Cerita Kriminal

Pelarian Penyiram Air Keras ke Guru TK Berakhir, Saling Bantah Pelaku dan Korban Soal Kisah Cinta

Masih ingat kasus penyiraman air keras terhadap guru TK bernama Meli Handayani di Desa Sumber Jaya Belitang II OKU Timur. Pelaku akhirnya tertangkap.

TRIBUN SUMSEL/EDO PRAMADI
Guru TK di Kabupaten OKU Timur, Meli Handayani menjadi korban penyiraman air keras. Masih ingat kasus penyiraman air keras terhadap guru TK bernama Meli Handayani di Desa Sumber Jaya Belitang II OKU Timur. 

Padahal ia merasa sudah banyak berkorban untuk perempuan yang dicintainya itu.

"Uang tabungan saya habis-habisan untuk dia. Tapi ujung-ujungnya dia buat saya sakit hati. Dia banyak janji, ngajak nikah terus nyuruh bilang ke keluarganya. Kalaupun tidak direstui, dia ngajak kabur. Tapi kenyataannya tidak begitu," ujarnya.

Baca juga: Kisah Cinta Tak Berbalas di Balik Insiden Guru TK Disiram Air Keras Saat Mengajar Hingga Buta

Dengan emosi yang memuncak, Sukarji akhirnya memutuskan untuk melukai korban menggunakan air keras.

Rencana itu disiapkannya dengan membeli air keras di sebuah toko bangunan tak jauh dari tempat tinggalnya.

Hingga akhirnya eksekusi dilakukan pada Senin (31/5/2021) sekira pukul 09.30 WIB tepatnya ketika korban sedang berada sendirian di ruang kelas.

Namun air keras yang dibawanya dengan botol mineral justru tumpah ke lantai.

Tak kehabisan akal, Sukarji lantas mengusapkan sarung tangan miliknya ke air keras di lantai untuk kemudian cepat-cepat ia sapukan ke arah wajah korban tepat diarea seputaran mata.

"Saya tidak ada niatan membunuh, cuma mau bikin dia cacat," katanya.

Selain untuk melampiaskan rasa sakit hati, tindakan itu juga sengaja dilakukan Sukarji dengan harapan agar korban dan keluarganya bisa menerima hubungan mereka.

Sukarji mengaku siap untuk menikah korban bila diminta mempertanggung jawabkan perbuatannya.

"Sebenarnya saya ini ada rasa mau tanggungjawab. Kalau dia mau dinikahi ya saya siap," ujarnya.

Baca juga: Kesal Hasrat Cabuli Remaja Digagalkan, Anak Punk Justru Keroyok Teman yang jadi Pahlawan

Dihadapan petugas, Sukarji mengatakan air keras yang digunakan untuk melukai korban tidak sempat untuk dilemparkan.

Melainkan diusap ke arah mata dengan menggunakan sarung tangan miliknya.

Hal itu dilakukan karena botol mineral yang menampung air keras tersebut keburu meleleh sebelum sempat dilemparkan.

"Yang ada di pikiran saya cuma bagaimana sampai dia (korban) bisa terluka. Itu kenapa waktu botol air kerasnya meleleh, cepat-cepet saya sapukan di sarung tangan. Soalnya benda di dekat saya cuma ada itu. Untungnya tangan saya tidak sampai luka," ujarnya.

Sumber: Tribun Sumsel
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved