga: 34 Pimpinan DPD Demokrat Bakal Dampingi AHY Datangi Kemenkumham Besok

Ketum DPD Partai Demokrat DKI Jakarta, Santoso, mengatakan tujuan utama aksi cap jempol darah ini sebagai wujud kecintaan dan dukung mereka terhadap AHY.

Komentar Ruhut Sitompul

Meski sudah hengkang dari Partai Demokrat, Ruhut Sitompul masih ikut mengomentari konflik yang sedang melanda mantan partainya itu.

Baca juga: Dituding Ghosting Felicia Tissue, Kaesang Pangarep Ungkap Kejadian Sebenarnya di Pertengahan Januari

Hal itu diutarakan Ruhut melalui akun twitternya @ruhutsitompul.

Dalam postingannya pada Senin (8/3/2021), Ruhut menyebut konflik yang terjadi di Partai Demokrat saat ini adalah bukti bahwa kondisi politik tak seperti hitungan matematika yang bisa dipastikan.

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono bersama pendukungnya mendatangi kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (8/3/2021) siang.
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono bersama pendukungnya mendatangi kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (8/3/2021) siang. (TRIBUNJAKARTA.COM/MUHAMMAD RIZKI HIDAYAT)

Sepertinya, Ruhut menuliskan hal tersebut untuk menjelaskan sempat adanya keraguan dari beberapa pihak bahwa akan terjadi KLB di Partai Demokrat.

"Inilah politik membuktikan 2+2= tidak selalu 4 bisa 7, 8, atau 9. Karena itu apa yang terjadi KLB Partai Demokrat di kampung aku, Sumatera Utara, yang banyak mengatakan tidak mungkin ada KLB “Faktanya Ada”," tulis Ruhut di akun Twitternya.

Dalam postingan itu, sambil menunggu kelanjutan episode konflik Partai Demokrat, Ruhut tak lupa mengingatkan saat ini masih dalam pandemi Covid-19.

"Jadi sambil menunggu penyelesaiannya jangan lupa Badai COVID-19 belum berlalu MERDEKA," pesan Ruhut yang kini telah beralih ke PDIP ini.

Dalam postingan sehari sebelumnya, Ruhut juga menyindir konflik yang terjadi di Partai Demokrat.

Dia menertawakan mereka yang awalnya yakin bahwa tak akan terjadi KLB di Partai Demokrat.

"Masih sekitar KLB Partai Demokrat, ada yang mengatakan abal abal, lucu-lucuan, macam-macamlah."

"Pada kebakaran jenggot ha ha ha kelamaan bergaul dgn kadrun sich," tulis Ruhut.

Terkait konflik yang terjadi di Partai Demokrat, Ruhut memilih menunggu episode selanjutnya.

Namun, dia mengingatkan sesuatu yang menurutnya agar mereka yang bertikai tak sampai stres.

"Ya sudah tunggu saja hasil akhirnya tapi tolong jgn nembak kanan kiri muka belakang atas bawah nanti stresssssss MERDEKA," lanjut Ruhut dalam postingannya.

Gong Pembuka Perang

Selain itu, mantan kader Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean juga turut memantau adanya konflik di mantan partainya itu.

Beragam komentar disampaikan Ferdinand di akun twitternya @FerdinandHaean3

Salah satunya Ferdinand menyebut bahwa pendaftaran kepengurusan Partai Demokrat kubu Moeldoko ke Kemenkumham adalah gong pembuka perang, belum perang sesungguhnya.

Dia menyebut bahwa sesaat lagi pertandingan sesungguhnya barulah akan dimulai.

Ferdinand menuliskan hal tersebut saat mengomentari sebuah artikel yang memuat tentang rencana Partai Demokrat kubu Moeldoko daftar kepengurusan ke Kemenkumham, hari ini.

"Hari Ini, Demokrat Versi KLB Sibolangit Mau Daftar ke Kemenkumham

Pertarungan sesungguhnya akan dimulai..!!

KLB Deli Serdang itu hanya gong pembuka perang, bukan perang sesunguhnya," tulis Ferdinand di akun twitternya dikutip TribunJakarta.com, Senin (8/3/2021).

Setelah memosting tulisan itu, beberapa waktu kemudian, Ferdinand juga meminta semua pihak menyudahi segala keributan yang terjadi saat ini.

Ferdinand Hutahaean
Ferdinand Hutahaean (YouTube/TalkshowtvOne)

Tak hanya soal KLB Partai Demokrat, Ferdinand juga menyinggung kabar putusnya jalinan asmara putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep dan kekasihnya.

Tulisan itu merupakan caption dari sebuah foto Ferdinand yang berdiri dan memegang bendera merah putih.

"Ayo kita sudahi keributan tak penting ini. Kita akhiri keriuhan bantah lisan ini. Kita hentikan bicara ttg Kudeta, KLB dan putus cintanya Kaesang.

Ayo bicara tentang bangsa, tentang negara, tentang mendukung pemerintah membangun negeri ini utk mewujudkan cita2 kemerdekaan," harapnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved