Ziarah Makam
Kisah Pangeran Jayakarta dan Masjid Jami Assalafiyah di Jatinegara Kaum
Pangeran Jayakarta tak asing bagi warga Jakarta. Dikenal juga Achmad Djakerta. Ini kisahnya dengan Masjid Jami Assalafiyah di Jatinegara Kaum.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, PULOGADUNG - Pangeran Jayakarta sudah tak asing bagi warga Jakarta. Nama aslinya Achmad Djakerta. Ini kisahnya.
Makam Pangeran Jayakarta berada di kawasan Jatinegara Kaum, Pulogadung, Jakarta Timur.
Berada di dekat Masjid Jami Assalafiyah, makam Pangeran Jayakarta berdampingan dengan empat makam lainnya yang terdiri dari makam keturunan hingga kerabat.
Suhendar, Ketua Masjid Jami Assalafiyah menceritakan mulanya Pangeran Jayakarta tak berada di Jatinegara Kaum.
Jatinegara Kaum menjadi pelarian Pangeran Jayakarta dari pasukan VOC di bawah pimpinan Jan Pieterszoon Coen pada 30 Mei 1619.
Baca juga: Sejarah Berdirinya Masjid Jami Assalafiyah: Dibangun Tahun 1620 Setelah Pangeran Jayakarta Tiba
Pangeran Jayakarta bersama pengikutnya saat itu pergi dari benteng pertahanannya di Mangga Dua, Jakarta Pusat.
Alhasil, ia pergi ke Jatinegara Kaum dan untuk memuluskan penyamarannya ia dikenali sebagai Achmad Djakerta.

"Sejarahnya, waktu Pangeran Jayakarta itu (di benteng Mangga Dua) selalu mengadakan perang terbuka melawan VOC," katanya di lokasi, Kamis (15/4/2021).
"Pangeran Jayakarta selalu unggul dari VOC. Sehingga VOC cukup kewalahan menghadapi pasukan Pangeran Jayakarta," lanjutnya.
Baca juga: Kisah Masyhur Habib Kuncung yang Jenazahnya Sempat Tak Bisa Diangkat, Ini Alasannya
Baca juga: Cerita Air Bertuah dari Liang Lahat Makam Habib Cikini: Dibawa Banyak Peziarah sampai Bergalon-galon
Baca juga: Makam Habib Kuncung Memiliki Tiga Gentong Berisi Air Barokah: Dipercaya Bisa Sembuhkan Penyakit
Selain itu, untuk mengelabui musuhnya, Pangeran Jayakarta sempat berhenti di sebuah sumur kala perjalanan dari Mangga Dua ke Jatinegara Kaum.
Tepat di depan sumur, Pangeran Jayakarta melepas jubahnya dan langsung dibuang ke dalam sumur.
VOC yang mengetahui hal itu, segera menembaki sumur tersebut karena mengira Pangeran Jayakarta tercebur di dalamnya.
Baca juga: Riwayat Nama Ragunan dan Jejak Petilasan Pangeran Wiraguna di Jakarta Selatan
Tak hanya ditembaki, selama satu bulan penuh musuh berjaga di sekitaran sumur.
Layaknya pepesan kosong, ketika musuh mencari jasadnya justru tak menemukan apapun di dalamnya.
