Bom di Makassar
15 Detik Berarti bagi Mantan Anggota DPRD Selamat dari Bom Katedral Makassar: Lutut Masih Bergetar
Waktu 15 detik yang begitu berharga dirasakan mantan anggota DPRD Kabupaten Luwu, Sul Arrahman dan keluarganya yang selamat dari insiden bom.
TRIBUNJAKARTA.COM, MAKASSAR - Waktu 15 detik yang begitu berharga dirasakan mantan anggota DPRD Kabupaten Luwu, Sul Arrahman dan keluarganya yang selamat dari insiden bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3/2021).
Sul Arrahman dan keluarga tak bisa membayangkan bagaimana nasib mereka bila saja telat 15 detik saat melintas di Gereja Katedral Makassar.
Kendati selamat dari bom, kondisi Sul Arrahman dan keluarganya masih begitu shock.
Sebab, mobil Pajero miliknya itu melintas sesaat sebelum ledakan terjadi.
Perkiraan dia, hanya sekitar 15 detik melintasi Gereja Katedral Makassar sebelum bom meledak di sana.
Karena itu, suara ledakan dan getaran dari bom bunuh diri itu begitu dirasakan oleh mereka.
Baca juga: Sebelum Gereja Katedral, 2 Bom Pernah Meledak di Makassar 19 Tahun Silam, Berjarak Hanya 2,2 Km
"Kami baru saja lewat di Jalan Kajoalalido depan Gereja Katedral. Hanya sekitar 15 detik ledakan sangat keras terjadi, kata istri Sul Arrahman, Fahmiyanti Arsi.
Dia mengatakan keluarganya melintasi Gereja Katedral Makassar karena hendak mengantar anaknya ke SMP Athirah.
"Sampai sekarang lututku masih gemetar," sambung dokter yang bertugas di RSUD Batara Guru Belopa.
Mobil Pajero warna hitam yang dikemudikan Sul Arrahman ini bahkan sempat terekam kamera CCTV yang berada di sekitar Gereja Katedral Makassar sesaat sebelum bom meledak.
Baca juga: Cerita Jemaat Korban Bom di Katedral Makassar: Grab Belum Datang, Ledakan Hempaskan Tubuhnya
Baca juga: Selesai Salat Zuhur, Laele Cerita Detik-detik Selamat dari Ledakan Bom Gereja Katedral Makassar
Baca juga: Siapa Hasnawati? Namanya Bisa Jadi Kunci untuk Ungkap Identitas Pelaku Bom Bunuh Diri di Makassar
Menunggu Grab
Salah satu jemaat Gereja Katedral Makassar yang turut menjadi korban luka dalam insiden bom bunuh diri dialami Asni (29).
Dia bersama empat kerabatnya yang baru saja menjalani ibadah Minggu Palma di Gereja Katedral Makassar dan sedang menunggu Grab mobil untuk pulang, tiba-tiba tubuhnya terhempas oleh ledakan yang begitu kencang.
Sesaat kemudian, dia baru menyadari bahwa ledakan itu adalah bom.
Kendati terkena percikan bom, kondisi Asni tak terlalu alami luka parah.