Pilu Anak Autis Jadi Korban Perlakuan Orangtua: Buta Akibat Dipasung, Dianggap Kemasukan Roh Jahat
Anak yang menderita autisme hiperaktif menjadi korban perlakuan orangtuanya di Limbangan, Kendal. Ia mengalami kebutaan.
Penulis: Ferdinand Waskita Suryacahya | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Mereka membentengi diri sehingga petugas kesulitan untuk membujuk agar anak tersebut mendapat perlakuan layak.
"Orangtua selalu bilang itu anaknya jadi orang lain tak perlu mencampurinya. Namun para petugas belum menyerah dan masih terus membujuk," terangnya.
Untuk di Kota Semarang, kata dia, tak kalah mirisnya.
Kejadian yang menimpa para penyandang disabilitas di Kota Semarang ada seorang anak difabel ditempatkan bersebelahan kandang kambing di Rowosari, Tembalang, Kota Semarang.
Anak itu penyandang difabel down syndrome.
"Hal itu kami temukan saat home visit. Kami lantas menanganinya. Mirisnya Ayah anak difabel itu lebih rajin mengurus kambing daripada anaknya," kata dia.
Dia tak memungkiri kejadian-kejadian tersebut seringkali ditemukan di daerah pedesaan.
Kurangnya edukasi dari pihak-pihak terkait membuat orangtua cenderung abai.
"Tentu edukasi harus melibatkan harus dari berbagai pihak baik dari pemerintah, tenaga medis, komunitas dan lainnya," terangnya.
Baca juga: Nasib Pilu Bocah Autis 10 Tahun Dipasung Lalu Disiksa di Kandang oleh Orangtua Kandung
Persoalan di perkotaan yang dihadapi para penyandang disabilitas di Kota Semarang juga tak kalah peliknya.
Mereka mendapatkan pelecehan seksual ketika beraktivitas di tempat umum.
Dominasi difabel yang mendapatkan pelecehan teman tuli dan netra.
"Contohnya saat mereka naik BRT mereka sering dilecehkan lantaran kondisi mereka yang kekurangan.
Belum lagi bullying yang menimpa mereka di lingkungannya," paparnya.
Dia pun mendorong Pemkot Semarang untuk segera membentuk Perwal Disabilitas.