Tahanan Tewas Tergantung di Hutan, Istri Soroti Banyak Kejanggalan Sampai Tak Boleh Lihat Jenazah

Polisi menyebut korban tewas gantung diri, namun istri tahanan itu menyebut terlalu banyak kejanggalan perihal kematian sang suami.

Editor: Elga H Putra
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Ilustrasi mayat. Polisi menyebut korban tewas gantung diri, namun istri tahanan itu menyebut terlalu banyak kejanggalan perihal kematian sang suami. 

TRIBUNJAKARTA.COM, PROBOLINGGO - Seorang tahanan ditemukan tewas tergantung di dalam hutan.

Polisi menyebut korban tewas gantung diri, namun istri tahanan itu menyebut terlalu banyak kejanggalan perihal kematian sang suami.

Penyebab kematian Ahmad Fauzi (27) sampai saat ini masih belum bisa diterima pihak keluarga, terutama di mata sang istri, Iin.

Iin menyebut terlalu banyak kejanggalan yang terkesan ditutupi atas tewasnya sang suami.

Bahkan, dia curiga suaminya sengaja dibunuh karena berdasarkan beberapa kejanggalan yang diraskannya.

Pihak keluarga pun menuntut adanya hasil autopsi untuk membuat misteri kematian Fauzi bisa diterima.

Baca juga: Kasus Bunuh Diri Sering Terjadi di Apartemen Kalibata City, Warga: Hampir Ada Setiap Tower

Peristiwa ini terjadi di Probolinggo, Jawa Timur.

Fauzi sendiri merupakan tahanan kasus pencurian motor yang disebutkan kabur dari Polsek Kota Anyar, Probolinggo.

Dua hari setelah pelariannya, Fauzi ditemukan dalam kondisi tewas tergantung di sebuah pohon dalam hutan.

Hal itu yang membuat kecurigaan pihak keluarga.

Baca juga: Majikannya Sering Kemalingan, Penjaga Malam Bunuh Tukang Rebus Ikan

Baca juga: Satpam Bank Bunuh PSK Usai Bercinta, Niat Jahat Itu Datang Saat Penetrasi

Baca juga: Setelah Bunuh Wanita Tanpa Busana di Menteng, Satpam Bank Berniat Habisi Korban Lainnya Namun Batal

Iin menuturkan setidaknya ada empat kejanggalan yang dirasakannya terkait kematian sang suami.

Pertama terkait kondisi suaminya saat ditemukan tergantung di pohon, sikap polisi yang melarang keluarga melihat jenazah, pakaian yang dikenakan suaminya saat ditemukan tewas dan tentang kronologi pelarian sang suami.

Iin meyakini suaminya tidak melakukan bunuh diri.

Menurutnya, setelah dirinya melihat secara seksama video saat suaminya ditemukan tewas tergantung di pohon, posisi kaki tidak tergantung layaknya orang bunuh diri, melainkan hampir menyentuh tanah.

"Saya sendiri merasa janggal lihat video penemuan mayat suami saya. Karena gak ada ciri meninggal karena gantung diri misal mata melotot dan lidah menjulur keluar dari mulut," kata Iin dikutip TribunJakarta.com dari Surya Malang, Rabu (2/6/2021).

Iin malah punya firasat kuat sebelum suaminya ditemukan tewas sempat mengalami tindakan kekerasan.

Sebab, kata dia, muka suaminya penuh luka lebam seperti baru menerima pukulan.

Baca juga: Rindu Kampung Halaman di Momen Lebaran buat Penganiaya Tetangga Meringkuk di Tahanan

Baca juga: Bukannya Balikan Malah jadi Tahanan, Ulah Pria Begal Mantan Pacar di Jalan karena Tak Mau Diputuskan

"Sudah bukan seperti Mas Fauzi. Bibirnya juga seperti habis kena pukul tapi siapa yang melakukan saya gak tahu," tuturnya.

Kejanggalan selanjutnya, lanjut Iin, yakni saat petugas mengirim jenazah ke rumah duka, keluarga dilarang membuka jenazah.

"Jenazah Suami saya datang ke rumah jam 11 malam. Saat itu keluarga tidak boleh membuka jenazah. Polisi langsung meminta langsung dimakamkan," tuturnya.

Bahkan, sampai hari ini polisi belum memberikan surat hasil autopsi.

