Alumni ITERA Kenang Sosok Ofyar Zainuddin Tamin Sebagai Pribadi yang Ramah

Tara mengenang momen yang paling diingatnya saat mendengarkan sambutan Ofyar dalam acara wisuda daring tahun 2020.

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas
Salah satu alumni kelima ITERA, Tara Edytia saat ditemui TribunJakarta.com di TPU Jeruk Purut pada Rabu (9/6/2021). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, PASAR MINGGU - Para pelayat yang terdiri dari sejumlah alumni, Dosen, staf, kerabat hingga sanak saudara mengantarkan jenazah Rektor ITERA, Ofyar Zainuddin Tamin ke tempat persemayaman terakhir di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Rabu (9/6/2021) sore.

Satu diantara pelayat yang merupakan alumni kelima ITERA, Tara Edytia (22) mengatakan mendiang Ofyar merupakan sosok yang ramah kepada para mahasiswa

Meskipun tak begitu dekat, ia kerap ditegur oleh rektor tersebut.

"Saya suka ditegur beliau. Beliau ialah rektor yang friendly walaupun umur beliau jauh di atas saya," ujarnya kepada TribunJakarta.com di TPU Jeruk Purut pada Rabu (9/6/2021).

Selain ramah di mata Tara, Ofyar juga merupakan sosok yang memiliki jasa besar terhadap perkembangan ITERA.

Salah satunya, Ofyar pintar berkomunikasi melobi pihak-pihak demi membangun Institut tersebut.

"Sosok beliau itu sangat berjasa untuk ITERA. Sekarang bisa dilihat ITERA kampus baru gedungnya sudah banyak. Beliau itu pandai melobi banyak pihak untuk membangun ITERA," ungkap lulusan Teknil Sipil tersebut.

Tara mengenang momen yang paling diingatnya saat mendengarkan sambutan Ofyar dalam acara wisuda daring tahun 2020.

Ofyar mengatakan bahwa para alumni bisa diperhitungkan dan membanggakan nama institut tersebut. 

"Dia bilang selalu memberi semangat ke kita bahwa alumni ITERA pasti bisa. Benar-benar dari Sumatera untuk Indonesia. Memberikan spirit meskipun kampus kecil tapi bisa mengguncang dunia," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Rektor ITERA Ofyar Zainuddin Tamin dikabarkan meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada pukul 06.55 WIB pada Rabu (9/6/2021).

Jenazah dibawa ke Rumah Duka di Kompleks Timah Kavling 17, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan

Ofyar Zainuddin Tamin kemudian dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut, Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Rabu (9/6/2021) sore.

Sejumlah dosen, mahasiswa, sanak saudara dan kerabat dekat turut mengantarkan ke persemayaman terakhir. 

Usai dimakamkan, terlihat para pelayat menaburkan bunga serta karangan bunga di atas gundukan makam mendiang Rektor ITERA tersebut.

Kakak Ipar mendiang Ofyar, Ismet Danial Nasution (73) mengatakan Ofyar merupakan sosok yang mengedepankan rasa kekeluargaan. Mendiang juga memiliki visi besar dalam dunia pendidikan.

"Orang yang mempunyai visi dalam kehidupannya khususnya dalam dunia pendidikan dan profesi," ungkapnya kepada TribunJakarta.com di lokasi pada Rabu (9/6/2021).

Ia mendoakan agar Ofyar yang hampir genap berusia 33 tahun Agustus nanti diampuni dosa-dosanya dan segala amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT. 

"Ditempatkan Allah SWT di tempat terbaik di sisinya," pungkasnya.

Baca juga: Dua Hal Janggal yang Dilakukan Pengemudi Ojol Sebelum Motornya Dibawa Kabur Pelaku Hipnotis

Baca juga: Sembako Bakal Kena Pajak, Pedagang di Koja Mengeluh dan Minta Pemerintah Turun ke Pasar

Baca juga: Guru Ngaji di Penjaringan Jakarta Utara Tega Cabuli Muridnya Hingga Berulang Kali

Pneumonia Berat

Rektor Institut Teknologi Sumatra (ITERA), Ofyar Zainuddin Tamin meninggal dunia di usia 62 tahun. 

Menurut anak tunggal Ofyar, Yozzi Ilham (32), ayahnya meninggal setelah menjalani perawatan selama 12 hari di ruang ICU.

Ia melanjutkan ayahnya mengidap penyakit pneumonia berat atau infeksi paru-paru. 

Akan tetapi,Yozzi menegaskan ayahnya, yang sempat menjabat rektor ITERA selama 2 periode tersebut, meninggal bukan karena Covid-19.

"Bapak dirawat di ICU RSCM sudah 12 hari. Hari ini tanggal 9 Juni 2021 jam 06.55 WIB bapak meninggal. Sudah diusahakan oleh tim dokter dari jam 6.15 WIB dipacu jantung dan di listrik (kejut) 2 kali tapi memang jantungnya berhenti jadi enggak tertolong lagi," jelasnya kepada TribunJakarta.com di TPU Jeruk Purut pada Rabu (9/6/2021).

Selain infeksi paru, Ofyar mengidap penyakit komplikasi seperti diabetes, hipertensi dan belakangan divonis kanker adrenal. 

Namun, Yozzi melanjutkan ayahnya meninggal saat menjalani pengobatan infeksi paru.

"Beliau sudah punya diabetes (sebelumnya) kemudian di akhir juga divonis menderita kanker adrenal. Jadi memang, meninggalnya karena komplikasi jantung berhenti dan memang yang sedang diobati itu pneumonia atau infeksi paru tapi bukan Covid-19," lanjutnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved