Antisipasi Virus Corona di Bekasi

Dua Pekan Berjalan Sekolah Tatap Muka di Bekasi, KPAD Sebut 30 Persen Guru Sudah Divaksin

Sekolah tatap muka di Kota Bekasi sudah berjalan dua pekan, Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) menyebutkan, 30 persen guru yang sudah divaksin

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Erik Sinaga
TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR
Ilustrasi. Ketua KPAD Kota Bekasi Aris Setiawan mengatakan, temuan angka vaksinasi Covid-19 sasaran guru di Kota Bekasi merupakan hasil monitoring dan evaluasi kegiatan sekolah tatap muka. 

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar

TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN - Sekolah tatap muka di Kota Bekasi sudah berjalan sekitar dua pekan, Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) menyebutkan, baru 30 persen guru yang sudah divaksin.

Ketua KPAD Kota Bekasi Aris Setiawan mengatakan, temuan angka vaksinasi Covid-19 sasaran guru di Kota Bekasi merupakan hasil monitoring dan evaluasi kegiatan sekolah tatap muka.

"Hasil monitoring dan evaluasi menyisahkan catatan, yaitu belum meratanya vaksinasi yang didapat tenaga pengajar atau staf pendidik," kata Aris saat dikonfirmasi, Senin (5/4/2021).

Meski begitu lanjut dia, terdapat sekolah atau satuan pendidikan yang berinisiatif menggelar kerja sama dengan rumah sakit untuk mendaftarkan alokasi vaksin kepada staf dan tenaga pendidik.

"Ada yang secara inisiatif jemput bola mendaftar ke rumah sakit atau puskesmas, atau satu sekolah berkoordinasi dengan disdik dan dinkes," tuturnya.

Dia berharap, alokasi vaksin untuk staf dan tenaga pengajar dapat lebih masif. Sebab, jaminan kegiatan sekolah tatap muka ialah kesehatan dan keamanan siswa.

"Kita berharap vaksinasi kepada guru dapat diprioritaskan dalam waktu dekat ini, karena kegiatan sekolah tatap muka sudah dua pekan berjalan," tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Kota Bekasi resmi membuka kegiatan pembajaran tatap muka, kebijakan ini selanjutnya disebut Adaptasi Tatanan Hidup Baru Satuan Pendidikan (ATHB-SP).

ATHB-SP sudah dimulai sejak, Senin (22/3/2021) kemarin, terdapat 110 sekolah swasta/negeri tingkat SD dan SMP yang memulai kegiatan pembelajaran tatap muka.

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi memiliki alasan tersendiri mengapa pihaknya, mengeluarkan kebijakan tersebut.

Pria yang akrab disapa Pepen ini mengatakan, alasan utamanya ialah kebutuhan terhadap sistem pembelajaran yang efektif selain daring yang sudah berjalan kurang lebih setahun.

"(Alasan) pertama kebutuhan akan sekolah tatap muka. Karena daring itu kita tahu sendiri anak-anak banyak yang merasa tidak efektif dan satu lain hal," kata Rahmat, Selasa (23/3/2021).

Kedua lanjut dia, situasi sebaran Covid-19 di Kota Bekasi. Berdasarkan data sebaran, hampir kurang lebih 92 persen wilayah tingkat RT masuk kategori zona hijau.

Baca juga: Polisi Masih Kesulitan Mencari Asal Usul Potongan Kaki yang Terbungkus Plastik di Tangsel

Baca juga: Sedang Perbaiki AC, Pria di Jakpus Tewas Tersengat Aliran Listrik di Atas Genteng Rumah

Baca juga: Manga One Piece Chapter 1010, Big Mom Diselamatkan Anak-anaknya dan Kembali ke Onigashima

"Kita ada 7000-an RT, dari jumlah itu sekarang yang terdata zona merah ada sekitar 540-an, artinya kan itu sekitar 92 persen yang zona hijau," paparnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved