Serangan Jantung Saat Berolahraga, Kok Bisa? Simak Penjelasan Dokter

Pernah mendengar kasus kematian mendadak saat berolahraga? Biasa terjadi jika olahraga berat

Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Pebby Ade Liana
Dokter Jantung dan Pembuluh Darah Ario Soeryo, dari Heartology Cardiovascular Center, dalam konferensi pers onlie, Sabtu (8/5/2021). 

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Pernah mendengar kasus kematian mendadak saat berolahraga?

Biasanya terjadi pada orang-orang yang melakukan olahraga ekstrem atau olaharaga berat.

Latihan olahraga yang ekstrim beresiko terhadap kerusakan jantung dan gangguan irama jantung. Terlebih, jika orang tersebut memiliki faktor genetik.

Demikian dijelaskan oleh Dokter Jantung dan Pembuluh Darah Ario Soeryo, dari Heartology Cardiovascular Center. 

"Serangan jantung pada mereka yang olahragawan dan relatif muda, penyebab utamanya satu karena penyempitan pembuluh darah koroner. Tapi, ada penyebab lain yang kadang gak terdeteksi dengan baik yaitu gangguan otot jantung,"

"Dimana gelombang otot jantung pada olahragawan ini, karena aktivitas olahraga (berat) menyebabkan penebalan otot, yang berkembang jadi penebalan otot yang tidak normal," kata dr Ario dalam konferensi pers Heartology Cardiovascular Center, Sabtu (8/5/2021).

Pencinta olahraga ekstrim biasanya latihan keras dan memaksa tubuh melewati batas ketahanan normal.

Misalnya melakukan olahraga berat secara terus menerus dalam waktu singkat, hingga dehidrasi juga kelelahan yang berlebihan.

Ketika jantung harus 'dipaksa' bekerja keras secara terus menerus, jantung akan mengalami perubahan bentuk, seperti penebalan otot jantung.

Baca juga: Krisdayanti Segera Jadi Nenek Karena Aurel Hermansyah Hamil: Jadi Kado saat Lailatul Qadar

"Penebalan otot ini, membuat aliran darah dari jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh jadi tidak efisien. Otot jantung yang tebal ini, sifatnya jadi tidak normal karena di dalamnya terdapat sumber aliran listrik yang gak normal. Ini bisa timbulkan gangguan irama, sehingga bila timbul sewaktu-waktu bisa mengarah pada kematian mendadak," imbuhnya.

Pada beberapa orang, disebutkan dr Ario penebalan otot jantung tersebut akan memperberat terbentuknya jaringan parut jantung.

Kelainan otot jantung ini, salah satunya bisa bermanifestasi sebagai gangguan irama yang dapat menggangu fungsi jantung.

Akibatnya, pencinta olahraga ini bisa beresiko mengalami henti jantung mendadak, hingga berujung pada kematian mendadak.

Baca juga: Masjid Agung At-Tin Tunggu Keputusan Pemerintah Terkait Penyelenggaraan Salat Idulfitri

Untuk mencegah hal ini, deteksi awal dengan Ekokardiografi perlu untuk dilakukan.

Khususnya bila ada riwayat keluarga yang meninggal mendadak dan apabila terdapat kelainan pada rekam jantung yang dimiliki.

"Pemeriksaan Ekokardiografi, dapat menunjukkan pergerakan, ukuran dan bentuk jantung, serta seberapa baik bilik dan katup jantung bekerja. Ekokardiografi juga dapat menunjukkan area otot jantung yang tidak memompa secara adekuat karena suplai darah yang buruk atau terdapat suatu cedera akibat serangan jantung sebelumnya," jelasnya.

Baca juga: Seorang PSK Online Tewas Terbakar di Kamar Kosnya, Penyebab Kematiannya Tak Wajar, Tak Ada Kegaduhan

Berdasarkan hasil Ekokardiografi, dokter dapat menyarankan hal yang perlu dilakukan, agar tetap dapat berlatih dengan jantung aman.

Sehingga, kegiatan berolahraga juga menjadi terukur dan aman untuk dilakukan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved