Sisi Lain Metropolitan
Kisah 2 Satpam Muslim Menjaga HKBP Kernolong: Tinggal di Gereja, Dapat THR dari Jemaat
Sudah hampir lima tahun, Ekalaya (33) menjadi petugas sekuriti di Gereja HKBP Kernolong, Kelurahan Kenari, Senen, Jakarta Pusat.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Septiana
Kedua anaknya masih kecil. Anaknya yang pertama laki-laki berusia 6 tahun dan kedua anak perempuan berusia satu setengah tahun.
Eka pulang setiap sebulan sekali di kampungnya di Indramayu, Jawa Tengah.
Adiknya, Ibnu (24), yang baru 3 tahun bekerja sebagai sekuriti di gereja itu juga merasakan hal yang sama.
Ibnu malah menikmati bekerja dan tinggal bersama abangnya di gereja tersebut.
"Kita di sini mencari nafkah. Yang penting halal. Kerja di sini dibawa enjoy aja lah," ujarnya.
Di saat Bulan Ramadan, para jemaat juga terkadang memberikan makanan untuk berbuka bagi Eka dan Ibnu.
Eka bercerita meja pos sempat dipenuhi makanan berbuka dari jemaat.
"Sering nanya buka pakai apa? Nanti dibeliin ada lontong, gorengan dan es. Sudah penuh di meja pos," terangnya.
Baca juga: UPDATE Penyerang di Mabes Polri: Polisi Ungkap Map Kuning yang Dibawa, Asal Usul Senjata Api ZA
Pasang badan hadapi teroris
Aksi teroris yang menyasar Gereja Katedral di Makassar belakangan ini tak membuat Ekalaya (33) dan Ibnu (24) gentar.
Meski muslim, kedua petugas sekuriti yang merupakan abang adik itu siap pasang badan demi mengamankan Gereja HKBP Kernolong, Senen, Jakarta Pusat.
Siang itu, langit tampak cerah di atas HKBP Kernolong, Kelurahan Kenari, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat.
Jemaat sudah banyak yang meninggalkan gereja seusai beribadah di hari puncak pekan suci Paskah.
Deretan mobil yang terparkir di depan jalan Kernolong berubah sepi.
Eka sedang berada di dalam pos sekuriti. Sementara adiknya, Ibnu berjaga dengan duduk di bangku lipat depan gerbang. Matanya awas dengan gerak gerik warga yang melintas.