Pemprov DKI Siapkan 50 hingga 100 Sekolah untuk Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut, sejumlah sekolah kini tengah dipersiapkan untuk uji coba pembelajaran tatap muka.

Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria saat ditemui di kantornya Balai Kota, Selasa (9/3/2021). Pemprov DKI Siapkan 50 hingga 100 Sekolah untuk Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut, sejumlah sekolah kini tengah dipersiapkan untuk uji coba pembelajaran tatap muka.

"DKI Jakarta sedang mempersiapkan dimungkinkannya piloting atau uji coba terbatas tatap muka offline online secara campuran di beberapa sekolah," ucapnya, Senin (22/3/2021).

Bila berjalan lancar, nantinya akan ada 50 hingga 100 sekolah di ibu kota yang bakal melakukan uji coba kegiatan belajar mengajar secara tatap muka.

"Mulai dari SD, SMP, SMA, SMK nanti di seluruh Jakarta kita akan lihat," tuturnya.

Meski demikian, ia tak menjelaskan secara rinci sekolah mana saja yang akan dibuka untuk uji coba tersebut.

Sebab, saat ini Pemprov DKI masih terus melakukan kajian dengan mempertimbangkan angka penularan Covid-19 di ibu kota.

Untuk itu Ariza menyebut, Pemprov DKI hingga saat ini belum mengambil keputusan terkait pembukaan sekolah di tengah pandemi Covid-19.

"Mudah-mudahan tidak lama lagi kami akan sampaikan. Kami akan umumkan terkait program uji coba terbatas, campur antara online dan offline," kata dia.

Untuk diketahui, sejumlah daerah mulai kembali membuka sekolah untuk pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19.

Seperti Kabupaten Bogor yang mulai melakukan uji coba pembelajaran tatap muka di 170 sekolah sejak Senin (15/3/2021) kemarin hingga 10 April 2020 mendatang.

Dikutip dari Kompas.com, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan, vaksinasi Covid-19 untuk tenaga pendidik ditargetkan selesai Juni 2021.

Ia mengatakan, jika vaksinasi dapat diselesaikan, maka belajar tatap muka di sekolah bisa dimulai pada Juli 2021.

"Mungkin tidak 100 persen (belajar tatap muka di sekolah), tapi paling tidak bisa saja dua kali seminggu atau tiga kali, atau dalam sistem rotasi, karena protokol kesehatan tetap dijaga," kata Nadiem dilansir dari Kompas TV, Rabu (24/2/2021).

Nadiem mengatakan, vaksinasi Covid-19 ini diprioritaskan untuk tenaga pendidik mulai dari Sekolah Dasar (SD), PAUD, Sekolah Luar Biasa (SLB), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan perguruan tinggi.

Menurut Nadiem, hal tersebut dilakukan dikarenakan semakin muda jenjang pendidikan maka proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) semakin sulit dilakukan.

"Dan mereka yang paling membutuhkan interaksi fisik dan tatap muka. Tapi sekali lagi Walaupun tatap muka pun, itu harus menggunakan protokol kesehatan yang telah ditetapkan Kemenkes dan Kemendikbud," ujarnya.

Baca juga: Proses Belajar Tatap Muka di Depok Tunggu Perkembangan Covid-19 Hingga Juni 2021

Baca juga: PUBG Mobile Bagikan Kode Redeem untuk Ditukar Hadiah Menarik di Anniversary Ketiganya

Lebih lanjut, Nadiem mengatakan, sasaran vaksinasi Covid-19 bagi tenaga pendidik ini mencapai 5,5 juta orang termasuk tenaga pendidik dibawah naungan Kementerian Agama dan swasta.

"Itu angkanya sekitar segitu. Kami akan upayakan sebaik mungkin untuk memastikan semua itu terjadi akhir Juni," pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, vaksinasi Covid-19 tahap kedua bagi tenaga pendidik telah dimulai di SMA 70 Jakarta, Rabu (24/2/2021).

Pemerintah menargetkan sasaran vaksinasi Covid-19 tahap kedua mencapai 38.513.446 orang yang terdiri dari 21,5 juta kelompok lanjut usia dan hampir 17 juta petugas pelayanan publik.

Kelompok prioritas yang menerima vaksin tahap kedua adalah pedagang pasar, pendidik (guru, dosen, tenaga pendidik), tokoh agama, wakil rakyat, pejabat pemerintah, dan Aparatur Sipil Negara (ASN).

Kemudian, Keamanan (TNI-Polri), pariwisata (petugas hotel dan petugas restoran), pelayanan publik (Damkar, BPBD, BUMN, BPJS, Kepala/perangkat Desa), pekerja transportasi publik, atlet dan wartawan. 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved