Sempat Malu, Eha Putuskan Telanjang Demi Menyelamatkan Diri dari Kecelakaan Bus Maut di Sumedang
Walau sempat malu, Eha Nuraeti (55) akhirnya melepaskan pakaiannya agar selamat dari kecelakaan bus di Sumedang
Masih diceritakan Eha, ia sendiri awalnya tidak berniat ikut rombongan ziarah.
Baca juga: Sebelum Jadi Korban Kecelakaan Bus di Sumedang, Ibu Ini Terus Lambaikan Tangan saat Video Call Anak
Namun, ia ikut karena khawatir kepada anaknya yang siswa SMP IT Al Muawanah yang saat itu jadi peserta rombongan ziarah.
"Saya khawatir terjadi sesuatu, ada firasat gak enak. Awalnya emang cuma mau nganter Ucup sampai ke depan bus."
"Tapi diajak karena masih ada kursi kosong, akhirnya pulang, siap-siap mandi ikut ke sana," imbuhnya.
Baca juga: Warung Kopi Jadi Tempat Penyerahan Surat Pensiun Sekda Kota Depok, Begini Kronologi Lengkapnya
Eha, yang saat itu hendak pergi ke sawah, akhirnya ikut juga bersama Yusup, putranya, yang ikut ziarah.
Eha, Yusup, dan Ujang termasuk dalam korban selamat pada kecelakaan maut tersebut.
Eha mengatakan, ziarah merupakan kegiatan sekolah yang diadakan pihak sekolah setiap tahunnya.
Eha juga memerinci ongkos ziarah tersebut.
"Siswa yang ikut harus membayar Rp 350 ribu. Kalau orang tua pendamping yang ikut bayar Rp 250 ribu."
"Kalau gak ikut siswa tetap harus bayar Rp 100 ribu untuk biaya komputer," katanya.
Baca juga: Guru Muda Korban Kecelakaan Bus di Sumedang Sempat Dilarang Ibu Berangkat, Mengeluh Tangannya Kaku
Lambaian Terakhir Korban Tewas Kecelakaan Bus di Sumedang...
Lia, warga Desa Pakuhaji, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang, mengungkapkan, ibu dan dua keponakannya menjadi korban tewas kecelakaan bus di Jalan Raya Sumedang-Malangbong, Tanjakan Cae, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Rabu (10/3/2021) malam.
Ibunya bernama Amot (64) dan dua keponakannya bernama Dinda Khoirunisa (15) dan Lidia Nur Hidayati (15).
Baca juga: Jhoni Allen Ungkap Alasan Tunjuk Moeldoko Sebagai Ketua Umum Partai Demokrat Versi KLB
Ketiganya diketahui pergi berziarah ke Pamijahan, Tasikmalaya, bersama rombongan dari SMP IT Al Muaawanah dengan menaiki bus.
Sebelum kecelakan terjadi, Lia melakukan video call bersama ibu dan dua keponakannya.
"Enggak nyangka itu dadah (lambaian) terakhir, dia terus dadah-dadah ketika video call," ujar Lia di sela pemakaman, Kamis (11/3/2021).
Jasad Amot dan Lidia dimakamkan lebih dulu. Sedang jenazah Dinda belum sampai di Subang.
Lima jenazah