Bocah Perempuan Korban Pencabulan Tewas

Mulanya Dikira Meninggal Karena Covid-19, Bocah 7 Tahun Ternyata Dicabuli Kakek Tiri Berkali-kali

Seorang bocah tak berdosa berusia 7 tahun berinisial KO meninggal dunia, pada Selasa (30/3/2021) lalu.

Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Siti Nawiroh
TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino
WL (39), paman dari bocah perempuan KO (7), yang meninggal dunia usai dicabuli berkali-kali oleh kakek tirinya di Pademangan, Jakarta Utara, Sabtu (3/4/2021. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Seorang bocah tak berdosa berusia 7 tahun berinisial KO meninggal dunia, pada Selasa (30/3/2021) lalu.

Warga Pademangan, Jakarta Utara itu meninggal dunia akibat ulah bejat sang kakek tiri, TS (45).

KO semula diduga meninggal dunia karena terinfeksi Covid-19.

Pasalnya bocah yang mengeluh sakit di kemaluannya itu juga mengalami sesak napas

Akhinya KO dibawa ke klinik, puskesmas, hingga rumah sakit kecamatan, namun kondisi bocah itu terus menurun.

Baca juga: Momen Haru Paman Tabur Bunga di Makam Keponakan yang Meninggal Korban Aksi Cabul Kakek Tiri

Korban kemudian dirujuk ke RSUP Persahabatan, Jakarta Timur.

Tapi, tak sampai berapa lama, KO meninggal dunia di rumah sakit tersebut.

Demi memastikan penyebab pasti kematian KO, pihak rumah sakit lantas melakukan tes dan menyatakan korban negatif Covid-19.

WL (39), paman dari bocah perempuan KO (7), yang meninggal dunia usai dicabuli berkali-kali oleh kakek tirinya di Pademangan, Jakarta Utara, Sabtu (3/4/2021.
WL (39), paman dari bocah perempuan KO (7), yang meninggal dunia usai dicabuli berkali-kali oleh kakek tirinya di Pademangan, Jakarta Utara, Sabtu (3/4/2021. (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)

Keluarga korban yang berada di rumah sakit sempat lega sejenak mengetahui jenazah bocah perempuan itu akhirnya bisa dibawa pulang.

Jenazah KO dimakamkan secara normal karena negatif terpapar virus corona.

Baca juga: Usai Malam Pertama dengan Aurel, Atta Halilintar Sebut Enaknya Menikah Muda: Dapat Enak dan Pahala

Baca juga: Terduga Teroris Mengaku Simpatisan FPI, Rizieq Shihab Ikut Terseret, Kuasa Hukum: Sudah Bubar

Baca juga: Cek Bacaan Shalawat Nariyah serta Artinya, Ini Keutamaannya Jika Rutin Diamalkan Setiap Hari

Namun, kelegaan itu seketika lenyap setelah dokter mengungkap hal lain soal kondisi kesehatan korban.

Paman korban, WL (39), mengatakan pihak keluarga baru mengetahui bahwa KO menderita luka di alat vitalnya.

Hal itu didapat setelah dokter memeriksa secara mendalam terhadap jenazah bocah perempuan tersebut.

Baca juga: Tarawih Berjamaah Tidak Dilarang, Pemkot Tangerang Bentuk Satgas Covid-19 Masjid dan Musala

"Setelah itu didalami oleh dokter, ternyata ada kelainan atau kejanggalan di sana, yakni kemaluan korban," kata WL ditemui di TPU Semper, Cilincing, Jakarta Utara, Sabtu (3/4/2021).

Mendengar penjelasan dokter, keluarga korban mulai panik dan bertanya-tanya.

WL (39), paman dari bocah perempuan KO (7), yang meninggal dunia usai dicabuli berkali-kali oleh kakek tirinya di Pademangan, Jakarta Utara, Sabtu (3/4/2021.
WL (39), paman dari bocah perempuan KO (7), yang meninggal dunia usai dicabuli berkali-kali oleh kakek tirinya di Pademangan, Jakarta Utara, Sabtu (3/4/2021. (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)

Demi mencari kejelasan, pihak keluarga memutuskan mengirim jenazah korban ke RS Polri Kramat Jati.

Dokter melakukan visum et repertum terhadap korban, sembari melaporkan hal ini ke aparat Polres Metro Jakarta Utara.

Bak petir yang tiba-tiba menyambar, keluarga tak percaya saat mengetahui hasil visum menyatakan kondisi alat vital KO sudah luka parah.

"Dari hasil visum itu memang kondisi kemaluan korban luka parah," kata WL.

Wakil Kapolres Metro Jakarta Utara AKBP Nasriadi mengatakan KO mengalami infeksi di kemaluan yang menjalar hingga ke ginjal gadis mungil tersebut.

"Korban mengalami infeksi pada alat vitalnya yang merambat hingga terjadi infeksi pada kantung kemih dan merambat hingga infeksi ginjal," kata Nasriadi.

Berbekal hasil visum dan keterangan keluarga, polisi menindaklanjuti kasus yang mengarah ke dugaan pencabulan ini.

Hasil penyelidikan, polisi membenarkan adanya KO telah menjadi korban pencabulan berkali-kali.

Baca juga: Lagi Ngerjain Tugas di Kampus, Mahasiswi Ditodong Celurit, Videonya Ada di Sini

Ternyata pelakunya tak lain adalah TS.

Kebejatan TS

TS (54), kakek tiri bejat yang mencabuli cucunya, KO (7), berkali-kali hingga korban meninggal dunia.
TS (54), kakek tiri bejat yang mencabuli cucunya, KO (7), berkali-kali hingga korban meninggal dunia. (ISTIMEWA/Dokumentasi Polres Metro Jakarta Utara)

Sehari-hari TS dan KO tinggal bersama di suatu kontrakan di wilayah Pademangan.

"Itu yang melakukan itu kakek tiri si korban. Sehari-harinya memang dia (korban) tinggal sama nenek dan kakek tirinya," ucap WL.

"Kita masih nggak percaya, masih syok. Karena dia (TS) memang sehari-harinya dipercaya jagain si KO ini," imbuhnya.

Bertahun-tahun, pria bejat itu dipercaya memomong KO selama ibu korban bekerja dan menetap di wilayah Tanjung Priok.

"Orangtua korban kesehariannya jarang momong atau mengurusi korban. Jadi yang lebih paham keseharian korban kakek (tiri) dan neneknya," ucap WL.

WL mengatakan setidaknya KO sudah delapan kali dicabuli TS selama tinggal bersama seatap.

"Dia sudah delapan kali mencabuli korban," kata paman korban, WL (39), saat ditemui di TPU Semper, Cilincing, Jakarta Utara, Sabtu (3/4/2021).

WL menjelaskan, TS mencabuli korban di dalam kamar mandi di rumah kontrakannya.

Baca juga: Ria Ricis Tak Diundang ke Pernikahan Atta Halilintar dan Aurel, Ada Tangisan hingga Matanya Bengkak

"Kalau di kamar mandi itu suka berjam-jam si pelaku mencabuli korban," ucap WL.

Menurut WL, aksi kakek tiri bejat tersebut sebenarnya diketahui nenek korban.

Ilustrasi
Ilustrasi (Kompas.com)

Namun, nenek korban tak berani bersuara lantaran diancam pelaku.

"Neneknya tidak berani ngomong ke masyarakat karena sudah diancam sama si pelaku," kata WL.

WL menyatakan hukuman seumur hidup sangat tepat untuk TS.

Ia menganggap hukuman tersebut bisa menggantikan nyawa KO yang meninggal dunia secara tragis.

"Saya berharap pelakunya ini dipenjara seumur hidup untuk menggantikan nyawa dengan nyawa," kata WL.

Kakek yang perilakunya tak ubah binatang itu, dikenal keluarga sebagai sosok yang pendiam.

"Selama ini yang saya dapat, dia (KO) orangnya pendiam dan juga tidak terlalu banyak bergaul dengan orang atau tetangga," kata WL.

Bunga Mengambang di Pusara

Momen haru terjadi saat WL mengunjungi makam KO di TPU Semper.

Ia menceritakan kenangan terhadap keponakannya yang malang itu.

Membawa kresek berisi bunga tabur, WL berjalan melewati jembatan di gerbang masuk TPU Semper untuk sampai ke makam keponakannya.

Di ujung jembatan, WL harus melepaskan sepatu kulit yang dipakainya.

Genangan yang memenuhi pemakaman usai hujan mengguyur malam hingga pagi tadi membuat WL harus menggulung celana panjangnya.

Pria itu berjalan secara perlahan menerobos banjir.

Suasana di TPU Semper, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (4/2/2021).
Suasana di TPU Semper, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (4/2/2021). (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)

Begitu berhati-hati WL menyusuri makam-makam yang sudah tertutupi genangan.

Berjalan sekitar 20 meter dari ujung jembatan, WL akhirnya sampai di makam KO.

Makam mendiang KO serupa dengan nasibnya yang malang.

Akibat berada di lahan rendah, nisan penanda keberadaan makam bocah tersebut hampir seluruhnya terendam banjir.

Sang paman sampai kesulitan menerjang banjir untuk sampai ke makam KO.

Akhirnya, WL berhenti di jalan setapak berdekatan dengan makam KO.

Di situ, WL menengadahkan tangannya seraya mendoakan sang keponakan yang begitu cepat meninggalkan dunia ini.

WL (39), menaburkan bunga di makam keponakannya, KO (7), yang meninggal dunia usai dicabuli kakek tirinya.
WL (39), menaburkan bunga di makam keponakannya, KO (7), yang meninggal dunia usai dicabuli kakek tirinya. (TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO)

Beberapa menit berdoa, tangan kanan WL mulai merogoh bunga dari dalam plastik untuk.

Bunga-bunga itu kemudian ditaburkan ke arah nisan keponakan tercintanya.

Meski ujung-ujungnya bunga-bunga itu beterbangan ke permukaan genangan keruh yang memenuhi seluruh areal makam.

Sampai kelopak bunga terakhir berjatuhan dari tangannya, WL masih menatap ke arah makam sang keponakan.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved