Kebakaran Kontrakan di Matraman
Terbangun Dengar Suara Teriakan Minta Tolong, Salmi dan Keluarga Selamat dari Kebakaran di Matraman
Lidah api berkobar-kobar, ditingkahi suara minta tolong dari gang buntu selebar satu meter di dalamnya ada 5 kontrakan petak.
Penulis: Bima Putra | Editor: Rr Dewi Kartika H
TRIBUNJAKARTA.COM, MATRAMAN - Lidah api berkobar-kobar, ditingkahi suara minta tolong dari gang buntu selebar satu meter di dalamnya ada 5 kontrakan petak.
Salmi (60) tersadar dari tidurnya bukan untuk menunaikan salat Subuh. Ia keluar untuk mencari suara ribut yang membangunkannya.
Jarak 10 meter dari rumahnya di Jalan Pisangan Baru III, RT 06/RW 10 Pisangan Baru, Matraman, Jakarta Timur, Salmi menyaksikan sumber kegaduhan.
"Saya kaget dan langsung bangun. Saya keluar, terus ada yang bilang, 'kebakaran,'" cerita Salmi di depan pintu rumahnya, mengingat kejadian pukul 04.30 WIB.
Bergegas Salmi balik ke rumah, membangunkan anggota keluarganya untuk menyelamatkan diri tanpa berpikir membawa barang berharganya.
Baca juga: Dua Ekor Kucing Ikut Jadi Korban Kebakaran di Matraman, Mayatnya Ditemukan dalam Kondisi Mengenaskan
Setelah anggota keluarga dibawa ke tempat lebih aman, Salmi membantu warga memadamkan api di kontrakan gang buntu agar tidak menyambar rumahnya.
"Pokoknya, waktu itu cuma selamatin keluarga aja. Udah nggak mikirin barang, semua saya tinggal," imbuh dia.
Warga tak bisa berbuat lebih. Sementara api semakin membesar dan menjalar ke 5 unit kontrakan gang buntu yang dihuni 16 jiwa, teriakan kembali terdengar.

Tak lama, terdengar ledakan hebat sampai tiga kali dari dalam kontrakan. Salmi menduga muasal suara dari tabung gas dan motor penghuni yang meledak.
Beberapa menit api terus membesar, petugas pemadam kebakaran tiba dan berhasil memadamkan api sekira pukul 05.50 WIB.
Baca juga: Tanpa Busana, Wanita Muda Tewas di Hotel Surabaya, Terungkap dari Kecurigaan Rekannya
Baca juga: 6 Tahun Pisah dengan Istri Buat Sugiono Cari Pelarian, Bocah 11 Tahun Jadi Korbannya
Baca juga: Sule Disebut Ogah Diroasting, Kiky Saputri Jadi Sorotan, Nathalie: Santai Aja, Namanya Juga Hidup
Setelah proses pendinginan kelar, petugas mendapati 10 orang meninggal dalam kebakaran itu dan para korban dibawa ke RSCM Jakarta Pusat.
Sejumlah motor ikut terbakar. Termasuk salah satu kucing di dalam kurungan besi ikut terpanggang, belum diketahui milik siapa.
Kendati rumahnya tak sampai kena imbas, Salmi merasa terpukul. Tetangganya Beni Siswanto (44) dan 4 anggota keluarganya tewas dalam kebakaran di pagi buta itu.
Baca juga: Bikin Malu, Jambret Viral Ini Memang Cuma Berani Sasar Lansia dan Libatkan Anak Istri buat Tameng
Keluarga Beni yang ikut tewas di antaranya Nova (42), Silvanny Aliya Nabila (21), Beyva Alilya Azahra (15) dan Benno Siswanto (9).
Rencananya, mereka akan dimakamkan di kampung halaman para korban di Kayu Tanam, Padang Pariaman, Sumatera Barat.

"Jadi, di sana ada 16 orang di empat petak kontrakan. Nah, 6 selamat dan 10 meninggal dunia," ungkap Salmi yang mengaku warga setempat.
Sedangkan 5 korban meninggal lainnya adalah satu keluarga terdiri dari pasangan suami istri dan anaknya, ibu mertua dan adik ipar.
Mereka adalah Muhammad Hamdani Himawan (24), Debby Emilia (25), Farras Izan Himawan (2), Sri Mulyani (51) dan Ria Ramadhanie (17).
Camat Matraman Andriansyah mengatakan sebanyak lima korban keluarga Hamdani bakal dimakamkan di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur.
"Semua jenazah masih di RSCM Jakarta Pusat untuk autopsi. Setelah selesai dan diperbolehkan untuk dibawa oleh pihak Polri, langsung kita akomodasi," ujar Andriansyah.
Berhadapan dengan Maut
Lain Salmi, lain juga yang dialami suami istri Nanang Wahyudi (37) dan Fani Yulian (31) mengingat detik-detik selamat dari maut.
Di rumah penampungan sementara para korban selamat, Nanang menemani istri dan anak perempuannya yang 9 tahun masih syok.
Baca juga: Dokter Muda Main Api Ketahuan Istri, Dendam Lalu Sebar Video Syur dengan Pacar Gelap yang Bersuami
Keduanya terbangun oleh teriakan penghuni kontrakan di kanan kirinya ketika api membesar.
"Mereka teriak tolong, tolong. Tapi enggak teriak kebakaran," cerita Nanang mengenang peristiwa saat itu.

Di tengah kepanikan, Nanang mencoba menyelamatkan diri. Saat membuka pintu, dua motor di terparkir di depan kontrakannya sudah terbakar.
Nanang dan Fani memilih langsung keluar bersama anak perempuannya, tanpa mempedulikan barang-barang berharga di kontrakan.
"Pas saya buka pintu, api dari motor itu langsung nyembur ke atas. Langsung saya ungsikan istri sama anak keluar," ungkap Nanang.
"Dalam hitungan detik, pas saya balik lagi ke lokasi enggak bisa. Api sudah makin besar," sambung dia.
Akhirnya, Nanang bersama warga lain ikut memadamkan api sambil meneriaki tetangga kontrakan agar bergegas menyelamatkan diri.
Upaya tersebut gagal. Keberadaan lima motor di lokasi membuat api semakin berkobar.
Sedangkan tetangga Nanang terjebak di dalam kontrakan dan meninggal.
"Sebenarnya, rumah paling pojok masih bisa keluar. Tapi, mungkin karena pas kejadian tidur jadi terlambat. Memang kejadiannya cepat banget," tutur dia.
Baca juga: MRT Jakarta Bolehkan Penumpang Bawa Sepeda Non Lipat, Komunitas Pesepeda Berikan Sejumlah Catatan
Ditemukan Meninggal Berpelukan
Ferry (42) salah satu warga yang ikut mengevakuasi jenazah sejumlah korban meninggal yang tak selamat dari kebakaran.

Ia menyaksikan pasangan suami istri Hamdani atau Dani dan Debby meninggal dan ditemukan untuk evakuasi dalam kondisi berpelukan.
“Korban Dani dan istrinya saling berpelukan di kamar. Kalau Ria sambil pelukan dan tiduran gitu sama ibunya, Sri Mulyani," ujar Ferry.
Warga sekitar, diakui Ferry, sempat mendengar teriakan minta tolong para korban api pertama kali muncul dari kontrakan gang buntu tersebut.
Menurut dia, warga tak bisa menyelamatkan keluarga Dani karena api memang sudah membesar.
Selain itu, keluarga Dani sulit menyelamatkan diri karena kondisi Sri Mulyani yang mengidap stroke dan tidak dapat berjalan.
"Ibunya ini memang dalam keadaan stroke. Pas warga dikabarin ada kebakaran, api juga sudah membesar. Kita kesulitan buat memadamkan api, terlambat," ujarnya.
Saat pemadaman, petugas pemadam mengerahkan 14 unit mobil pompa tapi sulit masuk karena akses menuju lokasi hanya bisa dilalui satu mobil.
Baca juga: Anies Baswedan Pastikan Respon Cepat Pemprov DKI Jakarta Menangani Korban Kebakaran di Matraman
Ketua RT 03 Saryanto menuturkan, kebakaran dipicu korsleting dari salah satu unit kontrakan lalu merembet ke motor yang terparkir di gang.
"Kurang lebih penyebab kebakaran arus pendek, di sampingnya ada motor jadi langsung meledak," tutur Saryanto.

Korban Debby Hamil 3 Bulan
Debby, salah satu korban meninggal dalam kebakaran itu diketahui sedang hamil tiga bulan.
"Debby sedang hamil tiga bulan," ucap Erwin mewakili keluarga Sri Mulyani saat ditemui di Rumah Duka RSCM Jakarta Pusat.
"Terakhir saya berbincang dengan dia beberapa hari lalu. Bareng dengan suaminya juga," Erwin menambahkan.
Ia berada di Rumah Duka RSCM sedang mengurus berkas-berkas para korban, sehingga bisa langsung dimakamkan.
"Kalau sudah selesai mengurus berkasnya, rencananya mau dimakamkan di TPU Prumpung Jatinegara," jelas Erwin.
Pihak keluarga Sri Mulyani berusaha untuk tabah menghadapi keadaan ini.
"Kami hanya bisa sabar, tabah, dan berserah diri saja. Semoga amal ibadahnya diterima Allah," beber Erwin.
Total kerugian dari kebakaran yang melanda kontrakan petak di gang buntu Jalan Pisangan Baru III, RT 06/RW 10, diperkirakan hampir Rp 1 miliar.
Artikel ini disarikan dari berita TribunJakarta.com dan Warta Kota dengan judul: Suami Istri, Anak dan Ibu Ditemukan dalam Keadaan Berpelukan; Penuturan Kronologis Korban Selamat Kebakaran di Matraman; Salmi Dengar Teriakan Minta Tolong Saat Kebakaran Maut di Matraman; dan Korban Tewas Kebakaran di Matraman Ada yang Sedang Hamil 3 Bulan