Liga 1
Kisah I Nyoman Suryanthara, dari Ngobrolin Bola hingga Dipercaya Jadi Manajer Persita Tangerang
I Nyoman Suryantahara adalah manajer tim Persita Tangerang, salah satu klub peserta Liga 1 Indonesia. Ini kisahnya dipercaya jadi manajer Persita
lihat foto
TRIBUNJAKARTA.COM - I Nyoman Suryantahara adalah Manajer tim Persita Tangerang, salah satu klub peserta Liga 1 Indonesia.
Pria yang akrab disapa Nyoman ini, dipercaya sebagai Manajer tim oleh Presiden klub Persita, Ahmed Rully Zulfikar sejak tahun 2017 lalu.
Saat itu, Persita masih berlaga di Liga 2 Indonesia, dan belum punya stadion sendiri.
TONTON JUGA
Persita terpaksa berpindah-pindah kandang, baik dari Serang, Banten hingga ke beberapa stadion di wilayah Jawa Barat.
Rupanya, ada kisah menarik dibalik kepercayaan yang diberikan oleh Presiden Persita kepadanya sebagai Manajer tim.
Hal itu dikatakannya saat ditemui di Persita Store, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Selasa (16/3/2021).
"Sebetulnya ini adalah amanah, saya bisa bergabung di Persita dan bisa menemani teman-teman pemain dan pelatih," buka I Nyoman Suryantahara.
"Kisahnya tahun 2017 lalu, saya sempat berbicara dengan presiden klub perihal sepak bola Indonesia dan sepak bola Tangerang. Saat itu Persita di pertengahan musim."
Baca juga: Buntut Penayangan Lamaran Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah, KPI: Hiburan Iya, Edukasi Tidak Ada
Baca juga: Pria Beratribut Satpol PP Ditemukan Terkapar di Pinggir Jalan: Alami Kecelakaan Tunggal
Baca juga: Momen Rizieq Shihab Walk Out dari Persidangan, Hakim dan Jaksa Kebingungan: Lari dari Ruang Sidang
"Pada dasarnya, saya dan presiden klub penggila bola namun tak mudah mengurus sepak bola. Ini tantangan bagi saya dan amanah tentunya, sehingga saya bergabung ke Persita tahun 2017 itu," ujarnya sembari tertawa kecil mengingat masa-masa lalu.
Lanjutnya, sebelum mengurus Persita, dirinya punya pengalaman mengurus tim sepak bola lainnya tahun 2010 silam.
I Nyoman Suryantahara terlibat mengurus tim yang bernama Tangerang Wolves di Liga Primer Indonesia (LPI).
Kompetisi bernama LPI kala itu hanya berlangsung setengah musim.
"Meski singkat, itu jadi modal pelajaran bagi saya dalam mengurus tim sepak bola."
"Tapi harus diakui, menggilai sepak bola dan mengurus sepak bola adalah dua hal yang bertolak belakang, dan mengurus sepak bola itu sulit," tambahnya.