Kejanggalan lain juga masih menyelimuti pikiran Iin.

Kali pertama ditemukan tewas, Fauzi mengenakan baju batik dan celana kolor.

Padahal setahu dia, suaminya tidak pernah memiliki baju itu.

ILUSTRASI GANTUNG DIRI
ILUSTRASI GANTUNG DIRI (Tribun Jabar/Kisdiantoro)

"Beda waktu pertama ditangkap. Di rumah juga gak ada baju kayak itu," ungkapnya.

Kejanggalan lain yang dirasa Iin adalah kronologi pelarian suaminya sejak dikabarkan kabur dari Polsek.

Sebenarnya sebelum ditemukan tewas, Iin mengaku sempat mendapat kabar soal keberadaan suaminya.

Katanya, setelah Fauzi kabur dari Polsek bersembunyi di rumah guru ngajinya yang berada di Desa Curah Temu.

"Saya dapat telepon dari guru ngajinya. Bilang, suami saya ada di sana. Saya sempat mikir mungkin besok Mas Fauzi pulang tapi ternyata saya dapat kabar dia sudah tewas. Jadi gak sempat ke rumah," ujarnya.

Iin pun berharap polisi bersedia melakukan outopsi ulang karena menurutnya masih ada yang janggal dari hasil gelar perkara.

"Saya kalau punya uang mungkin akan melakukan autopsi mandiri. Tapi itu gak mungkin, saya berharap pak polisi bisa berkenan melakukan autopsi lagi," harapnya.

Sementara, membahas soal riwayat dunia hitam Fauzi, sang istri mengaku baru mengetahui sebulan sebelum akhirnya ditangkap polisi.

Belakangan itu, suaminya sering keluar malam lalu pulang membawa sepeda motor berbeda-beda.

Padahal, keseharian sebelumnya Fauzi hanyalah buruh tani biasa. Merawat ladang sawah milik orang lalu memanen bersama juragannya saat musim panen tiba.

Ilustrasi mayat
Ilustrasi mayat (Net)

Katanya, gelagat berbeda itu mulai muncul semenjak kawan lama Fauzi yang baru saja bebas dari penjara sering berkunjung ke rumah.

Teman Fauzi itu baru saja menjalani hukuman 4 tahun karena kasus penganiayaan dan narkotika.

"Gara-gara temannya ,suami saya jadi gak bener. Padahal sebelumnya orang diam gak neko-neko," terangnya.

Kini Iin mengaku bingung kemana lagi harus menggantungkan hidup bersama 1 orang anaknya yang masih balita.

Pasalnya selama 4 tahun berumah tangga bersama, Fauzi lah yang menjadi tulang punggung keluarga.

"Saya orang jauh, dari Brebes. Di sini gak ada saudara. Keluarga Fauzi juga jauh, ibunya di Malaysia, bapaknya di Kalimantan. Gak tahu setelah ini pulang ke Jawa Tengah atau tetap tinggal di Probolinggo," pungkasnya sambil menyibakkan air mata.

Diberitakan sebelumya, Ahmad Fauzi warga Desa Sambirampak, Kecamatan Kotaanyar, Kabupaten Probolinggo sejak 30 april 2021 ditahan di Polres Probolinggo.

Pria ini ditahan bersama satu orang temannya, Herman karena melakukan pencurian sepeda motor di 8 TKP. Di antaranya Kecamatan Kota Anyar, Pakuniran, Gading, Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Situbondo.

Sebulan mendekam di penjara, pada Sabtu (29/5/2021) dirinya dipindah ke Polsek Kota Anyar untuk kepentingan pengembangan TKP lainnya.

Namun, di sela-sela penyedikan Fauzi kabur saat ditinggal oleh petugas.

Menanggapi desas-desus yang beredar, Kasat Reskrim Polres Probolinggo, AKP Riski Santoso menyatakan, bahwa kematian tahanan itu murni dengan cara menggantung diri di pohon dalam hutan dengan seutas tali.

Bahkan, dari hasil autopsi tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada jenazah Fauzi.

"Benar karena bunuh diri Lidah menjulur dan kemaluannya mengeluarkan air seni," katanya.

Artikel disarikan dari SuryaMalang.com dengan judul Curhat Istri Maling Motor yang Kabur & Disebut Tewas Gantung Diri di Probolinggo, Ada 4 Kejanggalan

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved