Bom di Makassar

Aksi Bom Bunuh Diri Makassar, Pengamat Teroris Sebut Jaringan JAD Mengidap Christophobia

Al Chaidar mengatakan bahwa pelaku berasal dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD), yang berafiliasi kepada ISIS.

Penulis: Dwi Putra Kesuma | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunTimur/ Emba
Lokasi ledakan diduga bom bunuh diri di Gereja Katedral, Jl Kajaolalido, Makassar, saat ini telah dipasangi garis polisi, Minggu (28/3/2021) siang. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma

TRIBUNJAKARTA.COM, PANCORAN MAS – Pengamat teroris, AL Chaidar, angkat bicara terkait kasus bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar, pada Minggu (28/3/2021) kemarin, yang dilakukan oleh pasangan suami istri.

Dikonfirmasi wartawan, Al Chaidar mengatakan bahwa pelaku berasal dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD), yang berafiliasi kepada ISIS.

“Bom bunuh diri pasangan suami istri kelompok JAD yang berafiliasi kepada ISIS,” jelasnya melalui sambungan telepon, Senin (29/3/20221).

Soal rumah ibadah umat nasrani yang menjadi targetnya, Chaidar mengatakan bahwa hal ini dipicu oleh “penyakit” christophobia yang diidap oleh kelompok teroris ini.

“Iya pemicunya bahwa gerakan teroris yang ada di Indonesia mengidap penyakit yang disebut dengan christophobia. Mereka sangat benci kepada agama, orang, dan tempat ibadah nasrani, sehingga mereka melakukan serangan ke gereja,”

Aksi bom bunuh diri ini juga berkaitan erat dengan aksi penangkapan 22 teroris di sejumlah daerah, dan dua orang yang ditembak mati pada beberapa waktu lalu.

Baca juga: Cegah Terorisme, TNI-Polri Bakal Perketat Penjagaan di Area Gereja Katedral

Baca juga: BREAKING NEWS Polisi Bersenjata Lengkap Amankan 2 Orang Terduga Teroris di Kramat Jati

Baca juga: Bom Meledak di Makassar, Kapolres Metro Tangerang Kota: Tetap Waspada di Wilayah Masing-masing

“Sangat terkait dengan penangkapan pada awal Februari. Jadi 22 orang di tangkap dan dua orang ditembak itu membuat mereka pada akhirnya ingin balas dendam tapi mereka melakukan balas dendam itu mempercepat rencana operasi amaliah pada hari paskah, sehingga dipercepat pada 28 kemarin,”tuturnya.

Terakhir, melihat dari pola serangan yang dilakukan, Al Chaidar meyakini bahwa penggunaan bom dalam aksi ini dilakukan oleh jaringan teroris sel besar.

“Iya boleh dikatakan mereka masuk kelompok JAD yang memang menggunakan bom. Jadi ada yang menggunakan senjata biasa, biasanya itu sel yang kecil atau lone wolf. Tapi menggunakan bom adalah sel besar,” pungkasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved