Dirut Terjerat Kasus Korupsi, Sarana Jaya Tetap Dipercaya Anies Bangun Tempat Pengolahan Sampah
PD Pembangunan Sarana Jaya tetap dipercaya mengerjakan sejumlah proyek strategis Pemprov DKI.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Nama Yoory C Pinontoan belakangan menjadi sorotan setelah terjerat kasus korupsi pembelian lahan untuk proyek rumah Dp nol di kawasan Munjul, Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur.
Yoory merupakan Dirut PD Pembangunan Sarana Jaya, BUMD yang ditunjuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam proyek tersebut.
Meski sang Dirut harus berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan diduga merugikan negara hingga Rp 100 miliar, ternyata PD Pembangunan Sarana Jaya tetap dipercaya mengerjakan sejumlah proyek strategis Pemprov DKI.
Terbaru, perusahaan berpelat merah ini ditunjuk Anies untuk membangun Intermediate Treatment Facility (ITF) Fasilitas Pengelolaan Sampah Antara (FPSA) di ibu kota.
Baca juga: Kamu Sakit Gigi? Yuk Coba Atasi 6 Obat Tradisional Ini, Bahan Mudah Ditemukan di Dapur!
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Syaripudin mengatakan, Sarana Jaya berkolaborasi dengan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dalam pembangunan ITF ini.
"Melibatkan penugasan pembangunan (ITF) kepada dua BUMD Provinsi DKI Jakarta, yaitu PT Jakpro dan Perumda Sarana Jaya," ucapnya, Jumat (12/3/2021).
Baca juga: Terungkap Alasan Sopir Bus Pariwisata Padma Kencana Pilih Tanjakan Cae, Korban Tewas Jadi 29 Orang
Terlepas dari kasus korupsi yang tengah dihadapi Dirut PD Pembangunan Sarana Jaya, Pemprov DKI berencana membangun ITF di empat lokasi berbeda.
Keempat ITF ini nantinya bakal tersebar di berbagai wilayah ibu kota dan diharapkan dapat mengurangi volume sampah.
Dalam proyek ini, Sarana Jaya mendapat jatah membangun ITF di wilayah layanan timur dan selatan.
Baca juga: Tim Kuasa Hukum Partai Demokrat Kubu AHY Datangi PN Jakarta Pusat, Gugat 10 Orang Penggerak KLB
Baca juga: Nadya Pendam Perasaan ke Kaesang Sejak Lama, Bakal Dinikahi Putra Jokowi? Ini Kata Denny Darko
Sedangkan, PT Jakpro mendapat jatah membangun ITF pusat di kawasan Sunter, Jakarta Utara dan wilayah layanan barat.
Dengan pengolahan berbasis teknologi yang tepat guna, teruji, dan ramah lingkungan, diharapkan sampah-sampah rumah tangga bisa disulap menjadi energi terbarukan yang memiliki kemanfaatan umum atau nilai tambah.
"Pengolahan dan pemanfaatan sampah di berbagai wilayah tersebut diharapkan menjadi salah satu solusi atas volume sampah di TPST Bantar Gebang," ujarnya dalam keterangan tertulis.
Menurut rencana, ITF wilayah layanan barat direncanakan akan mengolah sampah sebesar 2.000 ton per hari dengan efisiensi 80 persen.
Baca juga: Gejala Baru Covid-19 Selain Gangguan Pernapasan, Sariawan hingga Biduran
Untuk pembangunan ITF wilayah layanan barat ini, PT Jakpro bekerja sama dengan konsorsium PT Wijaya Karya (WIKA)-PT Indoplas Karya Energi (Indoplas).