Ramai KLB untuk Kudeta AHY, Apa yang Memicu Api Konflik di Partai Demokrat?
Ramai soal KLB untuk menggulingkan kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), apa sebenarnya penyebab konflik di Partai Demokrat?
TRIBUNJAKARTA.COM - Ramai soal Kongres Luar Biasa (KLB) untuk menggulingkan kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), apa sebenarnya penyebab konflik di Partai Demokrat?
Bermula dari isu kudeta yang berujung pada pemecatan sejumlah kader, konflik di Partai Demokrat kini kian memanas.
Akibat pemecatan itu, salah satu mantan kader Partai Demokrat Jhoni Allen Marbun menggugat Agus Harimurti Yudhoyono, Teuku Riefky, dan Hinca Pandjaitan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Selain gugatan tersebut, isu penyelenggaraan KLB juga semakin mengemuka.
KLB digelar pada Jumat (5/3/2021). Hasilnya, Moeldoko terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB.
Lantas apa yang memicu api konflik Partai Demokrat?
Baca juga: Partai Demokrat Kubu Moeldoko Daftar Kemenkumham, Ferdinand Hutahaean: Gong Pembuka Perang
Pengamat Politik asal Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan, ada sejumlah faktor yang memicu konflik di tubuh Partai Demokrat.
Pertama, kekuasaan yang akhirnya berujung pada perebutan kendaraan berupa partai politik.
"Kekuasaan ini kan harus punya kendaraan dan kendaraan paling nyaman adalah partai politik, itu yang pertama," kata Hendri dikutip TribunJakarta.com dari Kompas.com.
Kedua, Hendri menilai, ada salah satu kubu yang melihat potensi dan kesempatan itu dengan memanfaatkan kepemimpinan AHY.
Baca juga: RESPON Istana soal Hebohnya Asmara Kaesang & Felicia Tissue: Mereka Sudah Dewasa, Tak Usah Dipaksa
Baca juga: Batas Waktu Kembalikan Aset Lina Habis, Teddy Kini Minta Rp750 Juta pada Putra Sule: Ini Alasannya
Baca juga: Moeldoko Kudeta Jabatan AHY, Annisa Pohan Minta Warga Lakukan Ini: Untuk Jaga-jaga
Ketiga, kemungkinan ada kubu lain yang melihat kesempatan untuk mendapat dukungan dari masyarakat dan pemerintah.
Meski demikian, kata Hendri, tiga hal tersebut bisa dipatahkan dengan soliditas Partai Demokrat di bawah kepemimpinan AHY.
"Perihal kemudian kenapa harus AHY yang jadi ketua partai, waktu itu kan kader Demokrat yang pilih," jelas dia.
Ia menyayangkan konflik Demokrat yang kian membesar, dengan posisinya sebagai oposisi.
"Barang langka ini di Indonesia. Kalau Demokrat pecah, tinggal PKS saja, oposisinya semakin sedikit. Ini menurut saya sangat disayangkan," ujar Hendri.