Antisipasi Virus Corona di Tangsel
Polsek Cisauk Gunakan "Pocong" Takuti Pemudik Agar Mau Tes Covid-19 Saat Kembali
Ada-ada saja inovasi yang dilakukan Polsek Cisauk, Polres Tangerang Selatan (Tangsel) dalam menyosialisasikan pentingnya swab test atau tes Covid-19 b
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Elga H Putra
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, SETU - Ada-ada saja inovasi yang dilakukan Polsek Cisauk, Polres Tangerang Selatan (Tangsel) dalam menyosialisasikan pentingnya swab test atau tes Covid-19 bagi para pemudik yang kembali.
Aparat Polsek Cisauk menggunakan sosok "pocong" yang ditakuti masyarakat.
Sesaorang dipakaikan kostum pocong, berupa kain putih yang diikat sedemikian rupa.
Wajah "pocong" tersebutpun di poles agar terlihat menyeramkan.
Bagian mata sengaja dihitamkan, sementara bagian wajah lain sengaja didandani lebih putih agar terkesan pucat seperti jenazah sungguhan.
Lalu, "pocong" tersebut dibawa keliling wilayah hukum Polsek Cisauk menggunakan mobil bak terbuka.
Hantu tersebut hanya berdiri diam, tidak bersuara dan bergerak.
Tugasnya hanya berdiri di bak terbuka agar terlihat warga.
Sementara, aparat di kursi depan mobil menyampaikan sosialisasi tes Covid-19 menggunakan pelantang suara.
"Kita bersama tiga pilar terus memasifkan sosialisasi pentingnya test swab antigen terhadap pemudik yang masuk ke wilayah hukum Polsek Cisauk," kata Kapolsek Cisauk, AKP Fahad, dalam keterangan resminya yang dikonfirmasi Senin (17/5/2021).
Baca juga: Jelang Berakhirnya Larangan Mudik, Kedatangan Penumpang di Terminal Pulogebang Terus Meningkat
Baca juga: Ungkap Alasan Kunjungi Rumah Lesti Kejora saat Lebaran, Orangtua Rizky Billar: Doakan yang Terbaik
Baca juga: Terminal Pulo Gebang Berlakukan Rapid Tes Antigen ke Pemudik yang Tiba di Jakarta
Fahad menyampaikan, bagi para pemudik bisa mendatangi Mapolsek Cisauk, atau Pos Operasi Ketupat di Muncul, Kecamatan Setu, Tangsel untuk swab test antigen gratis.
Fahad juga menjelaskan, makna sosok "pocong" yang digunkannya itu adalah untuk menyimbolkan korban paparan Covid-19.
Dengan menampilkan sosok hantu menyeramkan itu diharapkan mampu menyadarkan masyarakat pentingnya mendeteksi paparan Covid-19 agar tidak menularkan ke orang lain.
Target utama sosialisasi tersebut adalah agar tidak terjadi lonjakan kasus pasca-musim libur lebaran.
Jangan sampai hari raya yang dirayakan dengan semarak justru menimbulkan bencana di kemudian hari.

Fahad sendiri berkaca dari India tentang paparan Covid-19 yang meningkat sampai jumlahnya tidak tertangani akibat abai dalam menerapkan protokol kesehatan saat memperingati satu hari besar.
"Ini akan kita lakukan secara berlapis agar tidak jadi klaster baru usai lebaran dengan kedatangan atau masuknya pemudik dari daerah ke wilayah hukum kita," jelas Fahad.
Selain memasifkan sosialisasi tes, Fahadpun menyampaikan pentingnya penerapan protokol kesehatan, memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
Spanduk Minta Pemudik Swab Test
Di sisi lain, tuntutan tes Covid-19 kepada pemudik juga disampaikan warga Tangsel dengan spanduk yang dipasang di area terbuka.
Spanduk yang dapat ditemui hampir di semua wilayah kecamatan di Tangsel itu bentuknya hampir sama, berwarna putih polos dan tulisannya menggunakan cat semprot merah atau hitam.
Isi imbauannya pun serupa, meminta warga Tangsel yang berangkat mudik untuk terlebih dahulu tes swab antigen sebelum kembali ke Tangsel.
Pantauan TribunJakarta.com di kawasan Jalan Siliwangi saja, terdapat tiga spanduk, dua di dekat Tugu Pamulang, satu lagi di dekat Situ Tujuh Muara.
"Yang habis mudik wajib swab antigen dan isolasi mandiri," tertulis pada spanduk di depan Situ Tujuh Muara.
Spanduk lainnya juga terlihat di persimpangan depan Masjid Aljihad, Ciputat.
"Ente berani mudik, lokan be ora berani swab, jgn sebarkan virus di kp ane," tulis spanduk di Ciputat.

Supriatna, warga yang tinggal dekat spanduk tersebut mengatakan, spanduk sengaja dibuat oleh warga.
Supriatnapun setuju dengan imbauan tersebut, ia tidak ingin kedatangan arus balik pemudik justru membawa virus.
"Takut penyebaran Covid-19 yang lebih luas kan kalau enggak antigen, jaminan buat warga," ujar Supriatna, Minggu (16/5/2021).
Jika pemudik yang dites terdetaksi positif Covid-19 maka akan langsung bisa mendapatkan penanganan medis tanpa khawatir menularkan kepada yang lainnya.
"Kan kalau ketahuan bisa dibawa ke dokter langsung ditindak, jadi enggak nyebarin," katanya.