Bocah Tewas Jalani Ritual Usir Roh Jahat, Terkuak Tersangka Buka Praktik 5 Tahun Tapi Tanpa Customer

Berdasarkan pemeriksaan polisi, mayat A disimpan 4 bulan di dalam kamar oleh orangtuanya, sang ayah M dan ibunya, S.

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Siti Nawiroh
Dok Humas Polres Temanggung
Aparat Polres Temanggung mengevakuasi mayat korban A (7) diduga korban pembunuhan orangtuanya di Desa Congkrang, Kecamatan Bejen, Kabupaten Temanggung, pada Minggu (16/5/2021) malam. 

Kepala Desa Bejen, Sugeng menuturkan, H dan B telah menjalani praktik perdukunannya selama lima tahun.

Setiap saat H dan B keliling menawarkan jasa ilmu perdukunannya ke masyarakat Bejen.

Meski demikian, masyarakat tak ada yang percaya. Kemampuan mereka belum terbukti sama sekali.

Baca juga: Bukan untuk Melayat, Ternyata Wanita yang Maki Petugas Karena Tak Terima Diputar Ingin ke Tempat Ini

"Ini kejadian luar biasa buat kami. Orang tua korban ini kan sebenarnya juga sama-sama korban. Memang dua orang H dan B ini yang bertanggung jawab atas kematian A," ucap Sugeng.

Sugeng menegaskan, B dan H telah mempelajari ilmu perdukunan untuk mendapat pengakuan dari masyarakat.

Adanya kejadian ini, Sugeng selaku kepala desa mengimbau kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati dan selalu waspada apabila ada kejanggalan di lingkungan sekitar.

"Saya mengimbau masyarakat supaya hati-hati, baik itu dengan praktik supranatural atau sejenisnya. Karena dunia penipuan sedang marak sekali, dan kami sangat terpukul atas kejadian ini," papar Sugeng.

Baca juga: Awalnya Galak Diminta Putar Balik di Anyer, Wanita Ini Akui Malu dengan Sikapnya: Bakal Dipenjara?

Sugeng menuturkan, sekitar empat kali ritual dilakukan sejak M berkonsultasi pada Januari 2021.

Ritual pertama yakni menenggelamkan A di bank mandi, tak berpengaruh dengan kesehatannya.

Begitu juga dengan ritual kedua dan ketiga, A masih menahan menghadapi ritual tersebut.

Baca juga: Seleksi Jalur Mandiri Unsoed Tahun 2021, Begini Panduan Lengkap Pendaftarannya

"Setelah keempat kalinya mungkin tubuhnya lemah, terus dia pingsan. Gak sadarkan diri lama sekali," ujar Sugeng.

Saat A tak sadarkan diri, B meminta M untuk memanggil H.

Sesampainya di rumah korban, H tahu jika A tak sadarkan diri.

Meski demikian, H menjanjikan kepada M akan menghidupkan kembali anaknya yang telah meninggal dunia tersebut.

"Yang paling lama menenggelamkan Ais ke bak mandi itu Budiyono. Sampai akhirnya tak sadarkan diri. Lalu pak Marsudi memanggil Haryono.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved