Pembelajaran Tatap Muka

Kepala Sekolah SDN 15 Cipete Utara: 78 Persen Orangtua Siswa Setuju Belajar Tatap Muka Dibuka

Kepala SDN 15, Tri Cahyadi mengatakan hanya tiga tingkatan yang bisa mengikuti kegiatan belajar tatap muka.

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS
Suasana tampak depan SDN 15 Cipete Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Selasa (6/4/2021). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Pembelajaran tatap muka (ptm) akan berlangsung perdana di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 15 Cipete Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, besok pada Rabu (7/4/2021).

Kepala SDN 15, Tri Cahyadi mengatakan hanya tiga tingkatan yang bisa mengikuti kegiatan belajar tatap muka.

Dari kelas 4 sampai kelas 6.

Baca juga: Dimulai Rabu 7 April Besok, Ini Daftar 85 Sekolah yang Gelar Uji Coba Belajar Tatap Muka di Jakarta

Jumlah total siswa dari tiga tingkatan itu sebanyak 247 siswa.

Dari jumlah total itu, sebanyak 192 siswa yang diizinkan masuk oleh orangtuanya.

"Orangtua yang setuju sekitar 78 persen," ujar Tri kepada TribunJakarta.com di ruang kerjanya pada Selasa (6/4/2021).

Tri mengatakan sebelum ditetapkan menjadi salah satu sekolah piloting atau uji coba pembelajaran tatap muka, pihaknya sudah membagikan surat pernyataan kepada orangtua murid sekitar 2 bulan yang lalu.

Surat pernyataan ini dibagikan agar pihak sekolah bisa bersiap bila sekolah tatap muka dibuka.

Setelah ditetapkan menjadi sekolah piloting, ada penambahan orangtua yang setuju pembelajaran tatap muka.

"Ternyata setelah ada kebijakan sekolah piloting ini, ada orangtua yang berubah pendirian. Tadinya tidak mengizinkan, sekarang jadi mengizinkan. Jumlah siswa yang sekarang itu terbaru," lanjutnya.

Persiapan kelas tatap muka

Kepala SDN 15, Tri Cahyadi mengatakan protokol kesehatan itu sesuai yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Ia telah membentuk tim satgas Covid-19 di sekolah.

Dari pintu gerbang sekolah, petugas sudah berjaga untuk mengecek suhu siswa-siswi dengan menggunakan thermo gun atau pengukur suhu.

Baca juga: Polisikan Montir Bengkel Penganiaya Anak Tunarungu, Orangtua Korban Berharap Kasus Ditangani Serius

Kepala SDN 15 Cipete Utara, Tri Cahyadi menunjukkan tempat cuci tangan di dalam kelas pada Selasa (6/4/2021).
Kepala SDN 15 Cipete Utara, Tri Cahyadi menunjukkan tempat cuci tangan di dalam kelas pada Selasa (6/4/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

Pihak sekolah juga meminta siswa-siswi memakai masker, membawa hand sanitizer dan face shield ketika berangkat ke sekolah.

Di tiap kelas, tersedia tempat cuci tangan yang berada di depan kelas dan di dalam kelas. Tempat cuci tangan yang berada di dalam kelas dilengkapi dengan sabun cair, hand sanitizer dan cairan disinfektan.

Cairan disinfektan digunakan untuk disemprotkan ke meja, kursi dan serta ruang kelas seusai belajar.

"Setelah anak-anak diukur suhunya, dan normal lalu diarahkan langsung cuci tangan. Setelah selesai, baru diarahkan untuk masuk ke kelas," jelasnya kepada TribunJakarta.com di lokasi pada Selasa (6/4/2021).

Selain itu, pihak sekolah menyediakan masker cadangan sebanyak lima puluh buah di tiap kelas.

Kelas-kelas juga diterapkan jaga jarak seperti jarak antar meja berjauhan dan dipasang tanda silang di sebelah meja. Kapasitas siswa yang masuk pun hanya 50 persen dari total siswa setiap kelas.

Tri melanjutkan jalur masuk atau keluar kelas pun dibuat satu arah untuk menghindari siswa-siswi berjalan berpapasan atau terkena kontak fisik.

Kepala SDN 15 Cipete Utara, Tri Cahyadi berada di salah satu ruang kelas yang akan dijadikan pembelajaran tatap muka pada Selasa (6/4/2021).
Kepala SDN 15 Cipete Utara, Tri Cahyadi berada di salah satu ruang kelas yang akan dijadikan pembelajaran tatap muka pada Selasa (6/4/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

Begitu juga dengan masuk dan keluar sekolah. Pintu gerbang utama untuk masuk sedangkan pintu belakang sekolah untuk jalur keluar.

Dibagi 2 sesi

Tri menjelaskan siswa-siswi yang diizinkan masuk dari tingkat  4 sampai kelas 6 sd.

Tiga tingkatan itu memiliki jumlah total 247 siswa. Dari jumlah itu, sebanyak 192 siswa akan mengikuti pembelajaran tatap muka

Kegiatan ptm ini terbagi ke dalam 2 sesi. Sesi pertama dimulai pukul 07.00 sampai 09.00 WIB dan kedua dimulai pada pukul 09.30 WIB sampai 11.30 WIB.

Sistem pembelajaran di kelas menggunakan metode blended learning atau pembelajaran yang menggabungkan sistem online dan offline.

Baca juga: Cerita Awal Mula Tukang Sol Sepatu Sampai Penjahit Turun Menurun di Kolong Flyover Jatinegara

Tri berharap agar tim dapat bekerja dengan baik dan kegiatan perdana ini bisa berlangsung lancar.

"Kita berusaha untuk siap karena ini suatu amanah juga yang harus kita laksanakan. Segala daya kita upayakan untuk mengajak tim bisa bekerja dengan kompak. Mudah-mudahan sukses," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved