Sisi Lain Metropolitan

Jaminan Kesehatan Belum Jadi Prioritas, Stuntman Film Laga: Kadang Cuma Dikasih Uang Urut

Hendra, panggilannya, mengatakan beberapa rumah produksi biasanya tak menyertai jaminan kesehatan bagi para pekerja stuntman

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Muhammad Zulfikar

Beruntung, ia terhindar dari ajal yang nyaris menjemputnya.

"Dulu banget, cedera parah waktu itu di leher. Leher sampai enggak bisa nengok beberapa minggu. Dan itu cuma dikasih duit urut doang. kita kurang diperhatikan," kenangnya pahit.

Nyawa Bisa Melayang

Sudah ada beberapa stuntman tanah air yang nyawanya melayang akibat kecelakaan saat melakukan adegan berbahaya.

Salah satu stuntman senior tanah air, Cep Hendra Suprawijaya (35) bercerita bahwa seorang rekannya tewas ketika melakukan adegan berbahaya di sebuah acara reality show.

Saat itu, rekannya diminta untuk membuat 'prank' orang bunuh diri dari gedung lantai 1. 

Padahal, lanjut Hendra, jarak antara lantai 1 dengan titik jatuh tidak terlalu tinggi.

"Dulu sempat rekan kami menerima acara live action di sebuah reality show. Ngerjain artis ada orang yang bunuh diri. Padahal enggak tinggi hanya satu lantai saja," ujarnya.

Baca juga: Penasaran Berbuat Baik Jadi Kecanduan, Kisah Mualaf Tionghoa dan Cita-Citanya Bangun 1.000 Masjid

Malapetaka terjadi ketika stuntman itu salah mendarat ketika terjun dari lantai satu ke bawah.

"Ketika terjun, badannya di matras tetapi kepalanya di aspal," tambahnya.

Salah satu stuntman senior di Komunitas Piranha Stunt Indonesia di kawasan Cilodong, Depok, Jawa Barat pada Kamis (8/4/2021).
Salah satu stuntman senior di Komunitas Piranha Stunt Indonesia di kawasan Cilodong, Depok, Jawa Barat pada Kamis (8/4/2021). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Hendra mengakui ada rasa bersalah saat mengetahui musibah itu. Sebab, ia tak tahu rekannya pergi seorang diri demi mengambil tawaran itu.

"Kesalahan kita si stuntman berangkat sendiri tanpa bilang ke kita-kita. Padahal, itu bayaran cuma Rp 500 ribu. Namanya Stuntman, kan nyawanya di tangan teman. Harus ada yang jagain atau tolongin," kenangnya.

Selain kasus ini, Hendra juga memilki cerita lain. Pernah suatu saat seniornya dalam keadaan mabuk nekat melakukan adegan berbahaya dengan melompat dari scaffholding.  

Ia salah mendarat dan kepalanya terbentur aspal seketika tewas di tempat.

"Jadi sebelum melakukan adegan dia minum (alkohol) dulu, kemudian salto dari steger kepalanya masuk ke sela-sela matras," tambahnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved