Sisi Lain Metropolitan
Wisata Religi di Jakarta Pusat, Menyusuri Keindahan Masjid Cut Meutia yang Dibangun Era Belanda
Sejumlah masjid di Jakarta tergolong bersejarah. Masjid Cut Meutia yang ada di Jakarta Pusat, cocok untuk menjadi objek wisata religi.
Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Wahyu Septiana
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana
TRIBUNJAKARTA.COM, MENTENG - Kota Jakarta, menyimpan segudang Sejarah tentang masa lampau.
Selain tempat hiburan, sejumlah Masjid di Jakarta juga tergolong bersejarah.
Selain untuk beribadah, Masjid-masjid tersebut juga cocok untuk menjadi objek wisata religi di sekitaran Jakarta.
Salah satunya, adalah Masjid Cut Meutia yang ada di Jakarta Pusat.
Berlokasi di Jalan Taman Cut Mutia No.1, Kecamatan Menteng, masjid ini cukup mudah ditemui.

Letaknya tak jauh dari Stasiun Gondangdia, Jakarta Pusat.
Kalau Anda ke sini, akan terlihat bangunan masjid yang kokoh meskipun sudah dibangun sejak zaman kolonial Belanda.
Baca juga: Wali Kota Bekasi Terbitkan Surat Edaran, Salat Id Berjemaah Boleh Digelar dengan Prokes Ketat
Baca juga: Benyamin Davnie Sebut Dirinya Bakal Dilantik Jadi Wali Kota Tangsel pada 26 April 2021
Baca juga: Rumah Digeledah, Tangan Suami Terikat saat Diamankan Densus 88: Istri Tanya Sesuatu ke Petugas
Bercat putih, dengan atap tinggi menjulang, menjadi salah satu ciri khas bangunan tua yang sudah dibangun era Belanda.
Menurut pengurus Masjid, bangunan ini tingginya sekitar 24 meter dan hanya terdiri dari dua lantai saja.
"Tahun 1987, baru resmi jadi masjid tingkat provinsi. Masjid ini sudah menjadi cagar budaya, gak boleh diapa-apain lagi. Ini masih bangunan aslinya," kata Ketua Umum Remaja Islam Masjid Cut Meutia (RICMA), Muhammad Husein, Jumat (9/4/2021).
Sebelum berubah menjadi Masjid, dahulu gedung ini adalah kantor biro arsitek NV. De Bouwploeg, yakni perusahaan yang melakukan pembangunan kawasan Nieuw-Gondangdia yang kemudian berubah menjadi Menteng tahun 1879-1955.
Gedung ini dirancang sendiri oleh Direktur perusahaan yang bernama Pieter Adriaan Jacobus Moojen (P.A.J Moojen).
Sebelum difungsikan sebagai masjid, gedung ini banyak beralih fungsi.
Di antaranya sempat menjadi kantor pos, kantor Jawatan Kereta Api, hingga dimanfaatkan oleh Dinas Perumahan di tahun 1957 hingga 1964.