Belum Terima Vaksin Covid-19, Wagub Ariza: Dahulukan yang Lebih Berhak Dulu
Ahmad Riza Patria menyebut dirinya dan Anies belum divaksin lantaran masih memprioritaskan vaksin bagi tenaga kesehatan, petugas pelayanan publik
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Wahyu Septiana
Terlebih sampai saat ini, masih banyak warga Jakarta yang masuk kelompok prioritas tersebut, namun belum mendapatkan vaksin.
"Orang-orang yang sering berinteraksi dengan masyarakat siapa? Tenaga kesehatan, pedagang, wartawan, aparat karena mereka berinteraksi," ujarnya.
"Juga lansia karena mereka sangat rentan," tambahnya menjelaskan.
Politisi Gerindra ini pun meminta para anggota DPRD DKI bersabar dan menunggu giliran keluarga mereka divaksin.
"Pada prinsipnya nanti semua dapat, enggak ada yang enggak dapat, semua dapat. Tapi waktunya bertahap, semua ada tahapannya," kata dia.
Para anggota DPRD DKI Jakarta sendiri telah menjalankan vaksinasi Covid-19 pada Selasa (2/3/2021) hingga Kamis (4/3/2021) kemarin.
Tak hanya 106 legislator Kebon Sirih, para Aparatur Sipil Negara (ASN) dan karyawan di lingkungan DPRD DKI juga menjalani vaksinasi Covid-19.
Dikutip dari Kompas.com, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik mengatakan, vaksinasi Covid-19 untuk istri dan keluarga anggota Dewan baru usulan yang diajukan ke Pemprov DKI Jakarta.
"Baru mau (diajukan). Kemarin atas permintaan kawan-kawan (anggota Dewan) kita ajukan," kata Taufik melalui keterangan suara, Rabu (3/3/2021).
Taufik mengoreksi keterangan Ketua DPRD DKI Jakarta yang mengatakan vaksinasi Covid-19 yang dilakukan di DPRD DKI termasuk untuk keluarga anggota Dewan.
Baca juga: Tolak Permintaan Vaksinasi Covid-19 Bagi Keluarga DPRD, Wagub DKI: Bukan Prioritas
"Enggak (termasuk keluarga), jumlahnya (divaksinasi sesuai jumlah) anggota (Dewan) ya 106," kata Taufik.
Politikus partai Gerindra ini juga menjelaskan alasan diajukannya usulan keluarga anggota Dewan ikut menjalani vaksinasi Covid-19.
Anggota Dewan, kata Taufik, seringkali berhubungan dekat dan berkomunikasi langsung dengan masyarakat. Sehingga khawatir ketika ke rumah membawa virus corona.
"Kami kan berhubungan dengan masyarakat, kita pulang (khawatir membawa virus) ke rumah gimana," tutur Taufik.
Taufik mengatakan, usulan tersebut sudah disampaikan ke Dinas Kesehatan DKI Jakarta, namun belum bisa terealisasi.