Kesaksian Pendukung AHY Ikut KLB di Deli Serdang, Diimingi Rp100 Juta hingga Keterlibatan Nazaruddin

Pendukung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Gerald Piter Runtuthomas, memberikan kesaksian ihwal kehadirannya di Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang.

Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Wahyu Septiana
TRIBUNJAKARTA.COM/Muhammad Rizki Hidayat
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menghadirkan mantan Wakil Ketua DPC Partai Demokrat Kota Kotamobagu, Gerald Piter Runtuthomas (tengah) dalam konferensi pers di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat Senin (8/3/2021). AHY memberi respon setelah Gerald Piter Runtuthomas memberikan testimoni perihal suasana dan kejanggalan di lokasi KLB Deliserdang yang menghasilkan Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat

TRIBUNJAKARTA.COM, MENTENG - Pendukung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Gerald Piter Runtuthomas, memberikan kesaksian ihwal kehadirannya di Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Sumatera Utara.

Gerald, sapaannya, merupakan mantan Wakil Ketua DPC Partai Demokrat dari Kota Kotamobagu, Sumatera Utara

Kesaksinnya itu disaksikan langsung Ketua Umum Partai Demokrat, AHY, beserta pendukung setianya, di kantor DPP Partai Demokrat, Senin (8/3/2021) sore.

Gerald menyebut diajak seorang mantan kader Partai Demokrat yang telah dipecat untuk menghadiri KLB tersebut. 

Mantan Wakil Ketua DPC Kota Kotamobagu, Gerald Piter Runtuthomas, memberikan testimoni ihwal kehadirannya saat KLB, di kantor DPP Partai Demokrat, Senin (8/3/2021).
Mantan Wakil Ketua DPC Kota Kotamobagu, Gerald Piter Runtuthomas, memberikan testimoni ihwal kehadirannya saat KLB, di kantor DPP Partai Demokrat, Senin (8/3/2021). (TribunJakarta/Muhammad Rizki Hidayat)

"Kalau saya mau menguti kongres tersebut dan sudah ada di lokasi KLB, kami diajak memilih Ketum (Ketua Umum) baru, Moeldoko," kata Gerald, dalam video testimoninya yang ditayangkan di kantor DPP Partai Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat. 

"Saya diimingi uang Rp100 juta dan akan dapat lima puluh persen lebih dulu," lanjut dia.

Jika KLB yang memenangkan Kepala Staf Kantor Kepresidenan Moeldoko selesai, sisanya akan diberikan sepenuhnya.

Baca juga: Pesan Ustaz Zacky Mirza Jelang Aurel Menikah, Putri Anang Perlu Lakukan Ini Demi Hadapi Hambatan

Baca juga: Belanja di Pasar Tradisional Tangerang Sekarang Bisa Secara Online, Begini Cara Pesannya

Baca juga: Cerita David Soerdjana, Artis Tiktok Pemilik Akun Davsurj: Pernah Jadi Pemain Figuran

"Selesai KLB saya diimingi mendapatkan sisanya," tambah Gerald.

Tapi Gerald malah menerima uang hanya Rp5 juta.

"Tapi nyatanya saya hanya dapat uang lima juta (Rp5 juta)," ucap Gerald.

Keterlibatan Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Nazarudin

Beberapa hari kemudian, Gerald mendapat uang tambahan lagi senilai Rp5 juta.

Uang tersebut, kata Gerald, diberikan oleh mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Nazarudin.

"Saya dikasih lima juga lagi oleh Nazarudin," ucap Gerald, masih pada kesempatan yang sama.

Gerald lantas menerima uang tersebut. Total Rp10 juta dikantonginya.

Hal itu membuat Gerald tidak percaya dengan para peserta KLB lainnya.

Gerald juga mengklaim ada kejanggalan lainnya dalam KLB tersebut.

Baca juga: Belanja di Pasar Tradisional Tangerang Sekarang Bisa Secara Online, Begini Cara Pesannya

Saat proses pengumpulan suara, kata dia, seluruh peserta yang hadir mendukung dua calon Ketum, yakni Moeldoko dan Marzuki Ali (Mantan Sekjen Partai Demokrat).

"Ketika ditanya siapa yang akan dipercayakan untuk menjadi Ketum, para peserta berteriak Moeldoko," ujar Gerald

"Siapa lagi yang bisa, para peserta juga berteriak lagi, Marzuki Ali, yang disaksikan Jhoni Allen (Mantan Politisi Partai Demokrat)," sambungnya.

Dikatakan Gerald, Jhoni Allen langsung berteriak memilih Moeldoko sebagai Ketum. 

"Setelah itu Jhoni Allen mengetuk palu dan  Moeldoko terpilih," ucap Gerald.

Baca juga: Asam Lambung Sering Kambuh, Begini Cara Pertama Redakan Selain Longgarkan Pakaian

Gerald Minta Maaf

Merasa bersalah dengan sikapnya, Gerald meminta maaf kepada AHY dan ketua DPC Partai Demokrat Kotamobagu.

"Saya menyesal dan bersalah karena telah melangkahi ketua saya," kata Gerald yang juga mantan Wakil Ketua DPC Partai Demokrat Kotamobagu.

"Terutama kepada Ketum kami yang tercinta, bapak AHY. Saya benar-benar minta maaf karena mau diimingi uang Rp100 juta," lanjutnya.

Gerald pun berjanji tidak akan mengulangi hal tersebut.

"Saya benar-benar menyesal dan tidak akan mengulangi lagi. Saya sangat minta maaf," ucapnya.

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menghadirkan mantan Wakil Ketua DPC Partai Demokrat Kota Kotamobagu, Gerald Piter Runtuthomas (tengah) dalam konferensi pers di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat Senin (8/3/2021). AHY memberi respon setelah Gerald Piter Runtuthomas memberikan testimoni perihal suasana dan kejanggalan di lokasi KLB Deliserdang yang menghasilkan Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menghadirkan mantan Wakil Ketua DPC Partai Demokrat Kota Kotamobagu, Gerald Piter Runtuthomas (tengah) dalam konferensi pers di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat Senin (8/3/2021). AHY memberi respon setelah Gerald Piter Runtuthomas memberikan testimoni perihal suasana dan kejanggalan di lokasi KLB Deliserdang yang menghasilkan Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. (TRIBUNJAKARTA.COM/Muhammad Rizki Hidayat)

AHY Memaafkan

AHY mengklaim kesaksian Gerald itu berdasarkan kenyataan di KLB Deli Serdang tersebut. 

"Sangat jelas, rasanya yang disampaikan juga faktual. Ternyata seburuk itu kejadian sesungguhnya," kata AHY, setelah mendengarkan kesaksian Gerald dalam tayangan video wawancara, di kantor DPP Partai Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (8/3/2021).

AHY mengatakan, bukan hanya Gerald yang menjadi korban kegiatan KLB Deli Serdang.

"Sebenarnya ada beberapa kader kami yang datang ke sana dan memberikan testimoni," jelas AHY.

"Tapi testimoni tersebut hampir semuanya sama," lanjutnya. 

Baca juga: Diklaim Sukses Turunkan Angka Positif Covid-19, Wali Kota Tangerang Putuskan Perpanjang PPKM

AHY pun memaafkan Gerald setelah memohon maaf.

"Kader kami banyak jadi korban. Kami sebagai sahabat, bisa memaafkannya," ucap AHY.

AHY lantas memahami sikap yang dilakukan Gerald tersebut.

"Pasti bergemuruh rasa hatinya, Gerald. Sangat berat untuk berangkat ke Deli Serdang, mungkin dia (Gerald) punya kebutuhan," ujar AHY.

"Siapa yang jahat sekarang? Ada Gerald di sini. Ini bukan rekayasa dan tidak disiapkan skripnya," lanjut dia.

Pesan AHY untuk Moeldoko

AHY mengatakan tak ada masalah dengan Moeldoko.

