Sisi Lain Metropolitan

Harga Cabai Naik, Tukang Tahu Gejrot Minta Pengertian Pembeli: Rasa Makanan Tak Sepedas Biasanya

Harga cabai melambung, sejumlah pedagang makanan minta pengertian pembeli. Harga cabai sempat menyentuh Rp 120 ribu hingga Rp 130 ribu perkilo.

Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Wahyu Septiana
TRIBUNJAKARTA.COM/NUR INDAH FARRAH
Chasrudin, pedagang tahu gejrot keliling, Rabu (10/3/2021) - Harga cabai melambung, sejumlah pedagang makanan minta pengertian pembeli. Harga cabai sempat menyentuh Rp 120 ribu hingga Rp 130 ribu perkilo. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Harga cabai melambung, sejumlah pedagang makanan minta pengertian pembeli.

Seperti diketahui, harga cabai di pasaran sempat melambung tinggi.

Tak hanya di Jakarta, di sejumlah wilayah lain seperti Bekasi pun turut demikian.

Tak main-main, harga cabai bahkan sempat menyentuh Rp 120 ribu hingga Rp 130 ribu perkilogramnya dari harga normal.

Sontak hal ini membuat sejumlah pembeli di pasar, seperti di Pasar Induk Kramat Jati beralih ke cabai kering, di mana harga jualnya masih normal.

Lantas bagaimanakah dengan nasib pedagang mikro yang membutuhkan cabai di setiap makanan yang dijualnya?

Baca juga: Sebut Kaesang Pangarep dan Nadya Tak Pacaran, Mbah Mijan Beberkan Bukti: Lumayan Seru Diikuti

Baca juga: Produktif di Masa Pandemi Covid-19, RPTRA Sunter Muara Panen Puluhan Kilogram Ikan Lele

Baca juga: Warga Karawaci Kota Tangerang Diserang Demam Berdarah, Gejalanya Mirip Covid-19

Meski sejumlah pembeli bisa beralih ke cabai bubuk, namun nyatanya beberapa pembeli lainnya masih bertahan dengan cabai merah maupun cabai rawit.

Chasrudin misalnya. Ia yang merupakan pedagang tahu gejrot keliling.

Sedari belasan tahun lalu, Chasrudin sudah merantau ke Jakarta dan mengadu nasib sebagai pedagang tahu gejrot untuk keluarga kecilnya.

Baginya, menghadapi masalah kenaikan harga cabai bukanlah hal baru.

Ia menyebut itu sebagai hal wajar yang pasti terjadi di situasi tertentu.

Tahu gejrot keliling
Tahu gejrot keliling (TRIBUNJAKARTA.COM/NUR INDAH FARRAH)

Kendati begitu, ia tetap tak ingin mengecewakan para pelanggan setia tahunya.

Ketika pembeli datang, ia tetap menanyakan pesanan mereka apakah pedas atau tidak.

"Ya itu hal biasa dan wajar ya. Kita sebagai pedagang tetap menawarkan pembeli apa pedes atau enggak. Makanya gak bisa pakai cabai bubuk. Sebab harus pakai segar," katanya kepada TribunJakarta.com, Rabu (10/3/2021).

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved