Mengenal Pemeriksaan Fetomaternal dalam Kehamilan, Simak Penjelasan Dokter
fetomaternal ini merupakan salah satu cabang subspesialisasi dari bagian kandungan dan kebidanan (obstetri dan ginekologi).
Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Dalam dunia medis, ibu hamil dengan resiko tinggi dianjurkan memeriksakan diri ke sub spesialis fetomaternal.
Dimana sub spesialisasi ini memiliki kelebihan dalam mendiagnosis secara detail jika terdapat masalah atau kelainan pada janin atau ibu.
Lalu apakah semua ibu hamil bisa periksa ke konsultan fetomaternal?
Fetomaternal berasal dari kata fetus dan materna yang berarti janin dan ibu.
DR. Dr. Wiku Andonotopo, SpOG(K)FM, Ph.D., FMFM menjelaskan, bahwa fetomaternal ini merupakan salah satu cabang subspesialisasi dari bagian kandungan dan kebidanan (obstetri dan ginekologi).
Konsultan fetomaternal akan menangani kasus kehamilan dengan risiko tinggi bagi calon ibu, serta perkembangan dan diagnosis gangguan janin di dalam kandungan.
Dengan demikian, tidak semua ibu hamil dapat berkonsultasi dengan konsultan fetomaternal.
Urutan pemeriksaan pertama bagi seorang ibu hamil seharusnya adalah dengan periksa ke dokter kandungan.
Seorang ibu harus berkonsultasi pada sub spesialisasi fetomaternal apabila dijumpai suatu kejanggalan dalam kehamilannya.
Menurut Wiku, diagnosa fetomaternal yang dilakukan dengan baik dan teliti mampu mencegah berlanjutnya abnormalitas pada kandungan.
Selain itu, pemeriksaan fetomaternal saat kehamilan juga penting untuk menghindari adanya komplikasi.
"Diagnosa fetomaternal yang dilakukan dengan baik dapat mendeteksi kelainan genetik, gangguan pembentukan organ, mendeteksi kemungkinan terjadinya keguguran serta bayi lahir dalam keadaan meninggal, kelahiran prematur, juga screening untuk kelainan kromosom," ungkap Wiku dalam keterangannya.
Kasus-kasus yang berada di luar kompetensi spesialis kandungan sebaiknya dikonsultasikan kepada seorang konsultan Fetomaternal.
Misalnya penyakit ibu ketika hamil, seperti jantung, diabetes, keguguran berulang yang tidak diketahui sebabnya, penyakit asma, penyakit paru, lupus, thalasemia, penyakit keturunan yang tidak diketahui asal mulanya, sampai operasi Caesar yang berulang.