"Terhadap Moeldoko, saya pribadi tidak ada masalah dengan beliau," ucap AHY.

Tapi AHY merasa kecewa lantaran Moeldoko diduga terlibat gerakan kudeta Partai Demokrat. 

Baca juga: Hari Ini, 800 Personel Lanud Halim Perdanakusuma Jalani Vaksinasi Covid-19

"Tapi jujur yang membuat saya kecewa, karena suka atau tidak suka, beliau terlibat dalam gerakan pengambilan alih kepemimpinan Partai Demokrat," jelas dia.

"Tapi sebagai manausia biasa, kita semua ada kurang dan salahnya," lanjut AHY.

Jika Moeldoko menyadari sikapnya, kata AHY, pintu maaf terbuka lebar.

"Untuk itu, jika beliau menyadari kekeliuarannya, saya pribadi tentu memaafkannya," jelas AHY.

"Sebagai mantan prajurit dan beliau mantan panglima, saya tetap hormat. Itulah tradisi keprajuritan yang kami junjung di militer," sambungnya.

Namun, AHY berharap Moeldoko menyadari sikapnya yang dinilai telah menyakiti sejumlah kader Partai Demokrat.

"Kami memohon kebesaran hati untuk bisa menyadari apa yang telah terjadi dan apa yang dilakukannya memang telah menyakiti ribuan, bahkan jutaan kader dan simpatisan Partai Demokrat," tutur AHY.

"Akhirnya saya pesan kepada simpatisan dan kader Partai Demokrat, meski kita miskin harta tetapi jangan miskin harga diri," lanjutnya.

Respons Keras AHY soal Kemenangan Moldoko Versi KLB: Ilegal

Baca juga: Pesan Ustaz Zacky Mirza Jelang Aurel Menikah, Putri Anang Perlu Lakukan Ini Demi Hadapi Hambatan

AHY menyebut Kongres Luar Biasa (KLB) yang memenangkan Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko, ilegal.

"Adanya KLB yang dilakukan secara illegal inkonstitusional oleh sejumlah mantan kader yang juga bersekongkol, berkomplot dengan kader eksternal," kata AHY, saat konferensi pers, di kantor DPP Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (5/3/2021).

AHY mengklaim, dirinya merupakan Ketua Umum Partai Demokrat yang sah.

"Saya berdiri tegak mewakili simpatisan Partai Demokrat di seluruh wilayah tanah air, mewakili 34 ketua dewan pimpinan daerah di 34 provinsi," ucap AHY.

"Dari Aceh sampai dengan Papua mewakili ketua DPD pimpinan cabang di 500 kabupaten dan kota juga mewakili ribuan anggota Fraksi Partai Demokrat di tingkat pusat DPR-RI maupun di tingkat daerah provinsi," lanjutnya.

Begitu juga dengan di Kapubaten Jambi, AHY mengklaim telah mendapatkan mandat dari seluruh kader Partai Demokrat

"Seluruh kader yang memiliki hak suara yang sah dan telah mereka gunakan serta berikan dalam kongres kelima Partai Demokrat pada 15 Maret 2020," tutur AHY.

Baca juga: Terbayang Bakal Dinikahi TNI, Janda Muda Lemas Lihat Video Bugilnya Disebar Calon Suami di Facebook

"Kongres yang sah, demokratis, dan telah disahkan negara, Kementerian Hukum dan HAM," tutup AHY.

Melansir Kompas.com, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko berterima kasih setelah terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat KLB kubu kontra- AHY, Jumat (5/3/2021).

Moeldoko pun menanyakan komitmen para kader guna membesarkan Partai Demokrat.

"Saya berterima kasih, tapi sebelumnya ada beberapa pertanyaan saya kepada peserta forum, apakah pemilihan di kongres sudah dilakukan sesuai AD/ART partai?" kata Moeldoko, dikutip dari siaran Kompas TV, Jumat (5/3/2021).

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved